Drawing untuk Piala Dunia 2018 akhirnya telah dilaksanakan. Dimulai dengan grup pertama, Grup A, hasil drawing di grup ini dapat dikatakan berimbang. Tuan rumah Rusia menjadi tim pertama yang menghuni grup ini, disusul oleh wakil Asia, Arab Saudi, kemudian wakil dari Afrika, Mesir, serta wakil dari Amerika Selatan, Uruguay. Melalui hasil ini, dapat dikatakan bahwa semua negara hampir memilki kans yang sama untuk lolos ke babak selanjutnya.
Rusia sebagai tuan rumah memiliki keunggulan untuk menempati pot 1, namun sebenarnya mereka adalah negara dengan peringkat terendah yang berpartisipasi di Piala Dunia 2018 nanti. Rusia diyakini memiliki skuat yang cukup seimbang mulai dari lini depan, tengah, hingga belakang, meski tidak dihuni oleh pemain bintang.
Lini belakang mereka digalang oleh kapten tim sekaligus kiper utama yang sempat digadang-gadang sebagai wonderkid, Igor Akinfeev. Di lini tengah mereka memiliki duo CSKA Moscow, Alan Dzagoev dan Aleksandr Golovin, yang mampu untuk mengatur tempo permainan tim. Lini depan mereka juga cukup tajam, dihuni oleh penyerang-penyerang yang bermain di liga lokal yang terhitung cukup tajam, seperti Fedor Smolov dan Aleksandr Kokorin.
Meskipun begitu, performa mereka di bawah asuhan manajer Stanislav Chercesov, masih jauh dari kata memuaskan. Di Piala Konfederasi 2017, Negeri Beruang Merah ini hanya mampu meraih kemenangan melawan Selandia Baru, lalu kalah melawan Portugal dan Meksiko. Sementara, di empat laga persahabatan selanjutnya, mereka hanya mampu menang melawan Korea Selatan dan imbang melawan Iran.
Meskipun begitu, mereka juga mampu menahan seri Spanyol dan kalah dengan selisih satu gol melawan Argentina. Secara hasil, dapat dikatakan bahwa Rusia hanya mampu menang melawan tim yang secara kualitas lebih rendah dari mereka, namun tentunya mereka memiliki keunggulan bermain di tanah sendiri.
Arab Saudi di atas kertas menjadi negara yang paling lemah di grup ini. Mereka hanya terpaut dua peringkat di atas Rusia dalaam peringkat FIFA terbaru. Secara materi, pemain yang ada di skuat mereka saat ini hanya berasal dari liga lokal saja.
Pemain bintang yang mereka miliki adalah Mohammad Al-Sahlawi, penyerang dari klub Al-Nassr. Penyerang berumur 30 tahun ini memiliki kecepatan sekaligus kemampuan dribel yang tak kalah ciamik dari pemain yang bermain di Eropa. Di fase kualifikasi, Al-Sahlawi berhasil menjadi top skor dengan total 16 gol.
Mereka juga memiliki manajer yang cukup oke di bidangnya, Juan Antonio Pizzi. Pizzi adalah manajer yang berhasil membawa Cile menjadi juara Copa America Centenario di tahun 2016 lalu. Rekor negara kaya minyak ini juga cukup baik di babak kualifikasi, yaitu tak terkalahkan di fase grup kualifikasi awal, lalu berhasil menempati posisi kedua di atas Australia di fase grup selanjutnya.
Meskipun begitu, kualitas mereka yang sesungguhnya terlihat ketika menjalni lima laga uji coba pasca kualifikasi, di mana mereka hanya mampu menang melawan Jamaika dan Latvia, sementara melawan Ghana, Portugal, dan Bulgaria, The Green Falcons tak mampu menyekor barang sekalipun.
Setelah absen selama 28 tahun, Mesir akhirnya kembali berlaga di Piala Dunia. Di babak kualifikasi, mereka secara impresif berhasil finis di posisi pertama klasemen, meski tergabung di grup yang cukup berat bersama Ghana dan Republik Kongo. Dari total enam laga, mereka hanya sekali kalah melawan Uganda.
