Dalam kurun dua bulan pamungkas ada begitu banyak kisah pergantian pelatih yang muncul di ajang Liga Primer Inggris. Lucunya, pergantian tersebut melibatkan nama-nama lawas yang sudah tidak asing di telinga. Mulai dari Roy Hodgson, David Moyes, Alan Pardew sampai yang teraktual, Sam Allardyce.
Akrabnya nama mereka buat pencinta sepak bola lantaran karier kepelatihan mereka di kancah sepak bola profesional telah berlangsung belasan atau bahkan puluhan tahun. Tak perlu heran juga bila usia keempat nama itu juga masuk ke dalam kategori uzur.
Sejatinya, fenomena itu kurang baik untuk iklim sepak bola Inggris karena pelatih-pelatih gaek masih jadi pilihan klub yang berlaga di kasta teratas. Kesempatan buat para pelatih muda, utamanya yang berasal dari Inggris, guna unjuk gigi seolah dikebiri dengan sendirinya.
Baca juga: Komedi Putar Pelatih Medioker Liga Primer Inggris
Kondisi semacam itu berbanding terbalik dengan kompetisi teratas di tanah Jerman, Bundesliga. Walau jadi titik puncak dalam piramida sepak bola Jerman, Bundesliga bukanlah kompetisi yang anti terhadap para pelatih muda.
Buktinya, enam dari delapan belas klub yang bertempur di Bundesliga musim 2017/2018 mempunyai pelatih yang usianya masih sangat belia. Mereka adalah Julian Nagelsmann (Hoffenheim), Domenico Tedesco (Schalke), Frank Kohfeldt (Werder Bremen), Hannes Wolf (Stuttgart), Manuel Baum (Augsburg), dan Sandor Schwarz (Mainz).
Ajaibnya, usia dari keenam sosok tersebut belum ada yang menembus 40 tahun. Nagelsmann jadi yang termuda sebab baru berusia 30 tahun sedangkan Schwarz merupakan figur ‘tertua’ dengan umur 39 tahun.
The next generation are making a name for themselves…
A third of #Bundesliga sides are managed by coaches under 40 ✊️ pic.twitter.com/shop3X3MMj
— Bundesliga English (@Bundesliga_EN) November 29, 2017
Performa yang diperlihatkan para pelatih muda di atas dalam membesut timnya juga tergolong apik musim. Hingga Bundesliga memasuki pekan ke-14, praktis cuma Bremen asuhan Kohfeldt saja yang terjerembab di lembah degradasi karena tim-tim besutan dari lima pelatih belia lain menghuni peringkat 13 ke atas.
Lebih mantapnya lagi, keenam figur tersebut adalah warga Jerman. Ini berarti, Negeri Bavaria takkan khawatir jika di masa yang akan datang mereka butuh sosok pelatih jempolan, misalnya saja untuk menangani tim nasional Jerman. Keadaan sebaliknya, justru menjadi masalah menahun di Inggris.
Untuk kesekian kali, Jerman membuktikan pada dunia jika perkembangan sepak bola di negara mereka sudah berada di level yang berbeda. Menjadi hal yang wajar bila Jerman senantiasa konsisten dan sanggup menorehkan prestasi gemilang di berbagai turnamen sepak bola yang mereka ikuti.
Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional