Paruh akhir bulan September 2017 yang lalu merupakan saat-saat yang mendebarkan untuk Real Madrid. Pasalnya, bek kanan terbaik mereka, Dani Carvajal, harus absen karena masalah pada jantung. Sebuah masalah yang tentunya gawat, mengingat ditemukan virus di jantung pemain asal Spanyol tersebut.
Menurut pernyataan resmi dari Real Madrid, bek yang baru memperpanjang kontraknya ini didiagnosa terkena virus yang menyerang perikardium atau kantung membran yang menjadi dinding terluar jantung. Akibat virus ini, Carvajal harus menerima perawatan lebih lanjut dari tim medis Madrid.
Menurut jurnalis AS, Marco Ruiz, dilansir dari Bleacherreport, penyembuhan Carvajal dilakukan dengan pemberian obat-obatan seperti aspirin dan obat anti pembengkakan yang tidak mengandung steroid. Meskipun hanya diberikan obat-obatan, kondisi jantung Carvajal sudah pulih dari penyakitnya.
Namun, tim medis Madrid sendiri belum memberikan kepastian tanggal kembali mantan pemain Bayer Leverkusen ini ke lapangan hijau. Meski virus yang ada sudah berangsur-angsur hilang, kondisi jantung Carvajal belum 100 persen fit jadi ia tidak diberi izin untuk mengikuti latihan.
Saat itu, lama absen Carvajal belum bisa ditentukan. Meskipun begitu, rumor beredar bahwa pemain berusia 25 tahun ini dapat absen hingga enam minggu atau sekitar satu bulan setengah. Dan tertanggal 15 November kemarin, Carvajal dinyatakan sudah bebas dari masalah virus pada jantungnya. Sebuah kabar yang melegakan lantaran Madrid tak punya pemain pengganti yang sepadan.
Yang menggantikan Carvajal adalah bek muda dari Real Madrid Castilla, masih berusia 18 tahun, bernama Achraf Hakimi. Pemain muda asal Maroko ini terpaksa dimainkan Zinedine Zidane lantaran Los Blancos tak punya lagi bek kanan dari tim senior. Maklum, musim panas yang lalu, Madrid melego Danilo ke Manchester City.
Hakimi bukannya pemain yang buruk. Namun, ia masih terlalu muda, dan masih sulit menyesuaikan diri dengan intesitas La Liga, apalagi Liga Champions. Namun yang pasti, Hakimi bisa menjadi pemain masa depan Madrid. Setidaknya, ia membutuhkan dua atau tiga tahun lagi sebelum bisa memberikan “ancaman nyata” kepada Carvajal.
Rindu Madrid kepada Carvajal
Kembalinya Carvajal seperti “datang” pada saat yang tepat, yaitu ketika Madrid membutuhkan kontribusi semua pemain terbaiknya untuk menemukan kembali level konsistensi terbaik. Tepatnya adalah seperti musim lalu, ketika Madrid sangat membutuhkan agresivitas dua bek sayap untuk proses membangun serangan.
Ketika Carvajal absen, sisi kanan Madrid menjadi kalah agresif ketimbang sisi kiri yang diisi Marcelo. Celakanya, bek kiri asal Brasil tersebut juga sempat cedera beberapa minggu. Seperti burung pemangsa yang dipotong sayapnya, Madrid kesulitan menemukan keseimbangan.
Jangan salah, bek kiri pengganti Marcelo, Theo Hernandez bukan pemain buruk, bahkan bisa dikatakan sebagai bek kiri masa depan timnas Prancis. Namun, seperti Hakimi, Theo bukan bek kiri tim inti, yang musim lalu menjadi salah satu sumber kreativitas Madrid. Bahkan, Marcelo dan Carvajal adalah dua bek sayap tertajam di Eropa.
Kembalinya Carvajal membuat Madrid kembali bisa menggelar cara bermain mereka seperti di paruh akhir musim lalu. Cara bermain yang sangat sederhana, namun begitu efektif membongkar pertahanan lawan. Cara yang sederhana ini membutuhkan kehadiran bek sayap yang mumpuni.
Perhatikan ilustrasi di atas.
Di sisi kanan dan kiri, Madrid menggunakan kedua bek sayap untuk membuat akses di sisi lapangan, sementara semua gelandang mengokupansi daerah di depan kotak penalti. Ketika para gelandang sudah menguasai lapangan tengah, Madrid dapat dengan mudah mengeksploitasi sisi lapangan.
Oleh sebab itu, dengan cara ini, keberadaan dua bek sayap menjadi sangat penting karena ia akan menjadi salah satu sumur kretivitas dan sumber peluang bagi tim. Hakimi tidak selalu bisa menyediakan kualitas yang sama di sisi kanan, seperti yang dtawarkan Carvajal. Pun dibutuhkan kematangan dan pengalaman untuk bisa membantu tim menciptakan situasi seperti ini:
Dengan melakukan overload (menang jumlah pemain dalam sebuah situasi) di sisi kanan, pemain di sisi lain (kiri) akan mendapatkan ruang yang lebar untuk menyambut umpan silang diagonal. Gol-gol Cristiano Ronaldo di paruh akhir musim lalu, banyak terjadi lewat umpan tarik dari sisi kanan, salah duanya di babak final Liga Champions di mana Carvajal membuat satu asis.
Situasi-situasi inilah yang akan membantu Ronaldo, atau siapa saja penyerang Madrid untuk menemukan kembali ketajaman mereka. Maklum, sampai pertengahan musim ini, Madrid bukannya miskin peluang. Madrid hanya bermasalah kepada rata-rata penyelesaian peluang. Dan, kehadiran Carvajal setidaknya akan membantu Madrid untuk terus memproduksi peluang matang, demi menyuplai para penyerang.
Selain sangat dirindukan di proses menyerang Madrid, Carvajal juga bek kanan yang tangguh ketika bertahan. Kecerdasan adalah salah satu kekuatan pemain asal Spanyol ini. Carvajal sangat pandai membaca bentuk serangan sekaligus mencegah lawan mengeksploitasi sisi kanan pertahanan Madrid.
Kabar yang baik akan selalu disambut dengan baik pula. Apalagi, jika kabar itu berkaitan dengan kembalinya salah satu pemain penting. Suasana hati yang lebih membaik akan membantu para pemain bermain lebih fokus dan tenang. Jika sudah begitu, bisa jadi, kembalinya Carvajal adalah titik awal kebangkitan Madrid musim ini.
Beri jalan untuk senor Dani Carvajal!
Author: Yamadipati Seno (@arsenalskitchen)
Koki Arsenal’s Kitchen