Dunia Asia

Menunggu Kiko Insa dan Kakaknya Tampil Membela Tim Nasional Malaysia

Pemain kelahiran Spanyol, Francisco ‘Kiko’ Insa memperoleh panggilan ke tim nasional Malaysia untuk menghadapi Hong Kong pada agenda pertandingan internasional berikutnya. Meski demikian, para penggila sepak bola di Malaysia masih kurang senang mengapa Kiko yang dipilih memperkuat Harimau Malaya dan bukan sang kakak yang dianggap lebih berbakat, yaitu Natxo Insa.

Panggilan ke tim nasional Malaysia kali ini bukan yang pertama bagi Kiko. Sebelumnya, ia telah dipanggil oleh pelatih Nelo Vingada untuk pertandingan uji coba melawan Suriah pada bulan September 2017 lalu.

Publik sepak bola Indonesia tentunya tak asing dengan Kiko Insa. Ia sempat dianggap sukses di masa-masa awalnya memperkuat Arema Cronus. Namun, karena satu dan lain hal, antara lain temperamennya yang sering merugikan tim, bek yang bisa bermain sebagai gelandang ini akhirnya pindah ke Bali United di kompetisi Torabika Soccer Championship (TSC) 2016. Tak lama setelah itu ia kembali dicoret di pertengahan musim, lagi-lagi akibat beberapa tindakan indisipliner.

Mantan pemain Elche di Spanyol dan Royal Antwerp di Liga Belgia ini sekarang bermain di Liga Malaysia bersama Pahang FC. Di negara tersebut, kelakaan indisiplinernya kembali berujung masalah pada awal Maret 2017 ketika terlibat keributan dengan pemain yang juga pernah merumput di Indonesia, Safee Sali.

Pada awal 2017, Kiko memperoleh kewarganegaraan Malaysia berkat garis keturunan Melayu yang diturunkan dari neneknya. Reputasi buruknya tak menghalangi pelatih Vingada untuk memanggil pemain berposisi sbagai bek ini ke tim nasional. Padahal, para pemerhati sepak bola di Malaysia berpendapat bahwa justru tim nasional mereka lebih membutuhkan kakak Kiko, yaitu Natxo.

Natxo adalah salah satu pemain debutan yang bersinar terang di Liga Super Malaysia musim 2017 ini. Dibandingkan Kiko, pengalaman bermainnya lebih mentereng. Natxo pernah memperkuat tim utama Valencia dan musim lalu tampil sebanyak 35 kali untuk membawa Levante promosi kembali ke La Liga. Pada Agustus 2017 lalu, ia memutuskan mengikuti jejak sang adik untuk bermain di Asia Tenggara.

Berbeda dengan Kiko, perilaku Natxo terbilang santun dan bahkan terkesan pendiam. Namun, posisinya sebagai playmaker benar-benar membuka ruang untuk berbagai kreativitas serangan tim yang dibelanya. Ini menjadi keuntungan bagi Johor Darul Ta’zim, klub yang berhasil mengamankan jasanya. Meski baru bergabung, Natxo langsung nyetel dan menjadi penyuplai bola bagi penyerang ganas, Mohammed Ghaddar.

Natxo juga telah resmi dinaturalisasi menjadi warga Malaysia pada bulan Agustus 2017 lalu. Banyak yang memprediksi ia akan segera bergabung dengan sang adik di tim nasional. Namun, hingga bulan November 2017, ternyata panggilan itu belum datang juga.

Mungkin Vengada ingin memberi kesempatan bagi Natxo untuk berkonsentrasi membela Johor Darul Ta’zim di final Piala FA Malaysia yang akan diselenggarakan pada bulan November 2017 ini. Jika pada akhirnya dipanggil membela Harimau Malaya, akan menjadi lembaran baru bagi pemain berusia 31 tahun tersebut.

Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.