Jose Mourinho akhirnya mengerti apa yang dia harus lakukan sebagai seorang manajer Manchester United. Setelah tujuh kali gagal mengalahkan tim elite di kandang lawan, akhirnya Setan Merah berhasil mengalahkan salah satu tim papan atas Liga Inggris di kandang lawan. Manajer Portugal tersebut melakukannya dengan menampilkan permainan yang penuh semangat, positif, dan menghibur.
Mourinho selama ini berkeras bahwa caranya adalah satu-satunya cara bermain yang terbaik di zaman sekarang. Gaya Manchester United semasa kejayaan Sir Matt Busby, Class of 92, Eric Cantona, dan sepak bola serangan balik cepat dengan pemain sayap dan sayap belakang yang gesit milik Sir Alex Ferguson, tidak berhasil di era modern.
Tetapi, kemenangan 3-1 atas Arsenal membuktikan Mourinho tidak perlu menang dengan cara yang buruk. Permainan positif dengan serangan balik yang cepat masih terbukti ampuh. Dan inilah Manchester United yang sesungguhnya.
Biasanya, dalam laga melawan tim-tim yang masuk dalam deretan enam besar, Mourinho menampilkan variasi 4-2-3-1, atau baru-baru ini memakai formasi 3-4-1-2 seperti saat melawan Chelsea dan Tottenham Hotspur. Dan hal ini mengakitbatkan adanya sembilan pemain di belakang bola untuk bertahan. Hal ini tentu menghasilkan permainan sepak bola yang lamban, negatif, dan membosankan. Laga Manchester United melawan Liverpool yang berakhir tanpa gol adalah laga terburuk yang melibatkan tim elite.
Namun melawan Arsenal, segalanya berubah. Mourinho menampilkan sepak bola positif. Dia menampilkan sistem 3-5-2 yang mengandalkan pemain sayap belakang seperti Ashley Young dan Antonio Valencia untuk maju ke depan di setiap kesempatan. Ini seperti United di zaman dulu, yang kerap melakukan serangan di setiap kesempatan. Dan hal ini mungkin karena satu nama: Paul Pogba. Kembalinya pemain Prancis ini memberikan United pertahanan ekstra. Menempatkan Nemanja Matic di samping Pogba membuat tim lebih leluasa memainkan tiga bek dan ini memuaskan Mourinho.
Baca juga: Potensi Kembalinya Paul Pogba Bagi Manchester United
Ketika Matic dan Pogba dalam kondisi fit, dan bermain baik bersama di depan ketiga beknya, Mourinho punya lima pemain yang bisa bertahan melawan tim-tim besar seperti Arsenal. Itulah alasan dia membiarkan Valencia dan Young maju. Dengan lima pemain di depan tiga bek tengah, serta Pogba dan Matic menjadi tameng pertahanan, Jesse Lingard bisa bergerak dengan leluasa. Lingard menjadi pemain inti dengan posisi bermain seperti pemain nomor 10 yang selalu dimiliki United, baik itu Cantona atau Wayne Rooney dulu di masa primanya.
Lingard bermain luar biasa melawan Arsenal karena didukung di sisi sayap oleh Valencia dan Young, dan mereka hanya mampu bergerak maju karena formasi 3-5-2. Mourinho hanya bisa memainkan skema ini ketika ada Pogba dan Matic. Ini yang akan menjadi masalah di derbi Manchester minggu depan karena Pogba akan absen akibat terkena hukuman. Dan tentunya,, kita tidak mengharapkan Mourinho akan menerapkan permainan bertahan yang membosankan, bukan?
Absennya Pogba akan menjadi alasan yang membenarkan permainan bertahan yang diterapkan Mourinho. Tetapi, sang peracik taktik tidak boleh menyerah dengan keadaan. Dia harus tetap berpegang pada prinsip, lepas dari fakta apakah bermain bertahan atau menyerang dengan gaya baru. Manchester City tetap kuat dan kemungkinan bisa memenangkan liga jika tidak ada halangan. Alangkah baiknya Mourinho tetap memainkan pola permainan yang sama seperti saat Manchester United mengalahkan Arsenal.
Dengan pemain sayap yang agresif, pemain cepat dan kreatif bernomor punggung 10, penyerang yang menangkap setiap kesempatan, dan Paul Pogba yang muncul melalui lapangan tengah; semuanya adalah gambaran Manchester United masa lalu yang dibangun oleh dinasti Sir Alex Ferguson. Dan hal ini perlu diterapkan di dalam Manchester United masa sekarang.
Setelah menang lawan Arsenal, tidak ada alasan lagi bagi Mourinho untuk menerapkan”parkir bus”, siapapun lawannya. United bisa jadi tidak menang atas City atau menjuarai Liga Primer, tetapi jika mereka tetap bertahan dengan permainan positif, mereka setidaknya mendapat para penggemar baru di Old Trafford.
Disclaimer: Naskah disarikan dari kolom Neil Humpreys untuk Football Tribe dengan judul asli, “Why Manchester United should never play boring football again”
Author: Yasmeen Rasidi (@melatee2512)