Eropa Champions League

Klub-Klub yang Tampil Mengecewakan di Fase Grup Liga Champions Eropa 2017/2018

Fase grup Liga Champions Eropa musim 2017/2018 akhirnya usai sudah. 16 tim sudah memastikan berlaga di perdelapan-final. Mereka akan menantikan lawan mereka pada pengundian tanggal 11 Desember mendatang.

Sejumlah klub besar seperti Real Madrid, Juventus, Barcelona, dan Manchester United, seperti yang diduga, bisa melaju ke fase gugur. Ada juga yang di luar dugaan bisa ke babak 16 besar seperti Tottenham Hotspur dan Besiktas, terlebih sebagai juara grup. Tetapi ada juga beberapa klub kuat yang justru harus tersingkir, alias”terlempar” ke kompetisi kasta kedua atau Liga Europa, atau bahkan ada yang terjerembab di dasar klasemen.

Ironisnya, mereka ini awalnya diunggulkan bisa melaju dengan mudah ke perdelapan-final. Dan juga, beberapa di antaranya punya reputasi cukup mentereng di ajang Liga Champions Eropa selama ini. Tetapi bola itu bundar. Yang terjadi di lapangan tidak selalu sesuai dengan prediksi kebanyakan orang. Nah, siapa saja klub-klub yang secara mengejutkan tersisih dari kompetisi kasta tertinggi Eropa musim ini?

 

situasi Monaco

AS Monaco

Keberhasilan klub ini menjuarai Liga Prancis musim lalu (mengakhiri dominasi Paris-Saint Germain selama empat musim terakhir) dan mencapai empat besar Liga Champions Eropa membuat dunia terkagum-kagum. Nama-nama seperti Benjamin Mendy, Tiemoue Bakayoko, dan si bocah ajaib Kylian Mbappe, mendadak tenar dan jadi rebutan di bursa transfer musim panas lalu.

Tetapi AS Monaco saat ini sudah berbeda. Sembilan pemain pilarnya sudah tidak bersama pelatih Leonardo Jardim lagi dan dampaknya memang terasa. Musim lalu, Radamel Falcao dan kolega masih bisa ada rasa bangga sekalipun kalah di empat besar atas Juventus. Musim ini, mereka secara menyesakkan tersingkir akibat kalah dari tamunya RB Leipzig 1-4 pada 22 November lalu. Dan hasil ini membuat klub negara kerajaan tersebut bahkan tidak bisa berkompetisi di kompetisi ”hiburan” Liga Europa. Monaco hanya memperoleh dua poin dari dua kali seri di fase grup.

 

Antoine Griezmann

Atletico Madrid

Dua kali finalis dan sekali semifinalis Liga Champions Eropa dalam empat musim terakhir, tetapi musim ini skuat asuhan Diego Simeone harus rela main di Liga Europa. Banyak yang meragukan Los Rojiblancos bisa lolos ke 16 besar saat dari empat laga mereka baru bisa mengumpulkan dua poin.

Di dua laga terakhir, Fernando Torres dan kawan-kawan menang atas  AS Roma dan bisa menahan Chelsea 1-1 di London. Setidaknya, kita masih bisa melihat aksi Atleti di kompetisi kasta kedua. Walau begitu, tetap saja dengan reputasi mereka di beberapa musim terakhir, hasil ini sebenarnya tidak terlalu diharapkan.

 

kemalangan Dortmund

Borussia Dortmund

Saat diumumkan bahwa Tottenham Hotspur satu grup bersama Real Madrid dan Borussia Dortmund, sejumlah lelucon bermunculan. Spurs diprediksi bakal tersisih ke Liga Europa dan tak mampu bersaing dengan raksasa selevel Die Borussen dan Los Merengues dengan segala prestasi hebatnya.

Tetapi di luar dugaan justru Dortmund-lah yang tersingkir. Tim asuhan Peter Bosz memang masih berlaga di Liga Europa, tetapi terbayang bahwa mereka hanya mampu meraih tiga poin tanpa kemenangan? Mereka hanya lebih baik selisih gol dari klub sekelas APOEL Nicosia.

Tampil di kandang melawan Real Madrid dan Tottenham, Mario Götze dan rekan-rekan tak mampu menang. Bahkan melawan APOEL pun hanya bisa bermain imbang. Di kompetisi domestik, BVB juga merosot. Setelah delapan laga awal Bundesliga, Dortmund justru susah menang.

Ketergantungan pada mesin gol Pierre Aumerick-Aubameyang dituding sebagai penyebab menurunnya penampilan tim juara Liga Champions musim 1996/1997 ini.

 

Gaya menyerang Maurizio Sarri

Napoli

Berbicara soal wakil Italia di Liga Champions, memang tidak jauh dari Juventus dan duo Milan. Karena AC Milan berlaga di Liga Europa dan Internazionale Milano harus duduk manis tidak bermain di kompetisi Eropa, harapan tertuju pada Juventus dan tahun ini ada Napoli yang tampil lagi di ajang ini.

Musim lalu, tim yang bermarkas di Stadion San Paolo ini mencapai 16 besar dan kalah dari Real Madrid. Dengan penampilan yang cukup stabil di kompetisi domestik dua musim terakhir, diprediksi Lorenzo Insigne dan kolega setidaknya bisa menyamai capaian musim lalu.

Tetapi kenyataan berbicara beda. Napoli berada di peringkat ketiga grup setelah meraih dua kali kemenangan dan empat kali kalah. Dan skuat asuhan Maurizio Sarri harus rela berlaga di Liga Europa.

 

Kredit: Benfica

Benfica

Dianggap bisa menjadi pesaing terkuat Manchester United, Benfica justru tampil amat mengecewakan dan menjadi bulan-bulanan di Grup A. Hanya bisa mencetak satu gol dan kalah pada seluruh pertandingan tentu menjadi statistik sekaligus dosa besar klub asal Portugal tersebut.

Author: Yasmeen Rasidi (@melatee251)