Nasional Bola

Menantikan Duet Abdul Aziz dan Amarzukih di Lini Tengah Ayam Kinantan

Jelang bergulirnya kompetisi Liga 1 musim mendatang, setiap tim peserta melakukan persiapan semaksimal mungkin. Para pemain baru didaratkan untuk memperkuat tim yang nantinya akan mengarungi kompetisi. Tak terkecuali tim promosi, PSMS Medan. Skuat asuhan Djadjang Nurdjaman ini sepertinya tidak hanya ingin sekadar lewat saja. Mereka berupaya untuk mengembalikan kejayaan seperti di masa-masa sebelumnya.

Ayam Kinantan berbenah. Beberapa muka lama ada yang dipertahankan, tetapi juga ada yang dilepas. Para pemain baru pun siap untuk menambah kekuatan dari tim pemilik enam gelar juara kompetisi Perserikatan ini. Selain Yongki Aribowo dan Jajang Sukmara, ada dua nama pemain yang sepak terjangnya patut dinantikan di musim kompetisi mendatang, yaitu dua gelandang dari generasi berbeda, Amarzukih dan Abdul Aziz Luthfi.

Seperti yang diketahui, cerita Amarzukih dan Persija Jakarta yang sudah terjalin selama tujuh musim akhirnya usai. Gelandang bertahan putra asli Betawi ini dilepas karena Macan Kemayoran bersiap untuk mencapai ke level yang lebih tinggi. Bersama PSMS, Amarzukih tentu ingin membuktikan bahwa dirinya belum habis.

Soal pembuktian juga berlaku bagi calon duet Amarzukih di lini tengah Ayam Kinantan, Abdul Aziz Luthfi. Pemain yang dijuluki “Andres Iniesta dari Bandung” ini masih mencoba mencari permainan terbaiknya setelah sempat meredup sejak keberhasilan membawa tim provinsi Jawa Barat meraih medali emas pada Pekan Olahraga Nasional (PON) tahun 2016 lalu. Kariernya musim lalu bersama Borneo FC tidak berjalan begitu baik. Ia kekurangan menit bermain bahkan sampai dipinjamkan ke klub Liga 2, 757 Kepri Jaya FC.

Baik Amarzukih maupun Aziz, keduanya dipastikan akan mendapatkan peran penting di tim PSMS Medan musim mendatang. Atribut keduanya sangat sesuai dengan skema khas pelatih Djadjang Nurdjaman yang gemar memainkan poros dua gelandang bertahan atau double pivot, di mana satu gelandang dengan tenaga dan stamina yang baik bertugas untuk menghentikan serangan lawan, sementara satu gelandang lain berfungsi untuk mengalirkan bola.

Hal serupa yang ia lakukan di Pelita Jaya dengan menyandingkan Egi Melgiansyah dan Dedi Kusnandar. Juga ketika ia meraih sukses besar di Persib Bandung di mana inti permainan tim ada dalam kerja sama yang sangat sinergis antara dua gelandang senior, Firman Utina dan Hariono.

Baik Aziz maupun Amarzukih bisa memainkan peran yang sama dengan para pemain yang ada di tim yang ditangani oleh Djadjang sebelumnya. Dan jangan lupakan keberadaan gelandang lain seperti dua gelandang senior, Legimin Raharjo dan Donny Siregar, yang dipastikan akan menambah kekuatan tim.

Djadjang sendiri dalam beberapa kesempatan sudah mengungkapkan bahwa ia tidak ingin skuat asuhannya sekadar numpang lewat. Ia tentu berkeinginan untuk bertahan di kompetisi level tertinggi sekaligus mengembalikan kejayaan klub yang sudah lama hilang. Dan boleh jadi, duet di posisi gelandang antara Amarzukih dan Abdul Aziz, memang akan membawa Djadjang dan PSMS Medan mencapai hal tersebut.

Author: Aun Rahman (@aunrrahman)
Penikmat sepak bola dalam negeri yang (masih) percaya Indonesia mampu tampil di Piala Dunia