Usai tak memperpanjang kontrak Marcos Flores dan kehilangan Sylvano Comvalius, Bali United bekerja ekstra keras untuk menutup lubang yang mereka tinggalkan. Selain nama-nama baru yang sudah resmi didatangkan, kandidat lain juga diapungkan, salah satunya adalah Kenny Anderson.
Meski namanya beraroma bule, tapi ia bisa dimasukkan ke dalam slot pemain lokal jika nantinya berhasil dinaturalisasi. Sebab, Kenny memang memiliki garis keturunan Indonesia yang didapat dari ibunya, selain darah Skotlandia dari ayahnya dan Belanda yang menjadi tempat kelahirannya.
Kenny sendiri kabarnya hendak dinaturalisasi PSSI pada tahun 2015 lalu bersamaan dengan Stefano Lilipaly, tapi belum diketahui mengapa prosesnya tidak berlanjut. Padahal, rekam jejak Kenny cukup mentereng untuk pemain seusianya jika bermain di Indonesia.
Dari Waalwijk untuk Waalwijk
Lahir pada 14 Februari 1992, Kenny saat ini baru berusia 25 tahun dan merupakan lulusan dari akademi RKC Waalwijk, juga sempat berkarier di tim junior Willem II Tilburg. Namun, di klub yang disebut pertama ia lebih bersinar.
Musim pertamanya di tim senior pada musim 2012/2013 tidak dijalani dengan mulus. Kalah 0-4 dari Heracles Almelo dan hanya bermain tiga kali, tapi ia dapat menyumbang satu gol. Barulah di musim berikutnya ia mendapat status pemain inti, dan bermain 25 kali dengan raihan 4 gol. Uniknya, ia juga sempat mengukir satu asis yang menjadi gol kemenangan ke gawang Feyenoord, tim yang pernah menolaknya ketika Kenny melamar menjadi murid akademi.
Sayangnya, perkembangan pesat yang ditunjukkannya saat itu tidak dibarengi performa apik Waalwijk. Di akhir musim mereka terdegradasi, tapi Kenny tetap setia dengan timnya, tetap berseragam kuning-biru ala Waalwijk di musim 2014/2015.
Keputusan yang terbukti tepat, karena dengan kualitas lawan di Eerstedivisie yang lebih rendah dari Eredivisie, kemampuan Kenny semakin terasah. Dari 17 kali turun ke lapangan hingga akhir musim, 4 gol dicetaknya. Torehan yang membuat Heart of Midlothian kepincut, dan Kenny pun hijrah ke Skotlandia yang merupakan negara kelahiran ayahnya.
Heart saat itu bermain di kasta kedua Liga Skotlandia, dan Kenny membantunya promosi ke tingkat tertinggi. Uniknya, ia sempat “terancam” tidak dapat memiliki medali juara karena baru tampil 8 kali dan kurang bermain sekali lagi sebagai syarat minimal. Beruntung, pelatihnya berbaik hati dan di pekan terakhir ia dimainkan sehingga seusai laga ia berhak menyimpan medali juara itu.
Akan tetapi, di musim berikutnya, tak sekalipun Kenny dipercaya tampil, sehingga ia memutuskan untuk kembali ke Waalwijk pada Januari 2016, walau kontraknya di Heart baru habis pada Juli 2016. Menurut keterangan resmi yang dirilis Heart, kontrak Kenny diputus dengan kesepakatan bersama, sehingga Waalwijk tidak periu mengeluarkan biaya untuk merekrutnya.
Sekembalinya ke Waalwijk, Kenny justru kembali menghabiskan waktunya menjadi pemain cadangan, dengan hanya bermain 8 kali dan mencetak 1 gol. Akan tetapi, di musim berikutnya ia memperoleh status sebagai pemain inti, yang dibayarnya dengan membuat 7 gol dari 31 laga di Eerstedivisie. Raihan yang tidak buruk untuk seorang gelandang serang.
Secara posisi dan gaya bermain, Kenny tampaknya memang bisa didaulat menjadi pengganti Marcos Flores. Namun yang menjadi nilai minus adalah, menit bermainnya yang cukup sering dimulai dari bangku cadangan dan status bebas transfer yang disandangnya sejak bulan Juli lalu.
Bali United sendiri rencananya akan memperkenalkan lagi pemain baru mereka pada 15 Desember nanti. Mari kita nantikan apakah dia adalah Kenny Anderson, atau justru pemain lain.
Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.