Eropa Champions League

Lima Kesebelasan yang Melebihi Ekspektasi di Liga Champions Musim Ini

Usai sudah pagelaran fase grup Liga Champions musim 2017/2018. 16 kesebelasan telah dipastikan lolos ke babak selanjutnya, 8 tim “terbuang” ke Liga Europa, dan sisanya harus mengakhiri kiprah mereka di kompetisi Eropa.

Cukup menarik membicarakan Liga Champions musim ini, karena beberapa tim justru bisa meraih tiket ke fase gugur, mengalahkan kontestan lain yang lebih favorit di grup mereka. Bahkan, ada yang mengakhirinya dengan menjadi pemuncak klasemen.

Siapa saja mereka? Berikut adalah rangkumannya:

Ulang Tahun Francesco Totti

AS Roma

Awalnya, tidak banyak yang memprediksi kalau Roma bisa lolos dari Grup C, apalagi sebagai juara grup. Dengan pelatih baru plus ditinggal pemain pilar seperti Antonio Rüdiger dan pensiunnya Francesco Totti, I Giallorossi harus menghadapi persaingan berat dengan Chelsea dan Atlético Madrid. Namun, di luar dugaan mereka justru berhasil melaluinya dengan menempati puncak klasemen.

Satu kemenangan dan satu hasil imbang melawan Chelsea menjadi kunci kelolosan anak asuh Eusebio Di Francesco. Dengan 4 poin dan agregat 6-3 melawan juara Liga Primer Inggris itu, Roma berhak menjadi yang terbaik di Grup C karena menang head-to-head. Tak pelak, I Lupi akan menjadi salah satu kuda hitam di fase gugur nanti.

Kredit: FC Basel

FC Basel

Hampir sama dengan Roma, kesebelasan asal Swiss ini menatap musim baru dengan pelatih baru dan susunan pemain baru. Bedanya, mayoritas pemain yang dimiliki Basel saat ini adalah pemain muda. Bahkan ketika bertandang ke Benfica, tak ada satupun pemain Basel yang berusia di atas 30 tahun!

Kunci kelolosan Basel dari Grup A adalah kemenangan 1-0 melawan Manchester United. Gol tunggal Michael Lang di menit ke-89 menghidupkan peluang Basel lolos ke fase gugur, sekaligus membuat CSKA Moskow yang sebelumnya lebih dijagokan lolos, harus menjalani partai hidup mati di Old Trafford pekan ini.

Berbekal pemain muda seperti Dimitri Oberlin (20 tahun), Mohamed Elyounoussi (23 tahun), Raoul Petretta (20 tahun), dan Manuel Akanji (22 tahun), Basel adalah tim yang menarik disimak kiprahnya di Liga Champions. Kalaupun mereka tak melaju jauh di fase gugur, mungkin para pemainnya akan melaju ke tim-tim besar di bursa transfer.

 

Beşiktaş merayakan keberhasilan

Beşiktaş

Tak sia-sia jawara Süper Lig Turki ini mendatangkan nama-nama tenar di bursa transfer, seperti Pepe, Álvaro Negredo, Gary Medel, Caner Erkin, dan Jeremain Lens. Meski statusnya kini hanya pemain semenjana di Eropa, nyatanya Beşiktaş sangat terbantu dengan kehadiran mereka, sehingga dapat lolos dari Grup G sebagai pemuncak klasemen.

Memang tidak ada klub besar yang menghuni grup ini, tapi FC Porto, RB Leipzig, dan AS Monaco bukanlah tim sembarangan jika ditengok kiprahnya musim lalu. Namun, Kara Kartallar justru dapat melaluinya dengan mulus. Empat kemenangan dan dua hasil imbang diraih, yang membuat tim asuhan Şenol Güneş lolos sebagai pimpinan klasemen.

 

Kredit: Shakhtar Donetsk

Shakhtar Donetsk

Di tengah himpitan Manchester City dan Napoli yang lebih diunggulkan di Grup F, tim asal Ukraina ini menyeruak sebagai runner-up di bawah The Citizens, dan menyingkirkan I Partenopei. 12 poin mereka kumpulkan dari 6 laga, dengan rincian 4 kemenangan dan 2 kekalahan. Kunci kelolosan Darijo Srna dan kawan-kawan terdapat di pertandingan pertama dan terakhir. Di partai perdana Shakhtar berhasil mengalahkan Napoli 2-1 di kandang, kemudian di laga terakhir yang menjadi penentuan, mereka mendapat “keuntungan”.

Manchester City yang menjadi lawan di laga pamungkas sudah dipastikan menjadi pemimpin klasemen Grup F dan akan melakoni derbi Manchester di akhir pekan. Hasilnya, Pep Guardiola menurunkan tim lapis keduanya dan Shakhtar mengakhiri laga dengan kemenangan dua gol tanpa balas. Jawara 10 kali Liga Ukraina inipun melaju ke fase gugur.

 

Tottenham Hotspur

Kekhawatiran sempat melanda pendukung Tottenham saat tim kesayangan mereka harus mengungsi sementara ke Wembley. Sebab, rekor The Lilywhites di stadion timnas Inggris itu sangat buruk, dan musim ini mereka berada di Grup H yang merupakan grup maut Liga Champions.

Berada satu grup dengan Real Madrid, Borussia Dortmund, dan APOEL Nicosia, Tottenham awalnya diprediksi hanya dapat memperebutkan peringkat kedua dengan Dortmund. Akan tetapi, yang terjadi justru sebaliknya. Enam pertandingan mereka lalui secara mulus dengan catatan tanpa kekalahan, dan mencetak 15 gol.

Kunci kelolosan Tottenham adalah empat poin yang diraih dari Real Madrid. Hasil 1-1 saat tandang dan kemenangan 3-1 di Wembley membuat anak asuh Mauricio Pochettino melesat sebagai pemuncak klasemen Grup H, meninggalkan El Real dengan selisih tiga poin.

Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.