Sejak ditangani oleh Mauricio Pochettino, Tottenham Hotspur terus berkembang menjadi kesebelasan yang jauh lebih baik dari sebelumnya. Dari sekadar tim yang merepotkan, kini mereka sudah masuk kategori sebagai tim papan atas Liga Primer Inggris. Fenomena ketika Tottenham berhasil menjungkalkan Real Madrid tentu tidak pernah terbayang dalam beberapa tahun sebelumnya.
Beberapa ada yang memprediksi bahwa tidak lama lagi, Tottenham akan mendapatkan major trophies yang pantas dan sesuai dengan perkembangan pesat yang mereka tunjukan selama dua sampai tiga tahun terakhir. Meskipun demikian, masih ada beberapa hal yang mesti dibenahi oleh Tottenham seandainya mereka ingin melaju ke level yang lebih baik. Salah satu hal yang paling mesti diperbaiki adalah penyikapan para pemain mereka ketika menghadapi pertandingan-pertandingan besar.
Istilah “hangover” atau mabuk dipakai oleh John Crace dari ESPN FC terkait apa yang bisa saja terjadi kepada Tottenham. Para penggawa kesebelasan berjuluk The Lilywhites tersebut bisa jadi sangat terlena setelah memenangkan pertandingan besar. Apalagi, lawan yang berhasil ditaklukkan adalah tim sekelas Real Madrid. Hal ini biasanya akan berpengaruh kepada rasa percaya diri yang berlebihan. Sehingga setelah menang meyakinkan di partai besar, sebuah tim bahkan bisa saja takluk dari tim semenjana.
Padahal kestabilan adalah cara untuk bisa terus berkembang dan berada di level teratas. Contoh terdekat adalah Manchester United di era manajer legendaris, Sir Alex Ferguson. Pada masa tersebut, United bahkan bisa tetap memenangkan pertandingan meskipun memainkan pertandingan yang betul-betul buruk. Hal ini sebenarnya juga ditempa oleh banyak hal. Salah satunya adalah penyikapan dari para pemain ketika sedang menghadapi suatu momen-momen besar, baik yang terucap maupun tidak.
Yang terbaru tentu adalah bagaimana Dele Alli beradu mulut dengan Ashley Young di Liga Primer Inggris musim ini. Alli bisa dibilang terlalu bersikap reaksional terkait insiden yang melibatkan dirinya dengan Ashley Young. Memang terlihat keren ketika Alli maju untuk menghadapi Ashley Young secara langsung.
Tetapi masalahnya, Young sudah berpengalaman menghadapi banyak pertandingan. Maka psywar atau upaya provokatif yang dilakukan Alli kemudian tidak menemui sasaran. Bahkan Young lalu mengucapkan sesuatu yang kemudian justru memengaruhi permainan Alli selanjutnya. Seperti yang sudah diketahui, dalam pertandingan tersebut Tottenham kemasukan di menit-menit akhir, dan kontribusi Alli tidak begitu signifikan untuk tim dalam pertandingan tersebut.
Kejadian ini mengingatkan bagaimana laga keras yang terjadi dua musim lalu ketika Tottenham berhadapan dengan Chelsea. Harry Kane dan kawan-kawan mesti memenangkan pertandingan untuk bisa mengagalkan upaya Leicester City guna meraih gelar juara. Sayangnya para pemain Tottenham belum bisa mengendalikan diri mereka, sehingga mereka kemudian lebih banyak terlibat dalam frisksi di lapangan ketimbang fokus untuk memenangkan pertandingan.
Tottenham jelas memiliki potensi untuk mencapai level yang lebih baik ketimbang mereka berada saat ini. Perkembangan tidak melulu soal kemampuan bermain atau hal-hal yang bersifat teknis di lapangan saja. Soal mental serta penyikapan dari para pemain juga mesti segera diperhatikan. Karena apabila tidak segera ditangani dengan tepat, maka Tottenham bisa saja berakhir seperti tetangga mereka, Arsenal, yang bermain bagus namun tidak pernah mencapai hasil yang benar-benar signifikan.
Author: Aun Rahman (@aunrrahman)
Penikmat sepak bola dalam negeri yang (masih) percaya Indonesia mampu tampil di Piala Dunia