Ketika seorang pelatih gagal “memegang dan menguasai” ruang ganti pemain, maka hanya ada satu kata: pecat! Situasi menyedihkan itulah yang tempo hari dirasakan Gian Piero Ventura. Para pemain timnas Italia sudah kehilangan kepercayaan kepada pelatih berusia 69 tahun tersebut. dan pemecatan pun memang tak terhindarkan lagi. Kandidat pengganti? Carlo Ancelotti.
Pemecatan Ventura memang seperti hujan deras di kala musimnya, alias memang akan terjadi, cepat atau lambat. Kegagalan membawa timnas Italia lolos ke Piala Dunia 2018 adalah dosa yang tak terampuni. Tak hanya gagal, dosa Ventura semakin kelam, ketika ia kehilangan kepercayaan dari para pemain timnas Italia senior.
Misalnya ketika Italia tengah membutuhkan gol untuk mengalahkan Swedia, Ventura justru menginstruksikan Daniele De Rossi untuk pemanasan. Tentu, instruksi tersebut mengindikasikan Ventura ingin memainkan De Rossi. Respons negatif ditunjukkan De Rossi dengan menolak melakukan pemanasan dan mengindikasikan bahwa Italia justru membutuhkan Lorenzo Insigne.
Pembangkangan De Rossi hanyalah ujung dari gunung es masalah yang tengah dihadapai timnas Italia di bawah rezim Ventura. Mantan pelatih Torino tersebut seperti menutup telinganya ketika banyak pihak menyarankannya memainkan Jorginho dan Insigne. Maklum, Italia seperti kering kreativitas dan Ventura enggan beradaptasi.
Ventura baru memainkan Jorginho di leg kedua play-off Piala Dunia menjamu Swedia. Semua seperti sudah terlambat. Kalah di leg pertama, ditambah Italia yang bermain seperti ayam kehilangan kepala, tak bisa membongkar deep-block Swedia. Tak ada kreativitas di lini depan, tak ada Insigne malam itu. Pedih!
Pedih, karena Ventura berhasil “memaksa” banyak pemain senior Italia pensiun dengan menelan kesedihan. Tak ada manusia yang waras yang tak sedih melihat Gianluigi Buffon meratap, menangis sambil meminta maaf di depan televisi nasional Italia. Giorgio Chiellini, Andrea Barzagli pun menyusul Buffon untuk tak lagi berjuang bersama timnas Italia. Pedih!
Di tengah kegagalan tersebut, bahkan Ventura sempat berkelit dengan menegaskan bahwa dirinya tak akan mundur. Gagal lolos ke Piala Dunia nampaknya dipandang hanya kegagalan biasa bagi Ventura yang biasa melatih tim kasta kedua di Italia.
Tak ingin larut dalam nuansa negatif, FIGC mengambil langkah tegas: Ventura harus pergi. Presiden FIGC, Carlo Tavecchio, lewat situsweb resmi FIGC mengonfirmasi dalam sebuah pernyataan press bahwa Ventura tak lagi menjadi pelatih kepala timnas Italia. Keputusan ini berlaku sejak tanggal 16 November 2017.
Menyusul pemecatan Ventura, satu nama menyeruak sebagai kandidat kuat. Ia adalah Carlo Ancelotti, yang saat ini tak sedang melatih setelah meletakkan jabatannya sebagai pelatih Bayern München. Pemilihan Ancelotti sebagai pelatih timnas juga didukung oleh Renzo Ulivieri, Kepala Scoula Allenatori, sekolah para pelatih di Italia.
“Ancelotti? Ia adalah pilihan paling mudah saat ini dan Ancelotti disukai semua orang,” ungkap Ulivieri sebelum rapat di FIGC dimulai.
Author: Yamadipati Seno (@arsenalskitchen)
Koki Arsenal’s Kitchen