Semenjak naik ke tim utama Schalke 04 medio 2013 silam, nama Maximilian ‘Max’ Meyer telah digadang-gadang oleh berbagai pihak sebagai calon bintang utama Die Königsblauen pada masa yang akan datang.
Harapan yang disematkan kepada Meyer memang tidak salah karena pelan tapi pasti, dirinya memang terus menjadi andalan Schalke walau selama 2013-2017, ada pergantian pelatih sebanyak lima kali di tubuh skuat, mulai dari Jans Keller, Roberto Di Matteo, Andre Breitenreiter, Markus, Weinzierl sampai kini ditangani Domenico Tedesco.
Hebatnya lagi, selama diasuh oleh Tedesco, penampilan yang disuguhkan Meyer tampak semakin memesona walau sang pelatih memberinya sebuah peran anyar dan sedikit tidak lazim karena tak pernah dilakukan Meyer sebelumnya.
Dalam skema permainan yang dijalankan Tedesco musim ini, 3-4-3 atau 3-5-2, menjadi formasi yang paling sering digunakannya. Kondisi tersebut lantas menginisiasi peran baru Meyer di dalam tim. Dirinya tak lagi ditempatkan sebagai gelandang serang yang beroperasi di sepertiga area lawan, melainkan lebih ke dalam, berdiri tepat di depan tiga pemain belakang, dengan peran sebagai deep-lying playmaker.
Baca juga: Mengenal Domenico Tedesco, Pelatih Muda yang Siap Mengguncang Dunia
Luar biasanya, Meyer justru berhasil mengemban dan memainkan peran itu dengan sangat baik. Buktinya tersaji dengan rekor impresif Schalke yang tak terkalahkan di enam pertandingan terakhir Bundesliga 2017/2018. Lewat serentetan hasil positif berupa empat kemenangan dan dua kali seri itu juga, Die Königsblauen kini merangsek ke peringkat dua klasemen sementara.
Berkaca pada keadaan tersebut, sejumlah pujian pun dilayangkan kepada Meyer yang dinilai cepat beradaptasi dengan peran barunya. Sejumlah media Jerman bahkan menyandingkan kisah perubahan peran Meyer ini dengan salah seorang gelandang legendaris kepunyaan Italia, Andrea Pirlo.
Di masa awal kariernya, Pirlo adalah gelandang serang yang area bermainnya lebih dekat dengan penyerang dan gawang lawan. Namun pelatih Brescia, klub di mana Pirlo mulai angkat nama, Carlo Mazzone, justru memaksanya untuk bermain lebih ke dalam sebagai deep-lying playmaker. Tapi seperti yang kita ketahui bersama, Pirlo malah tampil fantastis dengan peran dan posisi bermainnya yang baru itu.
“Aku belum pernah bermain di posisi dan peran ini sebelumnya. Namun sekarang, aku juga harus tampil lebih defensif (dengan melakukan tekel ataupun intersep) sekaligus menginisiasi serangan dari bawah. Jujur saja, ini menyenangkan (sebab kesempatanku untuk memegang bola menjadi lebih banyak) dan aku akan terus bekerja keras untuk bisa memenuhi ekspektasi pelatih serta fans”, ujar Meyer seperti dilansir laman resmi Bundesliga.
Bila penampilan menawan Meyer bisa secara konsisten diperlihatkannya, bukan tidak mungkin jika sosok berumur 22 tahun ini dapat membawa Schalke meraup prestasi di musim ini, entah di ajang Bundesliga maupun Piala Jerman.
Di sisi lain, pelatih tim nasional Jerman, Joachim Löw, juga pasti akan semakin pening buat menentukan nama-nama gelandang terbaik yang bakal dibawanya bertempur di Piala Dunia 2018 mendatang. Sebab Meyer dengan transformasinya yang luar biasa, merupakan opsi yang kelewat ciamik untuk diabaikan begitu saja.
Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional