Anda tentu masih ingat apa yang terjadi pada bulan Mei dua tahun lalu saat pertandingan seru antara Tottenham Hotspur berhadapan dengan Chelsea pada pekan pertandingan ke-36 Liga Primer Inggris 2015/2016. Laga tersebut menjadi momentum di mana Tottenham akhirnya mesti menyerah dalam perebutan gelar juara yang kemudian dimenangkan secara mengejutkan oleh Leicester City.
Saat itu, Tottenham mesti mengalahkan Chelsea untuk terus membuka peluang meraih gelar juara. Harry Kane dan Son Heung-min berhasil membuat klub asal London Utara tersebut unggul. Chelsea lalu berhasil menyamakan kedudukan melalui Gary Cahill, dan Eden Hazard. Setelahnya, tensi pertandingan memanas, banyak tekel, dan bahkan sempat terjadi aksi saling dorong antar-pemain. Ketegangan yang paling intens terjadi antara Danny Rose dan Willian, di mana berakhir dengan winger asal Brasil menunjukkan patch emas gelar juara kepada bek sayap asal Inggris tersebut.
Terkait apa yang terjadi dalam laga tersebut, wasit yang memimpin pertandingan, Mark Clattenburg, mengaku bahwa sebenarnya ia bisa saja hanya memberikan kartu kuning kepada tiga pemain Tottenham, di mana pada kejadian aslinya, Clattenburg memberikan kartu kepada sembilan pemain The Lilywhites.
Seperti yang dilansir oleh BBC Sports, Clattenburg yang kini sudah pensiun mengaku bahwa ia melakukan “pembiaran” agar Tottenham kehilangan gelar juara mereka. Menurut Clattenburg, apa yang ia lakukan sudah sesuai dengan pakem dan gaya memimpin pertandingan yang biasa ia lakukan.
“Masalahnya, ada perbedaan kultur sepak bola antara di Inggris dengan daratan Eropa yang lain. Kontak fisik merupakan seusatu yang begitu disukai di sini. Dalam situasi tertentu, bahkan sifatnya teatrikal. Karena itu terkadang mereka (para pemain) gemar melakukan tekel namun enggan dihukum karena hal tersebut.”
“Saya pikir dalam pertandingan itu (antara Chelsea kontra Tottenham). Media akan membuat tajuk utama bahwa saya adalah penyebab Tottenham kehilangan gelar juara, apabila saya hanya memberikan tiga kartu saja. Saya membiarkan segala sesuatunya berjalan, di mana Tottenham menghancurkan diri mereka sendiri (dengan melakukan banyak pelanggaran). Itulah rencanya, membiarkan mereka sendiri yang menjadi penyebab lepasnya gelar juara,” ujar Clattenburg.
Tindakan yang diambil Clattenburg sebenarnya masuk akal. Karena apabila ia tidak bersikap tegas kepada para pemain dengan memberikan kartu, para pemain bisa saja bertindak kelewatan. Apalagi dalam partai tersebut, Tottenham berada dalam posisi begitu bernafsu untuk membuka peluang meraih gelar juara.
Ujung dari pertandingan tersebut adalah Tottenham dan Chelsea menerima denda dari FA. Sementara itu, gelandang Mousa Dembele dilaran bertanding selama enam pertandingan akibat tindakannya kepada Diego Costa.
Author: Aun Rahman (@aunrrahman)
Penikmat sepak bola dalam negeri yang (masih) percaya Indonesia mampu tampil di Piala Dunia