Bursa transfer musim dingin baru akan dibuka dua bulan mendatang, namun sejumlah isu terkait perpindahan pemain sudah begitu santer terdengar. Salah satu di antaranya terkait dengan rencana ‘tukar guling’ Paris Saint-Germain (PSG) dan Internazionale Milano.
Dua klub yang berasal dari negara berlainan itu memiliki rencana untuk ‘membarter’ Joao Mario dengan Javier Pastore. Khusus bagi Interisti, kabar ini cukup mendatangkan antusiasme tersendiri.
Problem kreativitas yang dimiliki La Beneamata sejauh ini memang jadi sesuatu yang mesti dicarikan solusinya sesegera mungkin. Pasalnya, Joao Mario yang selama ini kerap diandalkan Luciano Spalletti guna berperan sebagai gelandang serang yang berdiri tepat di belakang penyerang, belum mampu menjalankan tugas itu dengan sempurna. Di beberapa laga, lelaki asal Portugal ini malah lebih sering tampil buruk.
Situasi macam ini pula yang kemudian memaksa Spalletti untuk menurunkan Borja Valero di posisi itu. Hasilnya memang cukup apik, tapi kekuatan fisik Valero yang terbatas, membuat kemampuan Inter untuk mengkreasikan dan menciptakan peluang matang tak bisa dilakukan secara konstan dalam 90 menit.
Kondisi kurang optimal tersebut, bikin Interisti merasa bahwa La Beneamata membutuhkan upgrade untuk mengisi posisi itu dan figur Pastore yang menit bermainnya terbatas akibat persaingan di lini tengah PSG yang begitu ketat, dirasa cocok buat mengisi lubang tersebut. Terlebih, di sepanjang karier sepak bolanya, figur berusia 28 tahun asal Argentina ini memang terbiasa bermain sebagai gelandang serang dengan wilayah operasi berada di sepertiga akhir permainan.
Bermodal visi bermain, akurasi umpan, teknik olah bola, dan inteligensia yang mumpuni, Pastore memang punya segala syarat yang dibutuhkan Inter untuk melengkapi kepingan tim mereka yang masih kurang saat ini. Saya pun percaya jika Pastore adalah sosok yang bisa saja mengubah kondisi di sebuah tim tertentu dengan kemampuannya. Tak terkecuali dengan apa yang terjadi di tubuh Inter saat ini.
Selain karena skill oke yang dimiliki si pemain, ketertarikan Interisti kepada Pastore juga diakibatkan pemahaman eks gelandang Talleres dan Huracan itu terhadap iklim kompetisi Serie A.
Baca juga: Demi Financial Fair Play, PSG Siap Jual Pemain Bintang. Siapa Akan Terdepak?
Seperti yang sama-sama kita ketahui, sebelum hengkang ke PSG di bursa transfer musim panas 2011 yang lalu, pemain dengan nomor punggung 27 ini memang jadi andalan utama klub Italia yang kini berlaga di Serie B, Palermo. Hal ini dapat mereduksi waktu adaptasi Pastore di Negeri Pizza.
Selama dibela Pastore, grafik penampilan Palermo memang cukup konsisten walau lebih banyak berkutat di papan tengah klasemen. Namun klub asal Pulau Sisilian itu beberapa kali tampil solid dalam laga melawan para raksasa Serie A macam AC Milan, AS Roma, Inter, Juventus, Lazio, dan Napoli.
Meski begitu, ada satu hal yang cukup mengganjal tentang Pastore. Pemain yang telah bermain sebanyak 240 kali dan mencetak 40 gol untuk PSG di seluruh kompetisi ini terbilang rawan cedera.
Jika kondisi itu tidak bisa diantisipasi dan diminimalisasi oleh staf kepelatihan serta tim medis Inter andai sang pemain benar-benar bergabung, maka masalah baru pun akan menimpa La Beneamata lantaran harus menunggu kesembuhan sang penggawa yang absen dari lapangan.
Padahal, pemain yang memiliki kondisi fisik prima dan tak mudah cedera merupakan kriteria utama yang diinginkan para pendukung setia Inter agar tim dapat tampil kompetitif dan luar biasa di atas lapangan.
Bila benar-benar membutuhkan jasa Pastore, manajemen Inter tentu harus mempertimbangkan segala plus dan minus yang ada pada sosok berumur 28 tahun yang lahir di Cordoba itu. Satu hal lagi, gaji Pastore selama membela PSG konon menembus angka 3.4 juta euro, terhitung jumlah yang sangat besar untuk klub dengan nerasa gaji tak besar seperti Inter. Akankah kubu manajemen berkenan untuk ‘membobol rekening’ mereka lebih dalam untuk memenuhi gaji di sekitaran angka tersebut?
Jangan sampai, keputusan La Beneamata terkait Pastore justru hanya didorong oleh keinginan memenuhi hasrat Interisti belaka, bukan semata-mata kebutuhan taktik Spalletti atau hal-hal prinsipil lainnya.
Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional