Setiap masalah tentu harusnya punya jalan keluarnya. Bagi pesepak bola, “dikucilkan” adalah masalah yang serius. Jika sudah begitu, angkat kaki, mencari klub baru adalah sebuah keharusan. Situasi yang mengenakkan itulah yang dirasakan Henrikh Mkhitaryan bersama Manchester United. Jalan keluar? Mungkin bernama Internazionale Milano.
Awal musim 2017/2018, semua terasa manis dan ceria bagi Mkhitaryan. Pemain asal Armenia tersebut menjadi salah satu andalan Jose Mourinho untuk lini depan Manchester United. Hasil kolaborasinya dengan Juan Mata dan Marcus Rashford adalah salah satu yang terbaik di Liga Primer Inggris.
Mereka bertiga menghadirkan sisi kreatif di lini depan United. Mkhitaryan, yang banyak bermain di belakang Romelu Lukaku, menjadi salah satu sumber peluang emas bagi United. Imajnasi dan visi, serta pemahaman akan pergerakan Lukaku menjadikan lini depan United salah satu yang tertajam di Liga Primer Inggris.
Namun, masa bulan madu tersebut tak berlangsung dalam waktu yang lama. Penurunan performa yang seperti terjadi tiba-tiba menjadi penyebab. Sejak Anthony Martial dan Jesse Lingard cukup menjanjikan ketika mendapatkan kepercayaan, Mourinho mulai menepikan Mkhitaryan. Bahkan, ketika Mkhitaryan tak cedera, Mourinho tak memasukkan namanya ke dalam skuat untuk sebuah pertandingan.
Jarak di antara keduanya semakin melebar. Kasih sayang yang dahulu sempat terbayang, kini tinggal kenangan. Sedih, Mkhitaryan, yang di awal musim, justru semakin terpinggirkan. Yang terbayang di mata Mkhitaryan hanyalah kerasahan. Mkhitaryan berusaha menunggu dengan sabar kapan kesempatan itu datang. Namun, niat menunggu akan semakin rapuh seperti daun yang digoyang angin malam.
Masa depan yang tidak jelas, ditambah jendela transfer yang semakin mendepat, Mkhitaryan dihadapkan pada dua pilihan. Pertama, bertahan dan hanya bisa menunggu. Atau kedua, menyambut uluran tangan Internazonale Milano, yang memang membutuhkan tenaga gelandang kreatif untuk lini tengah mereka.
Perwakilan Internazionale sendiri sudah berusaha menemui agen dari Mkhitaryan, agen “super”, Mino Raiola. Sementara itu, Corriere dello Sport menyatakan bahwa manajemen United sudah memberikan lampu hijau apabila transfer ini akan terjadi. Pada dasarnya, Mourinho memang tak lagi membutuhkan Mkhitaryan. Manis habis, sepah lantas dibuang?
Internazionale sendiri punya dua agenda terkait Mkhitaryan. Pertama, menjadikan Mkhitaryan sebagai antisipasi apabila Joao Mario hengkang. Kedua, Internazionale sendiri memang membutuhkan Mkhitaryan.
Ketika kedua sayap Internazionale dimatikan lawan, Mauri Icardi, sang penyerang sekaligus kapten, kehilangan suplai bola. Oleh sebab itu, kreativitas Mkhitaryan sangat dibutuhkan. Yang perlu dilakukan Internazionale (andai transfer ini terwujud) hanyalah menjaga Mkhitaryan tetap konsisten sepanjang musim.
Author: Yamadipati Seno (@arsenalskitchen)
Koki Arsenal’s Kitchen