Di balik awan mendung yang menggelayuti Arema FC sepanjang musim Liga 1, ada satu pemain yang bersinar dan memberi kontribusi besar. Dedik Setiawan, nama yang awalnya asing di telinga para pencinta sepak bola nasional, tapi kini menjadi buah bibir berkat aksi-aksinya di atas lapangan.
Di awal musim, Dedik bahkan tidak masuk dalam daftar pemain muda yang diprediksi bakal meroket di Liga 1. Namun, dalam perjalanannya ia justru melebihi ekspektasi dan sempat menduduki posisi top skor sementara Arema FC.
Bermula dari Cristian Gonzales yang izin menunaikan ibadah umrah di awal musim, Dedik dipercaya menjadi juru gedor karena saat itu masih berlaku regulasi kuota pemain U-23. Kesempatan emas yang langsung dibayar tuntas, dengan mencetak gol ke gawang Bhayangkara FC di pekan kedua.
Rentetan gol Dedik kemudian semakin bertambah dengan mencetak masing-masing satu gol ke gawang Persiba Balikpapan dan Barito Putera yang merupakan gol kemenangan Singo Edan. Beragam pujian pun mengalir deras ke pemain berusia 23 tahun ini, dan ia mendapat julukan ‘Drogba’ karena oportunitasnya di depan gawang lawan.
Dedik memang ciamik musim ini. Ketika kemampuan Gonzales sudah banyak berkurang dimakan usia, Dedik memberikan penyegaran di lini depan. Ketika Nasir dan Andrianto yang semula diproyeksikan mengisi kuota pemain U-23 justru melempem, Dedik menjadi solusinya. Dengan kata lain, Dedik dapat ditempatkan sebagai ujung tombak maupun penyerang sayap.
Kapabilitas yang dimiliki Dedik ini membuat Arema FC bisa lebih luwes merancang strategi di lini depan. Contohnya saat bertandang ke Stadion Mandala Jayapura.
Joko Susilo sudah memprediksi kalau sektor penyerangan Arema FC akan kekurangan suplai bola, karena lini tengah lebih fokus menahan gempuran Mutiara Hitam. Akhirnya, Dedik yang di pekan-pekan sebelumnya selalu menjadi pemain cadangan, kali ini bermain sejak menit pertama.
Keputusan yang tepat, karena dengan pergerakan Dedik yang melebar di lini depan, Arema bisa melancarkan serangan balik cepat. Hal mana yang tidak bisa dilakukan ketika memasang Gonzales. Itulah mengapa peran Dedik sangat krusial musim ini. Bahkan, rencananya ia telah disiapkan menjadi penyerang masa depan Arema FC.
“Secara pengalaman, mungkin Dedik masih kalah dari Gonzales, tapi secara kecepatan dan teknik dia punya, tinggal bekerja keras saja, kalau postur tidak ideal harus cerdik, tidak boleh cuma diam saat dijaga lawan, harus mau gerak,”
“Sebagai penyerang, harus bisa menarik bek lawan yang menjaga, lalu tiba-tiba bergerak ke arah yang lain, Dedik sebenarnya punya kemampuan ini, tapi kadang waktu di lapangan lupa, ini yang harus terus diasah agar bisa menjadi penyerang masa depan Arema”, ujar Singgih Pitono, asisten pelatih Arema FC, dikutip dari Wearemania.net.
Antara hengkang atau terkekang
Dengan kemampuan yang telah diperlihatkannya, Dedik diyakini tak akan kesulitan menemukan klub baru jika memutuskan hengkang. Sebab, musim ini ia tak kunjung mendapat kepercayaan penuh untuk menjadi pendulang gol utama.
Dari 28 penampilan, mayoritas ia mulai dari bangku cadangan, yang membuat produktivitasnya menurun drastis. Di putaran pertama ia bisa mencetak empat gol, tapi hanya dua yang mampu dicetaknya di paruh terakhir. Padahal, ia telah menargetkan dapat mencetak dua digit gol musim ini.
Pun begitu, Dedik mengaku belum akan meninggalkan Arema FC, dan fokus memperbaiki performanya. Sebuah niat yang sangat mulia, tapi bisa berujung celaka jika musim depan Singo Edan masih belum memercayainya sebagai ujung tombak utama.
Cukup aneh, memang, Di saat El Loco sudah mengalami penurunan performa, ia justru lebih sering dimainkan sebagai starter, ketimbang Dedik yang bisa memberi warna berbeda di lini depan Arema.
Comeback ketika imbang 3-3 melawan PSM, misalnya. Masuknya Dedik di babak kedua benar-benar membawa pengaruh bagi Arema FC. Dengan kecepatan dan determinasinya, ia berjasa besar dalam semua gol Arema malam itu, yang membuat mereka menyamakan kedudukan setelah tertinggal tiga gol lebih dulu.
Nasib Dedik kini berada di tangan Arema. Jika memang tidak bisa memberi menit bermain yang mencukupi, sebaiknya Dedik dipersilakan hengkang, daripada tetap menyimpannya sebagai pemain pengganti yang membuat kemampuannya terkekang di bangku cadangan.
Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.