Nasional Bola

Bali United dan Persegres Ciptakan Rekor Bertolak Belakang di Stadion Dipta

Kedua tim sama-sama tidak mengusung misi apapun di pertandingan ini, tapi karena merupakan laga pamungkas mereka pekan ini, tentu keduanya ini mengakhirinya dengan manis. Oleh karena itu, meski tak ada yang diperebutkan, pertemuan antara Bali United dan Persegres Gresik United pekan ini tetap menarik untuk disimak.

Terlebih, kedua tim mengalami nasib yang berbanding terbalik musim ini. Jika Bali United merupakan raja gol di Liga 1, Persegres adalah lumbung gol yang telah kemasukan sebanyak tiga digit angka. Tak pelak, banyak yang memperkirakan kalau pembantaian akan kembali terjadi di Pulau Dewata.

Sebuah prediksi yang terbukti kurang tepat jika dilihat secara hasil laga, karena ‘hanya’ tiga gol yang bersarang di gawang tim tamu. Namun, jika dilihat dari rekor yang tercipta, pertandingan di kandang Bali United ini bisa memegang peranan penting dari beberapa rekor yang mungkin akan memakan waktu cukup lama untuk dipecahkan.

Pertama adalah 37 gol Sylvano Comvalius. Di era sepak bola modern yang lebih mengutamakan hasil, mencetak 25 gol saja belum tentu bisa dilakukan banyak penyerang di Liga Indonesia, apalagi jika jumlahnya hampir 40.

Rekor Peri Sandria yang berjumlah 34 gol bertahan selama 22 tahun lamanya sebelum dipecahkan Comvalius musim ini. Dengan tiga gol lebih banyak, mungkin rekor Comvalius juga membutuhkan waktu puluhan tahun untuk kembali dipecahkan.

Sebaliknya bagi Persegres, kekalahan ini menjadikan mereka sebagai tim kedua sepanjang sejarah kasta tertinggi Liga Indonesia, yang kemasukan hingga tiga digit angka dalam semusim. Rekor kebobolan terbanyak masih dipegang oleh PSPS Riau dengan 107 bola pada Indonesia Super League (ISL) 2013.

Pun begitu, “pencapaian” Persegres tersebut mungkin juga akan bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama. Sebab, tidak mudah menyamai prestasi buruk seperti itu, karena tidak semua tim bisa dengan mudahnya dibobol 100 kali lebih oleh lawannya, dan tidak semua tim bisa “konsisten” kalah di 10 pertandingan beruntun.

Beralih ke luar lapangan, laga antara kedua tim kemudian diakhiri dengan perayaan Bali United atas capaian mereka musim ini. Memakai kaos yang bertuliskan The Real Champions 2017, para penggawa Serdadu Tridatu seolah menyindir Bhayangkara FC yang juara berkat tambahan dua poin.

Bahkan, kontroversi tersebut sempat membuat FIFA dan AFF salah dalam mengumumkan klasemen akhir Liga 1. Dalam tabel yang dirilis keduanya, awalnya tercantum nama Bali United di peringkat pertama, disusul Bhayangkara FC dengan selisih dua gol. Namun, kesalahan tersebut kabarnya kini telah dikoreksi.

Selamat untuk Bali United yang menjadi juara di hati masyarakat, dan tetap semangat bagi Persegres yang musim depan akan bermain di Liga 2.

Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.