
“Rasanya sudah lama sekali,” begitu ucap Gerard Deulofeu seketika kembali pulang ke Barcelona. Bergabung sejak usia sembilan tahun, bermain untuk tim muda, bertualang ke Inggris, lalu kembali ke Camp Nou pada usia 23 tahun. Ekspektasi kepadanya memang begitu besar, karena Deulofeu diharapkan bisa menggantikan peran Neymar yang hengkang ke Paris Saint-Germain.
Perkembangan Deulofeu bisa dibilang terjadi dengan sangat pesat. Dipinjamkan ke Everton pada tahun 2013, klub asal Merseyside tersebut kemudian mempermanenkan status Deulofeu pada tahun 2015, dan sang penyerang sayap asal Spanyol tersebut kemudian bertahan di sana selama dua tahun. Ia kemudian mendapatkan masa pinjaman bersama AC Milan yang bahkan sampai membuatnya dipanggil oleh Julen Lopetegui untuk memperkuat timnas Spanyol senior.
Deulofeu jelas sudah berkembang jauh sejak ia pergi dari Barcelona. Fakta bahwa ia merupakan putra daerah pun semakin membuat banyak harapan diberikan kepada pemain kelahiran 13 Maret 1994 ini. Tapi realita yang terjadi tidak sesuai dengan ekspektasi yang sudah dibebankan sebelumnya. Deulofeu tidak maksimal untuk menggantikan peran Neymar. Bahkan sampai membuat Barcelona menambah pemain lain di sektor sayap yaitu Ousmanne Dembele. Bahkan kabarnya, Angel Di Maria juga memiliki kemungkinan besar untuk mendarat di tim Catalonia ini.
Situasi di lini serang Barcelona memang agak rumit. Tetapi yang pasti, seandainya tidak mengalami cedera atau harus absen bermain, dua tempat sudah pasti menjadi milik Lionel Messi dan Luis Suarez. Dalam skema trio penyerangan yang sudah identik dengan Barcelona, maka, perebutan satu tempat di lini serang Barcelona menjadi begitu ketat dan sangat kompetitif.
Deulofeu bukan pemain yang buruk. Pujian sudah mengalir sejak ia masih belia. Rafinha Alcantara yang merupakan rekan setim Deulofeu sejak di tim muda Barcelona menganggap Deulofeu merupakan sosok yang tepat untuk menjadi bintang besar dan meraih Ballon d’Or di masa mendatang.
Mantan pelatihnya di Seviilla, Unai Emery, menyebut bahwa Deulofeu masih mesti belajar lagi. Akan tetapi, Emery merasa cara terbaik untuk memaksimalkan bakat Deulofeu adalah dengan membiarkannya bermain bebas di klub-klub yang tidak terlalu besar.
Tetapi ia bisa jadi bukan pemain yang benar-benar dicari atau dibutuhkan oleh Barcelona. Apalagi dengan keberadaan Dembele, bahkan pelatih Ernesto Valverde lebih memilih memainkan Paco Alcacer yang merupakan penyerang murni untuk bersanding bersama Messi dan Suarez ketimbang Deulofeu yang sebenarnya bisa bergerak lebih dinamis.
Melihat situasi yang terjadi, dengan semakin banyaknya datang pemain di posisi yang sama, maka, opsi terbaik tentu adalah kembali memutuskan hengkang.
Author: Aun Rahman (@aunrrahman)
Penikmat sepak bola dalam negeri yang (masih) percaya Indonesia mampu tampil di Piala Dunia