Secara materi, The Pharaohs memiliki lini depan yang mematikan, dan komposisi di tengah serta belakangnya terhitung cukup baik. Mohamed Salah tentu menjadi sosok yang ditunggu-tunggu di Rusia nanti. Performanya sejauh ini bersama Liverpool sangat mengagumkan. Keberhasilan menjadi top skor Liga Primer Inggris sejauh ini tentu tak dapat dikesampingkan. Penampilannya bersama tim nasional juga tak kalah mematikan, ia berhasil menjadi top skor bagi Mesir di babak kualifikasi dengan total lima gol. Selain Salah, mereka masih memiliki Mohamed Elneny di lini tengah, dan Ahmad Hegazy merupakan pemain bertahan yang cukup solid.
Namun, performa Mesir di kompetisi resmi tergolong tak memuaskan. Meski berhasil menjadi runner-up di Piala Afrika 2017, di tiga kompetisi sebelumnya mereka bahkan tak mampu lolos ke putaran final. Mentalitas mereka dapat menjadi hambatan, namun secara materi, Mesir adalah salah satu yang terbaik di grup A.
Uruguay dapat dikatakan sebagai tim dengan materi sekaligus tradisi yang paling meyakinkan di Piala Dunia. Secara tradisi, La Celeste menjadi satu-satunya negara yang pernah menjadi juara dunia di grup ini. Di Brasil 2014, mereka berhasil menembus hingga babak 16 besar, dan di Afrika Selatan 2010, prestasi mereka bahkan lebih baik lagi, berhasil mencapai semifinal.
Materi yang dimiliki juga tak kalah ciamik. Nama Luis Suarez tentunya masih menjadi nama yang ditakuti oleh semua pemain bertahan di mana pun. Di lini tengah, darah muda dalam diri Rodrigo Bentancur dan Lucas Torreira siap mencuri perhatian. Di sisi pertahanan, masih ada bek tengah dengan fisik prima, Diego Godin, dan kiper yang solid dalam diri Fernando Muslera.
Rekor mereka di babak kualifikasi juga cukup meyakinkan, dengan finis di posisi kedua di fase grup kualifikasi zona CONMEBOL. Oscar Tabarez, manajer legendaris, juga masih memegang kendali tim saat ini, dan ia terbukti mampu membawa skuatnya untuk tampil memuaskan. Permasalahan yang dimiliki Tabarez adalah ia harus menjaga pemain-pemain terbaiknya untuk benar-benar perform ketika dibutuhkan.
Di Copa America Centenario 2016 lalu, mereka tak mampu lolos grup setelah kalah dari Meksiko dan Venezuela. Di perhelatan itu, pemain-pemain terbaik Uruguay seperti Godin dan Suarez tak mampu tampil baik dan mereka harus mengemas koper lebih awal. Namun, apabila Tabarez berhasil mengatasi hal ini, dapat dipastikan Uruguay memiliki peluang terbesar untuk lolos dari grup ini.
Setelah melihat keunggulan dan kelemahan masing-masin tim, dapat diprediksi bahwa Uruguay akan memuncaki grup, dan diikuti oleh Mesir di peringkat kedua. Meskipun begitu, kemungkinan besar tak akan terjadi ketimpangan di grup ini. Rusia tentunya juga memiliki peluang yang tak kalah untuk menggantikan Mesir sebagai negara yang mampu lolos karena mereka memiliki keunggulan sebagai tuan rumah dan memiliki skuat yang merata di semua lini. Arab Saudi bisa menjadi underdog yang dapat menyulitkan, namun rasanya wakil Asia yang satu ini sulit untuk lolos lebih lanjut. Yang jelas, meski dihuni oleh negara-negara yang peringkatnya cenderung rendah dibanding grup lain, persaingan di grup ini kemungkinan besar akan lebih ketat dibanding grup lain.
Author: Ganesha Arif Lesmana (@ganesharif)
Penggemar sepak bola dan basket