Gennaro Gattuso resmi diangkat sebagai pelatih AC Milan menggantikan Vincenzo Montella. Ada banyak ide yang ia utarakan secara sekilas ketika berbicara di depan wartawan sebagai bentuk salam perkenalan. Salah satu yang Gattuso tegaskan adalah dirinya bukan tukang gertak semata. Pertandingan tak hanya dimenangi hanya bermodalkan intimidasi.
Salah satu narasi konyol yang langsung muncul adalah Gattuso tak akan segan-segan menggampar para pemain yang tak bermain sepenuh hati dan sering membuat kesalahan. Yang dimaksud “menggampar” di tulisan ini adalah aksi nyata, bukan sebuah penggambaran saja. Maklum, Gattuso dikenal sebagai mantan gelandang yang menyambut kontak fisik dengan gembira.
Maka, gambaran “keras” seperti itulah yang langsung terbentuk di banyak kepala Milanisti. Mantan pemain Milan tersebut pun dengan tegas membantahnya. Ia juga menegaskan bahwa sebuah pertandingan tak bisa dimenangi hanya dengan gairah dan intimidasi, apalagi gertakan. Ia tak ingin citra diri seperti itu yang menjadi gambaran tungga perihal idenya di atas lapangan.
“Sungguh konyol bagi saya bahwa yang kita bicarakan hanya soal ketika saya menggertak dan mengintimdasi. Saya tidak mendapatkan lisensi kepelatihan begitu saja. Saya harus belajar untuk bisa mendapatkannya. Anda tak bisa mempersiapkan laga hanya dengan gairah dan intimidasi. Anda butuh banyak ilmu pengetahuan. Kita tak boleh melupakan DNA Milan, sebuah bentuk penghargaan untuk sejarah dan kemauan untuk berkorban,” tegas Gattuso seperti dikutip oleh Football Italia.
Memang, Gattuso sendiri akan berusaha mempertebal kekuatan mental Milan. Selain rata-rata usia skuat yang masih begitu muda, 21 tahun, Milan tengah melewati masa-masa yang berat. Mental yang tepat sangat dibutuhkan untuk bangkit.
“Kami butuh semangat seperti ketika pergi berperang, tangguh saja memang belum cukup, kami juga membutuhkan kualitas (dari setiap pemain). Saat ini, saya tak ingin melihat klasemen sementara. Saya akan menjalaninya selangkah demi selangkah. Pertandingan melawan Benevento harus diperlakukan seperti final Piala Dunia. Kami harus berubah. Saya akan memperbaiki mental para pemain. itu prioritas saya,” tegas Gattuso lagi.
Untuk ide di atas lapangan, Gattuso masih akan menggunakan sistem tiga bek dan empat gelandang. Skema yang digunakan, di atas kertas, masih sama seperti yang diterapkan Montella. Namun, Gattuso menegaskan bahwa ia punya ide yang berbeda, meski menggunakan skema yang sama.
“Kami akan bermain dengan tiga pemain bertahan. Saya berkawan dengan Montella, meskipun beberapa konsep yang kami yakini sangat berbeda. Ia suka tim ini menguasai bola, sama seperti saya. Namun, kami harus lebih direct. Tiga bek dan empat gelandang sudah pasti akan digunakan, lantas untuk lini depan kita akan lihat nanti.”
Milan dan Gattuso sama-sama saling membutuhkan. Milan butuh suntikan mental dari Gattuso untuk bangkit dari mimpi buruk, sementara Gattuso butuh Milan untuk menegaskan bahwa ia pelatih yang komplet. Bukan tukang gertak semata.
Author: Yamadipati Seno (@arsenalskitchen)
Koki Arsenal’s Kitchen