Nasional Bola

Para Pemain yang Tampil Melebihi Ekspektasi di Liga 1 2017

Sebelumnya kami sudah memberikan daftar para pemain yang gagal tampil sesuai ekspektasi yang dibebankan kepada mereka di kompetisi Go-Jek Traveloka Liga 1. Sistem liga yang sangat kompetitif memang memungkinkan adanya perbedaan antara perkiraan yang dilakukan sebelumnya dengan kenyataan yang kemudian terjadi.

Selain para pemain gagal memenuhi ekspektasi, adapula para pemain yang sebelumnya justru tidak diperkirakan akan mengalami musim yang bagus, tetapi nyatanya tampil luar biasa di luar perkiraan. Berikut kami berikan daftar para pemain yang tampil melebihi ekspektasi di kompetisi Go-Jek Traveloka Liga 1:

Sylvano Comvalius

Sylvano Comvalius

Akui saja, pada permulaan musim tidak ada satupun pihak yang menyangka bahwa Sylvano Comvalius akan berada di daftar teratas pencetak gol terbanyak kompetisi. Bahkan ketika ia terjatuh dalam sebuah peluang terbuka di ajang Piala Presiden 2017, yang terlintas di pikiran Anda adalah penyerang asal Belanda ini tidak memiliki kualitas yang begitu baik.

Nyatanya apa yang terjadi sebelumnya adalah proses adaptasi seorang Sylvano Comvalius. Ia kemudian terus mencetak gol, dan melewati rekor gol liga milik Peri Sandria. Dari yang awalnya merupakan penyerang yang tidak diperhitungkan, justru kemudian tampil luar biasa.

Prisca Womsiwor
Prisca Womsiwor, senjata baru Persipura Jayapura. Kredit: Liga 1

Prisca Womsiwor

Bahkan dari daftar para pemain muda yang ada di tubuh Persipura Jayapura, Prisca Womsiwor bukan menjadi favorit karena kalah tenar dari Marinus Wanewar, Muhammad Tahir, atau Osvaldo Haay. Apalagi posisinya sebagai gelandang membuatnya mesti bersaing dengan nama-nama pemain yang lebih senior seperti Manu Wanggai, Izaac Wanggai, dan Nelson Alom.

Regulasi pemain muda yang sempat digunakan kemudian justru menjadi ajang bagaimana Prisca unjuk gigi. Ia tidak tampil canggung menjadi gelandang inti di lini tengah tim Mutiara Hitam. Trigol yang ia ciptakan ke gawang Mitra Kukar merupakan salah satu bukti kualitas dari pemain berusia 22 tahun ini.

Adhitya Harlan

Adhitya Harlan

Ketika Shahar Ginanjar bergabung jelang kompetisi di mulai, yentu yang terlintas di pikiran adalah kiper asal Purwakarta tersebut akan dijadikan pelatih Jacksen F. Tiago sebagai pengawal utama gawang Barito Putra. Tetapi yang terjadi selanjutnya justru di luar perkiraan. Adhitya Harlan kemudian tampil memukau dan justru menggeser posisi Shahar. Bahkan level permainan mengejutkan yang ditampilkan Aditya membuat beberapa pihak menganggap bahwa ia berhak mendapatkan panggilan ke tim nasional Indonesia.

Hattrick Samsul Arif

Samsul Arif

Kepulangan Samsul Arif ke Lamongan jelas adalah kasus di mana legenda sekaligus pemain kebanggaan suatu klub kembali untuk menghabiskan sisa kariernya. Alih-alih hanya mengais sisa kejayaan yang dimiliki, Samsul Arif justru tampil di luar perkiraan. Gol demi gol berhasil ia sarangkan, termasuk ke gawang mantan tim yang dibelanya tahun lalu, Persib Bandung. Samsul terus melesat ke peringkat teratas daftar pencetak gol terbanyak kompetisi. Penyerang berusia 32 tahun tersebut justru berhasil mengalahkan juniornya, Lerby Eliandri, sebagai penyerang lokal yang paling banyak mencetak gol.

Marclei Santos

Marclei Santos

Dikontrak oleh manajemen Mitra Kukar sebagai pengganti Angel Munoz yang tampil mengecewakan, Marclei Santos jelas tampil melebihi harapan tim berjuluk Naga Mekes tersebut. Permainan Marclei hampir serupa dengan penyerang Mitra yang hijrah ke Persiba Balikpapan, Marlon da Silva. Keduanya memang bukan penyerang yang memiliki kecepatan, tetapi mereka diberkahi kemampuan teknis yang luar biasa, dan reaksi mereka begitu berbahaya di kotak penalti lawan. Dari penyerang yang didatangkan sebagai pengganti, Marclei justru tampi sebagai hebat dalam penampilan minor tim Mitra Kukar di musim ini.

Henhen Herdiana

Henhen Herdiana

Seakan menjadi oase di padang pasir. Perkembangan pesat Henhen Herdiana setidaknya menjadi salah satu hal baik yang terjadi di situasi buruk yang dialami Persib Bandung musim ini. Bahkan sejak ajang Piala Presiden, pada awalnya keberadaan Henhen terkesan hanya untuk menggenapi jumlah tiga pemain di bawah usia 23 tahun yang mesti dimainkan dalam pertandingan. Tetapi kegigihannya kemudian membawanya ke level yang lebih tinggi. Henhen menggeser Supardi Natsir dan tampil baik di banyak pertandingan.

Salah satu hal yang menarik perhatian adalah bagaimana cara Henhen mengatasi friksi dengan Zulham Zamrun dalam laga melawan PSM. Diejek karena berhasil “dikolongin” oleh penyerang sayap PSM Makassar tersebut, yang terjadi selanjutnya di luar perkiraan. Bukannya emosi, Henhen justru tampil hebat dalam pertandingan tersebut dan justru berhasil mengamankan Zulham hingga yang bersangkutan bahkan sampai ditarik keluar oleh pelatih Robert Rene Alberts.

Author: Aun Rahman (@aunrrahman)
Penikmat sepak bola dalam negeri yang (masih) percaya Indonesia mampu tampil di Piala Dunia