Eropa Spanyol

Menyambut ‘El Gran Derby’, Laga yang Membelah Kota Sevilla

Derby antara Real Betis dan Sevilla FC merupakan salah satu laga terdahsyat di ajang La Liga Santander. Persaingan antara kedua klub dari kota Sevilla ini mengandung arti jauh lebih dalam daripada sekadar permainan sepak bola.

Lebih dari sekadar duel 90 menit di lapangan, derby kedua klub yang juga dikenal sebagai ‘El Gran Derby’ merupakan identitas kota Sevilla. Setelah jadwal kompetisi dirilis pada bulan Juli, pada pendukung dari kedua kubu langsung mencatat tanggal pertandingannya. Ibu kota region Andalusia tersebut sudah tak sabar menanti pertandingan tersebut sebagai acara olahraga terbesar setiap tahun.

Tak banyak kota di dunia yang membelah sebuah kota seperti pertemuan kedua klub ini. Sevilla adalah kota terpadat keempat di Spanyol, dan pendukung kedua klub terbagi nyaris sama banyaknya. Atmosfer pertandingan tidak hanya terasa di stadion, melainkan juga di bar, restoran, gedung perkantoran, di jalan, dan bahkan di sekolah atau universitas. Derby ini melibatkan penonton dari berbagai kelompok usia dan jenis kelamin.

Para pendukung kedua klub tak peduli apakah tujuan Sevilla adalah untuk meraih satu tempat di Liga Champions tahun depan atau apakah Betis ingin memperbaiki posisi mereka di papan tengah La Liga Santander setelah terpuruk selama bertahun-tahun. Ketika El Gran Derby berlangsung, kedua kubu hanya memiliki satu hal dalam pikiran masing-masing: berusaha keras untuk mengalahkan lawan mereka, membuat pendukung mereka bahagia, dan mengukuhkan diri sebagai penguasa kota indah Sevilla.

Duel pertama kedua klub yang berlangsung pada 6 Januari 2018 ini menjadi pembuka ideal untuk tahun 2018 ini. Suasana di dalam dan di luar stadion selalu menegangkan dan tidak akan berakhir hanya oleh peluit akhir. Atmosfernya akan berlangsung sepanjang pekan, sepanjang bulan, bahkan sepanjang tahun.

Ketika #ElGranDerby dimulai, aktivitas seluruh kota berhenti. Tak ada yang lebih penting dari laga di atas lapangan. Lebih dari 700.000 penduduk Sevilla memperlakukan pertandingan tersebut seperti final suatu turnamen penting. Jalan-jalan kota mendadak kosong. Para penonton yang beruntung menyaksikan langsung aksi-aksi pemain kedua kubu dari tribun stadion. Sisanya terpaku ke layar teve masing-masing. Tak seorang pun warga kota Sevilla yang ingin melewatkan #ElGranDerby .

Sevilla kini berada di urutan kelima klasemen smeentara dan hanya tertinggal dua poin dari Real Madrid di urutan keempat. Artinya, mereka masih berpeluang besar menembus kompetisi Liga Champions musim depan. Kedatangan pelatih baru Vincenzo Montella pun membawa angin segar bagi Los Nervionenses. Pelatih Italia ini mengembalikan idola para Sevillistas musim lalu, Steven Nzonzi, yang sempat diparkir pelatih sebelumnya, Eduardo Berizzo.

Di sisi lain, Betis masih berada di papan tengah, mereka mungkin masih bisa bernapas lega karena jauh dari zona degradasi. Namun, pelatih Enrique Setien mulai menjadi sorotan akibat berbagai hasil buruk yang mereka peroleh sebelumnya.

Sejarah pertemuan kedua kubu

Sevilla FC didirikan pada tahun 1890 oleh sekelompok pengusaha Inggris dan Spanyol. Berdirinya klub tertua kedua di Spanyol ini kemudian diikuti oleh lahirnya rival sekota mereka, Real Betis, pada tahun 1907.

Pertemuan antara dua tim ini bermula pada tahun 1909. Di La Liga, kedua tim sudah saling berhadapan 93 kali. Dari total jumlah pertemuan tersebut, Sevilla lebih unggul dengan memenangi 43 pertandingan, dibandingkan 28 kemenangan yang diukir Betis. Sisanya, 22 pertandingan berakhir imbang.

Dalam sepuluh musim terakhir, #ElGranDerby berakhir dengan 11 kemenangan untuk Sevilla, lima kali imbang dan empat kemenangan untuk Los Verdiblancos. Dalam 20 laga derby itu, Sevilla mencetak 34 gol dan Betis hanya sanggup mencetak 16 gol.

Dalam satu dekade terakhir, Sevilla telah menasbihkan diri mereka sebagai salah satu klub besar di Eropa. Mereka mencetak sejarah sebagai pengoleksi gelar Liga Europa/Piala UEFA terbanyak dengan raihan lima trofi. Di sisi lain, Real Betis telah mengalami degradasi dan promosi dalam  dekade terakhir. Mereka terakhir kali meraih promosi ke La Liga Santander pada musim 2014/2015 dan sampai sekarang tetap meramaikan jagat sepak bola Spanyol.

Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.