Eropa Jerman

Pendar Cahaya Sebastien Haller

Jika dibandingkan dengan sosok semisal Karim Benzema, Antoine Griezmann, Alexandre Lacazette maupun Kylian Mbappe, nama Sebastien Haller jelas kurang akrab di telinga penikmat sepak bola walau kelima nama itu punya satu persamaan yakni berpaspor Prancis. Kalaupun familiar, barangkali hanya bagi mereka-mereka yang sering memainkan game Football Manager.

Sejak lulus dari akademi Auxerre dan membela klub yang sama selama tiga musim (2012-2015), nama Haller memang kurang terdengar gaungnya. Berbeda dengan Griezmann yang kala itu sudah moncer bareng Real Sociedad sehingga dicomot Atletico Madrid, ataupun Lacazette yang jadi penggawa pilar Olympique Lyon.

Meski begitu, potensi yang dimiliki Haller tidaklah kalah dengan kompatriotnya tersebut. Di level junior, khususnya U-21, pemain setinggi 190 sentimeter ini bahkan menjadi andalan Les Bleus.

Selepas membela Auxerre, Haller secara tidak terduga justru bergabung dengan klub papan tengah Eredivisie, FC Utrecht. Namun pilihannya itu tidak salah lantaran ia selalu konsisten mencetak dua digit gol dalam kurun dua setengah musim mentas di Stadion Galgenwaard.

Berkat serangkaian performa apik itu pula, bikin kesebelasan asal Jerman, Eintracht Frankfurt, tertarik untuk meminangnya. Usaha yang dilakukan kubu Die Adler guna merayu Haller supaya hijrah akhirnya terwujud di musim panas 2017 kemarin. Nominal sebesar 7 juta euro menjadi tebusan yang harus dibayarkan oleh Frankfurt.

Walau sempat mengalami kemandulan pada empat partai pertamanya di ajang Bundesliga, pelan tapi pasti, Haller sukses menunjukkan kelasnya. Di tujuh pertandingan selanjutnya bareng Die Adler, Haller berhasil menggelontorkan lima gol.

Tak hanya di ajang Bundesliga, saat Frankfurt mentas di kompetisi Piala Jerman, Haller pun sukses menyumbangkan tiga gol dari dua kesempatan merumput bagi klub yang kini dibesut oleh Niko Kovać tersebut.

Semakin mantapnya performa Haller ini juga yang membuatnya didapuk sebagai TAG Heuer Rookie of The Month edisi Oktober, sebuah penghargaan bulanan bagi pemain-pemain yang menjalani musim perdananya di ajang Bundesliga. Haller sukses mengalahkan dua pesaingnya yaitu Ihlas Bebou (Hannover 96) dan Benjamin Pavard (Stuttgart).

Kenyataan ini, sekali lagi membuktikan bahwa Haller punya kemampuan spesial sebagai penyerang muda. Bukan tidak mungkin, seiring dengan kedewasaan sikap dan kematangannya dalam bermain, Haller benar-benar sanggup melambungkan namanya sebagai salah satu penyerang tajam di ajang Bundesliga, bersaing dengan nama-nama top macam Pierre-Emerick Aubameyang dan Robert Lewandowski.

Sebab hanya dengan cara itu pula, kesempatannya untuk mendapat tawaran bergabung dengan tim-tim yang lebih mapan akan semakin terbuka di masa depan. Lebih jauh, peluangnya untuk memperoleh panggilan dari Didier Deschamps sebagai pelatih tim nasional senior Prancis juga meroket.

Akan tetapi, tak menutup kemungkinan juga bila Haller bakal mempertimbangkan tawaran untuk memperkuat timnas Pantai Gading mengingat ia memiliki darah keturunan dari negerinya Didier Drogba tersebut.

Semoga pendar cahaya yang tengah diperlihatkan Haller musim ini bisa terus berlanjut sampai pengujung musim, ya.

Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional