Semua tentu terheran-heran apa yang dilakukan oleh Romelu Lukaku di derbi Manchester akhir pekan lalu. Alih-alih berkontribusi besar untuk tim yang ia bela, Manchester United, Lukaku justru menjadi penyebab besar mengapa Manchester City bisa menjebol gawang David de Gea sebanyak dua kali.
Kualitas seorang Lukaku semakin dipertanyakan. Produktivitasnya semakin menurun sejak tampil hebat pada awal musim. Apalagi fakta bahwa sang manajer Jose Mourinho lebih memilih penyerang Belgia ini ketimbang Alvaro Morata di awal musim lalu. Menjadi pertanyaan besar apa yang menyebabkan menurunnya penampilan seorang Lukaku. Bisa jadi jawabannya adalah sepatu yang ia kenakan.
Seperti yang diketahui, Lukaku belum menandatangani kontrak dengan apparel mana pun. Ia adalah sedikit dari kebanyakan pesepak bola di level internasional yang belum terikat dengan produsen olahraga apapun. Atau di Indonesia biasa dikenal dengan istilah “belum di-endorse” .Dengan kata lain, Lukaku masih bebas untuk menggunakan sepatu dengan merek apapun.
Ia sempat menggunakan sepatu produksi adidas pada tur pra-musim United ke Amerika Serikat. Tetapi sejauh ini sepanjang kompetisi, Lukaku lebih banyak menggunakan sepatu keluaran Nike. Mulai dari Nike Hypervenom Phinish II atau sepatu yang paling sering ia pakai, Nike Mercurial Vapor XI, termasuk ketika ia gagal mengeksekusi penalti ketika berhadapan dengan Everton. Di babak pertama ia mengenakan Mercurial Vapor XI versi firm ground berwarna hitam-oranye. Di babak kedua ia menggantinya dengan model yang sama, tipe sedikit berbeda, dan warna yang berbeda yaitu hijau elektrik.
Wayne Rooney bahkan sampai kembali menggunakan sepatu lamanya, Nike Total 90. Dan sejak “berganti” ke sepatu lamanya, permainan Rooney semakin membaik seiring membaiknya penampilan tim yang ia bela, Everton. Atau kisah soal Toni Kroos yang tidak pernah meminta sepatu lain kepada adidas, kecuali hanya custom dari adidas Copa, sepatu yang sama ketika ia memenangkan Piala Dunia 2014 bersama Jerman. Dan seperti diketahui, bahwa permainan gelandang asal Jerman ini selalu berkualitas.
Anda pun paham betul bahwa setiap sepatu memiliki kelebihannya masing-masing. Ada yang bagus untuk mengoper, ada yang cocok untuk berlari atau membawa bola, ada yang sangat bagus untuk menembak. Maka, masalah endorsement ini menjadi begitu penting. Terutama karena hal tersebut akan membuat Lukaku mendapatkan sepatu yang betul-betul sesuai dengan kebutuhannya, yang pada akhirnya akan menunjang penampilannya di lapangan. Mesti diketahui bahwa bahkan pesepak bola bisa membuat sebuah permintaan khusus terkait perubahan terhadap sepatu yang mereka kenakan. Mulai dari lidah, tali, sol, bahkan pull sepatu, atau biasa disebut sebagai custom.
Entah apparel apa yang nanti kemudian akan dipilih oleh Lukaku, bisa jadi ia terpengaruh oleh sahabatnya Paul Pogba, lalu beranjak ke adidas. Atau ia “meresmikan” hubungannya bersama Nike. Puma, New Balance, dan Umbro pun rasanya tidak terlalu buruk, atau Lukaku mau mencoba merk asal Indonesia, Specs?
Yang pasti adalah Lukaku mesti segera memperbaiki penampilannya dan mengembalikan kepercayaan dirinya untuk mencetak gol. Bisa jadi hal tersebut dimulai dengan sesuatu yang sederhana. Dengan memilih sepatu yang tepat, misalnya.
Author: Aun Rahman (@aunrrahman)
Penikmat sepak bola dalam negeri yang (masih) percaya Indonesia mampu tampil di Piala Dunia