Derbi London Utara sabtu (19/11) lalu berakhir damai di lapangan. Laga yang dimenangi Arsenal dengan skor 2-0 tersebut memang mengandung beberapa keputusan meragukan yang dikeluarkan wasit Mike Dean, namun secara keseluruhan, derbi yang biasanya diwarnai oleh keributan antar-pemain di lapangan ini berlangsung tenang.
Meskipun begitu, keributan ternyata terjadi di luar lapangan, tepatnya di dunia maya. Drama yang terjadi di media sosial Twitter ini melibatkan beberapa jurnalis ternama Inggris, akun Twitter resmi Arsenal, serta para Gooner. Drama yang terjadi ini tentu lumayan menghibur bagi yang melihatnya.
Pertengkaran ini diinisiasi oleh Adam Crafton, jurnalis Daily Mail yang entah apa alasannya, memilih 11 pemain Tottenham Hotspurs ketika diminta memilih kombinasi Best XI antara Arsenal dan Spurs jelang derbi. Di dalam artikel ini, hanya Crafton yang memilih untuk mengabaikan pemain Arsenal di tim pilihannya. Tentunya, sah-sah saja sebenarnya Crafton menentukan pilihannya, namun keputusannya untuk membawa artikel ini ke Twitter menjadi penyebabnya.
We were asked to give our Arsenal/Tottenham composite XI. So I gave the Tottenham team. https://t.co/psVtWo4T07
— Adam Crafton (@AdamCrafton_) November 17, 2017
Ketika laga usai, pilihan Crafton tentunya menjadi bahan olokan banyak orang, tak terkecuali admin Twitter @Arsenal, yang membalas cuitan Crafton dengan gif Mesut Özil yang tengah menyesap teh di cangkir. Crafton dituding hanya ingin mencari sensasi demi mendapatkan klik, seperti layaknya judul-judul clickbait yang sedang marak akhir-akhir ini, dengan memilih tim seperti itu.
— Arsenal (@Arsenal) November 18, 2017
Ternyata, cuitan @Arsenal ini mengundang banyak Gooner, sebutan pendukung Arsenal, untuk membalas twit Crafton sebelumnya. Tab mention sang jurnalis tentu dibanjiri oleh olokan, namun sayangnya, terdapat beberapa ejekan yang tak pantas, yang mengandung kata-kata berbau homofobik, anti-semit, bahkan ancaman pembunuhan! Meskipun begitu, anehnya, Crafton menyalahkan twit balasan @Arsenal karena menurutnya, twit itulah yang memicu ejekan tak pantas tersebut muncul.
Re this: I picked a team. Arsenal won. I look a bit silly. Congrats to Arsenal. But since they tweeted it to 12m people, I've had all-day harassment on here, including anti-Semitic, homophobic abuse & people wishing me dead. I can handle it but would not advise clubs repeat this. https://t.co/BrHw6E0bfQ
— Adam Crafton (@AdamCrafton_) November 18, 2017
Crafton yang ngambek melalui twit ini, ternyata mendapat banyak dukungan dari sesama jurnalis, seperti Henry Winter yang bekerja bagi Times, dan Neil Custis anggota The Sun.
Arsenal's social media is usually very good, as it should be with so many people working on it, but that cheap tweet was a misjudgement.
— Henry Winter (@henrywinter) November 19, 2017
Hope @Arsenal social media team are feeling suitably smug over the torrent of abuse they subjected a thoroughly nice bloke to yesterday
— Neil Custis (@ncustisTheSun) November 19, 2017
If you have 12m followers, and you are well aware of the potential aggressive response and 'release the hounds' element of any nudge, you have a responsibility. You can't just absolve yourself by going "well, that's twitter, isn't it!"
— Miguel Delaney (@MiguelDelaney) November 19, 2017
Meskipun begitu, tindakan yang dilakukan oleh admin @Arsenal juga dibela oleh beberapa nama di sepak bola, seperti Gary Neville. Bahkan, ada juga jurnalis yang tak menyalahkan Twitter @Arsenal atas apa yang menimpa Crafton. Tak hanya itu, kampanye dukungan terhadap admin Twitter yang satu ini melalui tagar #IStandWithArsenalTwitterAdmin
Clubs should absolutely continue to do this type of thing. We shouldn’t let the minority who have overstepped the mark on here cloud what is good humour and interaction . https://t.co/qbw3iCPBgQ
— Gary Neville (@GNev2) November 19, 2017
Hated. Adored. Never ignored.#IStandWithArsenalTwitterAdmin pic.twitter.com/GFAp9fxREb
— Niall (@Sanogology) November 19, 2017
Meskipun pada kenyataanya, drama ini diawali Crafton, tentu semua caci-maki ofensif yang ia terima tak pantas dilakukan. Di sini, pendukung Arsenal yang melakukan semua kekerasan verbal tersebut adalah yang seharusnya disalahkan, bukan sang admin Twitter, atau pun Crafton.
Sebagai jurnalis, Crafton tentunya berhak atas opininya, meskipun pada akhirnya, ia tak menanggung risikonya dengan jantan. Selain itu, yang dilakukan oleh admin Twitter @Arsenal hanyalah sebatas candaan belaka, seperti yang dikatakan Gary Neville. Bagi yang netral, drama ini tentunya menarik untuk diikuti karena kisahnya yang lucu dan menarik.
Author: Ganesha Arif Lesmana (@ganesharif)
Penggemar sepak bola dan basket