Eropa Italia

Perlukah Internazionale Milano Mengejar Daley Blind?

Kocek senilai 16 juta paun digelontorkan oleh Manchester United pada September 2014 kemarin buat mencomot Daley Blind dari Ajax Amsterdam. Penampilan ciamik yang disuguhkan sang pemain kala tampil bersama Belanda di Piala Dunia 2014 dan kehadiran Louis van Gaal sebagai nakhoda anyar The Red Devils, disebut-sebut menjadi alasan utama perekrutan tersebut.

Di bawah asuhan van Gaal pada musim 2014/2015 dan 2015/2016, Blind sukses memaku satu tempat utama (entah sebagai bek tengah, bek kiri ataupun gelandang bertahan) di dalam skuat United. Akan tetapi, pergantian tongkat estafet kepelatihan dari tangan van Gaal kepada Jose Mourinho per musim 2016/2017 yang lalu, sedikit mengubah nasib Blind.

Khusus di musim 2017/2018, putra dari bekas hoofdtrainer tim nasional Belanda, Danny Blind itu, bahkan cuma merumput sebelas kali di seluruh kompetisi yang United ikuti. Semakin ironis, Blind hanya tampil empat kali di Liga Primer Inggris.

Semakin berkurangnya jatah bermain yang diperoleh Blind ini lantas memunculkan kabar bila sang pemain akan didepak. Akan tetapi, manajemen The Red Devils telah menyiapkan skenario agar tak kehilangan Blind dengan cuma-cuma mengingat kontraknya akan habis pada bulan Juni 2018 mendatang.

Dalam klausul yang disepakati pihak Blind dan United sebelumnya, klub memiliki opsi untuk memperpanjang kontrak sang pemain secara otomatis bila perjanjian yang mengikat kedua kubu hampir mendekati masa kedaluwarsa. Dengan begitu, klub yang meminati figur berusia 27 tahun itu harus tetap mengucurkan dana segar buat mengamankan tanda tangan Blind.

Salah satu kesebelasan yang namanya kembali dikaitkan dengan Blind adalah raksasa dari Italia, Internazionale Milano. Ketika ditukangi oleh Frank de Boer medio 2016 kemarin, kabar soal minat I Nerazzurri kepada Blind memang begitu santer terdengar. Namun masa kerja de Boer di Stadion Giuseppe Meazza tidak berlangsung lama dan pada musim ini, Inter telah memiliki nakhoda anyar dalam wujud Luciano Spalletti.

Lalu, masih perlukah Inter mengejar tandatangan Blind?

Mengingat usianya yang cukup matang, skill ciamik dan versatility-nya yang tergolong jempolan, Blind adalah opsi menjanjikan buat memperkokoh sektor belakang I Nerazzurri, utamanya di pos fullback kiri yang begitu ringkih.

Inkonsistensi Yuto Nagatomo, Davide Santon yang sering dilanda masalah fisik, serta Dalbert Henrique yang tak kunjung mendapat kepercayaan dari Spalletti, menjadi pertanda jelas bahwa Inter butuh fullback kiri yang lebih mumpuni. Blind, bagaimanapun juga, adalah nama yang menarik untuk dipertimbangkan.

Walau begitu, manajemen Inter wajib memikirkan secara masak-masak bila ingin mengakusisi Blind dari United. Selain harga (jika benar The Red Devils akan mengaktifkan klausul perpanjangan kontrak otomatis), kondisi kebugaran dan kemampuan adaptasi dari Blind juga mesti dipertimbangkan.

Last but not least, manajemen harus benar-benar tahu apakah Blind cocok atau tidak dengan skema permainan yang dikembangkan oleh Spalletti. Sebab hal inilah yang bakal menentukan esensi perekrutan Blind oleh I Nerazzurri.

Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional