Pekan ke-10 Liga Primer Inggris menyuguhkan pertarungan sengit dua tim yang sedang terpuruk musim ini, Leicester City dan Everton. Tak kunjung menemukan performa terbaik, keduanya terperosok ke papan bawah klasemen semakin terancam masuk ke zona degradasi.
Masalah yang hampir serupa juga terjadi di internal kedua tim ketika The Foxes dan The Toffees sama-sama baru saja memutuskan mengganti pelatih. Leicester menunjuk Claude Puel menggantikan Craig Shakespeare sementara Everton akhirnya berpisah dengan Ronald Koeman dan meminta David Unsworth menjadi pelatih interim.
Pepatah serupa tapi tak sama sepertinya cocok untuk menggambarkan sosok juru taktik anyar kedua tim. Sama-sama ingin mengangkat performa anak asuhnya, kedua pelatih mengalami nasib yang berbeda ketika bentrok di King Power Stadium, markas Leicester. Di akhir laga, duel dua pelatih baru ini memunculkan nama Claude Puel sebagai pemenang. Riyad Mahrez dan kawan-kawan sukses menghantam tim tamu dengan skor meyakinkan 2-0.
Strategi berbeda yang diterapkan kedua tim membuat pertandingan begitu menarik ditonton karena jual-beli serangan kerap kali terjadi. Hal ini terbukti di menit ke-18 saat Everton yang sedari awal mendominasi penguasaan bola mendapat kesempatan tendangan bebas.
Antisipasi sempurna yang dilakukan pertahanan Leicester seketika menghasilkan sebuah serangan balik cepat bagi The Foxes melalui kaki Demarai Gray. Dengan akselerasi tinggi, pemuda Inggris tersebut berhasil mengobrak-abrik pertahanan Everton sebelum mengirimkan umpan terobosan ke Riyad Mahrez. Mahrez yang melihat Jamie Vardy berada dalam posisi lebih baik, langsung memberikan umpan silang mendatar yang tanpa ampun dieksekusi Vardy untuk membobol gawang Jordan Pickford.
Gol Vardy seketika membuat tempo permainan semakin meningkat. Leicester yang tidak ingin kehilangan momentum, mencoba kembali membangun serangan dengan memanfaatkan kecepatan kedua sayap mereka. Hasilnya terbukti ampuh. Demarai Gray lagi-lagi menjadi aktor antagonis bagi lini belakang Everton setelah tendangannya dari sisi kanan pertahanan The Toffees salah diantisipasi oleh bek muda, Jonjoe Kenny, yang justru memasukkan bola ke gawangnya sendiri. Leicester pun unggul 2-0 hingga babak pertama usai.
Unggul dua gol membuat tuan rumah memutuskan bermain lebih aman di babak kedua. Di sisi lain, tim tamu yang ingin memperkecil ketertinggalan semakin menggencarkan serangan mereka. Pertahanan The Foxes digempur habis oleh Wayne Rooney dan kawan-kawan dengan 11 tendangan di babak kedua. Sayangnya, dari semua percobaan tersebut hanya satu yang mengarah ke gawang dan itupun tak mampu menbuahkan gol. Hingga peluit panjang dibunyikan, skor 2-0 untuk Leicester tetap bertahan.
Kemenangan atas Everton seketika membuat posisi Leicester melejit ke urutan 11 klasemen sementara dengan raihan 12 angka hasil dari 10 pertandingan yang telah dijalani. Sebaliknya bagi sang lawan, Everton, kekalahan ini membuat mereka belum sekalipun meraih kemenangan di tujuh partai terakhir di semua kompetisi.
Parahnya lagi, dalam empat laga terakhir, The Toffees selalu menelan kekalahan. Jika keadaan tak segera membaik, sepertinya Everton sudah harus mempersiapkan diri untuk bersaing menyelamatkan diri dari degradasi di akhir musim nanti.
Author: Alfiza Satrio (@alfizasatrio)
Penggemar si biru dari London Barat