Nasional Bola

Pemain-Pemain Indonesia di Malaysia dalam Sepuluh Tahun Terakhir

Rumor Evan Dimas dan Ilham Udin Armayin ke Liga Malaysia semakin kencang berembus. Ini sedikit banyak membuktikan bahwa kualitas pemain-pemain Indonesia di Negeri Jiran suda cukup diperhitungkan. Kesuksesan Bambang Pamungkas dan Elie Aiboy ketika memperkuat Selangor pada pertengahan 2000-an sepertinya masih belum terlupakan publik Malaysia.

Beberapa nama pemain Indonesia lain juga pernah mengadu nasib di Malaysia, antara lain Ilham Jayakesuma, Kurniawan Dwi Yulianto, dan Ponaryo Astaman. Bagaimana dengan satu dekade trakhir? Berikut ini beberapa pemain Indonesia yang bermain di Malaysia selama sepuluh tahun terakhir:

 

Ilija Spasojevic

Ilija Spasojevic (Melaka United, Malaysia Premier League 2016 & Malaysia Super League 2017)

Mari kita mulai dari penghuni baru tim nasional Indonesia, Ilija Spasojevic. Perjalanan karier pemain kelahiran Montenegro yang baru saja beralih kewarganegaraan menjadi Indonesia ini mungkin tak akan sempurna andai saja ia tak pernah memutuskan untuk menjajal Liga Malaysia bersama Melaka United.

Di klub tersebut, Spaso mencetak 24 gol yang membawa mereka promosi ke Malaysia Super League. Ia juga keluar sebagai pencetak gol terbanyak kasta kedua Malaysia tersebut pada tahun 2016. Sebelum kembali ke Indonesia, Spaso sempat beradu fisik dengan para pemain di kasta teratas Malaysia, Malaysia Super League, selama setengah musim.

 

Budi Sudarsono

Budi Sudarsono (PDRM, Malaysia Super League 2007)

Salah satu penyerang terbaik yang pernah dimiliki Indonesia ini memilih meninggalkan Persik Kediri pada tahun 2007 untuk bergabung dengan  PDRM (Polis Diraja Malaysia). Klub milik Kepolisian Malaysia tersebut saat itu berlaga di Malaysia Super League, dan mengontrak ‘Sang Ular Piton’ selama empat bulan. Masa-masa awalnya di Malaysia termasuk lancar. Budi sukses mencetak dua gol untuk PDRM di ajang Piala FA Malaysia 2008 yang menjadi laga debutnya. Namun, akibat kesulitan mempertahankan konsistensi, Budi tak mampu mengikuti performa gemilang Bambang dan Elie. PDRM memutuskan untuk tidak memperpanjang kontraknya di akhir musim.

 

Kredit: Kompasiana

Hamka Hamzah (PKNS Selangor, Malaysia Super League 2014)

Kapten PSM Makassar saat ini, Hamka Hamzah, meninggalkan Tanah Air tak lama sebelum Indonesia Super League (ISL) musim 2014 bergulir. Saat itu ia memilih hengkang dari Mitra Kukar dan menerima pinangan klub Malaysia, PKNS Selangor.

Penampilan Hamka di klub tersebut cukup bagus. Seperti kebanyakan penampilannya di Indonesia, ia sering mencetak gol meski berposisi sebagai bek tengah. Meski PKNS gagal berprestasi dan harus terdegradasi ke kasta kedua, dikabarkan klub tersebut mampu membayar Hamka tiga kali lipat dari bayaran yang diterimanya di Indoneia.

 

Steven Imbiri (kiri). Kredit: Fourfourtwo

Steven Imbiri (MISC-MIFA, Malaysia Premier League 2017)

Tak banyak yang tahu bahwa pemain yang pernah memperkuat Bali United di Liga 1 2017 ini sempat bermain di Malaysia meskipun hanya sebentar. Setelah TSC 2016 berakhir, Steven Imbiri bergabung dengan pendatang baru di kompetisi kasta kedua Malaysia, sebuah klub kecil bernama Malaysian Indian Sports Council (MISC)-MIFA.

Namun, keberadaan mantan pemain Persija Jakarta dan Persela Lamongan ini di putaran kedua Go-Jek Traveloka Liga 1 2017 membuat kita bisa menyimpulkan performa sang pemain gagal memikat klub Malaysia tersebut. Kontraknya langsung diakhiri pada putaran kedua Malaysia Premier League.

 

Dedi Kusnandar

Dedi Kusnandar (Sabah FA, Malaysia Premier League 2016)

Pemain kelahiran Sumedang ini termasuk beruntung ketika direkrut klub kasta kedua Malaysia, Sabah FA, lewat mekanisme trial. Pasalnya, kompetisi di Indonesia sedang berhenti karena PSSI terkena hukuman FIFA. Kerja keras membuat pemain timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2013 tersebut tak kesulitan menjadi pilihan utama. Dedi sebenarnya kembali ditawari kontrak untuk musim 2017 ini, tapi ia lebih memilih pulang ke Indonesia untuk membela Persib Bandung.

 

Patrich Wanggai
Selebrasi Patrich Wanggai (Kredit: TribunNews)

Patrich Wanggai (T-Team FC, Malaysia Super League 2014)

Patrich Wanggai meninggalkan Persipura pada musim 2014, meski hanya semusim memperkuat klub besar Pulau Papua tersebut dan menjadi bagian penting dibalik kesuksesan Persipura menjuarai  Indonesia Super League (ISL) 2013. Ia  memutuskan untuk bergabung dengan klub Trengganu, T-Team FC. Patrich langsung menjadi pujaan suporter klub tersebut berkat koleksi 12 golnya di Malaysia Super League 2014.

Sayang, T-Team harus terkena degradasi, sehingga Patrich memutuskan untuk pulang ke Indonesia membela Sriwijaya FC, sebelum akhirnya bertualang lagi ke Timor Leste membela Karketu Dili FC pada tahun 2016.

 

Andik Vermansyah

Andik Vermansyah (Selangor FA, Malaysia Super League 2014 – ?)

Andik adalah satu-satunya pemain yang mengharumkan nama Indonesia di Malaysia saat ini. Meski awal kedatangannya lebih didorong motif bisnis, yaitu keinginan Selangor memperluas pasar ke Indonesia, kualitas pemain ini akhirnya berbicara dengan sendirinya. Andik sukses mengantarkan sebuah gelar bagi klub tersebut, yaitu Piala Malaysia 2015.

Pemain binaan Persebaya Surabaya itu juga sempat mencetak rekor gol tercepat kedua di Malaysia dengan golnya pada detik ke-12 ke gawang Johor Darul Ta’zim FC. Bukan hanya itu, ia juga seringkali dipercaya sebagai kapten klub berjulukan The Red Giants ini. Seperti dua pendahulunya, Bambang dan Elie, Andik pun sudah seperti cult hero di Selangor.

Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.