Ada yang bilang bahwa cinta pertama tak pernah mati. Ia akan terus hidup, bahkan ketika sudah tertumpuk oleh banyak kenangan baru. Cinta pertama akan terus hidup, bersemanyam, dan muncul ketika otak tak sengaja teringat. Cinta pertama Paul Pogba adalah Manchester United. Hatinya sudah kadung berwarna merah.
Musim panas 2016, Paul Pogba menjadi pusat pemberitaan. Berkembang begitu pesat bersama Juventus, Pogba diburu banyak klub. Mengingat kontribusi dan kualitas Pogba, Juventus tak ragu untuk menyematkan banderol yang tinggi. Namun, karena pada dasarnya pemain berkualitas, tingginya banderol Pogba bukan masalah untuk beberapa tim kaya di Eropa.
Mulai dari Barcelona, Paris Saint-Germain (PSG), Real Madrid, dan tentu saja, hingga Manchester United. Masing-masing menawarkan romantisme yang berbeda. Masing-masing menawarkan kesempatan mengukir ingatan baru dengan narasi yang juga berbeda. Pada intinya, masing-masing menawarkan mimpi.
Barcelona menawarkan Pogba kesempatan bermain dengan skuat juara. Ujung musim 2015/2016, Barcelona menekuk Juventus yang diperkuat Pogba di laga puncak Liga Champions dengan skor 4-1. Bermain bersama Lionel Messi, Neymar, Luis Suarez, Andres Iniesta, hingga Sergio Busquets adalah pesona yang sulit ditampik.
Sementara itu, PSG menawarkan narasi kerinduan akan kampung halaman. PSG, klub dari Prancis itu, tengah membangun skuat terbaik di Eropa menggunakan pesona uang minyak. PSG siap menjadikan Pogba sebagai pusat kehidupan. Tentu, tak hanya menawarkan “kerinduan akan rumah”, PSG tentu siap menyediakan gaji lebih tinggi dari semua tawaran yang masuk.
Bagaimana dengan Real Madrid, klub tersukses di Eropa itu? Sesuai status mereka, Madrid siap memberikan servis terbaik untuk Pogba. Membangun masa depan bersama Cristiano Ronaldo dan Gareth Bale adalah potensi prestasi yang sungguh menarik. Pun, sama seperti PSG, Los Blancos siap menawarkan gaji tinggi.
Namun, ketika cinta pertama datang memanggil, semua pesona seperti lesap dengan sendirinya. Manchester United datang menawarkan ingatan akan kasih sayang. Memang, United pernah melepas Pogba secara cuma-cuma. United pernah tak “memandang” Pogba sebagai penerus Paul Scholes yang legendaris itu.
Namun, sekali lagi, cinta pertama punya segalanya. Pogba tak berpikir dua kali ketika tahu United datang membawa penawaran. Bahkan, tawaran Madrid pun ia tampik dengan mudah. Hatinya kadung sudah ia persembahkan untuk United.
“Jujur, Real Madrid datang dan saya sudah berpikir untuk menerima tawaran mereka. Saat itu, saya juga mempertimbangkan tawaran Manchester United yang juga datang. Namun, saat itu, saya selalu merasakannya di dalam hati saya. Hati saya berkata bahwa saya harus kembali ke sini. Saya tak tahu mengapa. Namun saya tetap melakukannya (bergabung dengan United) dan saya tak menyesal. Saya tak menyesali pilihan ini,” ungkap Pogba.
Cinta, juga tak selalu sempurna. Cacat, sakit hati, membantu insan berkembang. Pogba pernah “dibuang” United. Namun, jika sudah kadung cinta, diri ini mau apa? Hati Pogba sudah “merah”.
Author: Yamadipati Seno (@arsenalskitchen)
Koki Arsenal’s Kitchen