Partai hidup dan mati! Di pekan ini, tiga kesebelasan akan menjalani laga-hidup mati untuk menghindari jurang degradasi. Jika menang, kesempatan untuk bertahan di Go-Jek Traveloka Liga 1 masih terbuka, tapi jika kalah, pintu Liga 2 menanti di depan mata.
Pertandingan antara Semen Padang melawan Perseru Serui akan menjadi salah satu yang paling menentukan pekan ini. Meski saat ini Perseru berada di zona aman dengan selisih dua poin dari Semen Padang di zona merah, imbang bukan hasil yang aman demi upaya bertahan di kasta tertinggi.
Baik Kabau Sirah maupun Cenderawasih Jingga dipastikan akan mematok target tiga poin di pertandingan ini, karena hanya itulah cara terbaik agar musim depan mereka tetap berada di satu kompetisi dengan tim-tim elite Indonesia. Tuan rumah bahkan sudah menyiapkan ‘strategi khusus’ dengan menggratiskan tiket pertandingan ini, berharap dukungan suporter dapat semakin menyemangati Vendry Mofu dan kolega.
Selain itu, Persiba Balikpapan dan Madura United juga akan menghadapi laga penentuan pekan ini, walau berbeda misi. Persiba yang menjadi tuan rumah wajib menang di partai ini, sebab jika tidak, mereka dipastikan akan menyusul Persegres turun kasta ke Liga 2. Kemudian bagi Madura United, kalah di Stadion Batakan bisa membuat mereka keluar dari persaingan gelar juara.
Selanjutnya, pertemuan antara Barito Putera dengan PSM Makassar juga bisa menjadi laga penentuan, walau tidak bertajuk laga hidup dan mati. Pasalnya, Laskar Antasari di putaran kedua ini menjelma sebagai penjegal tim raksasa, dan dalam dua pekan ke depan mereka akan bertemu dua tim kandidat juara.
Dimulai dengan PSM Makassar pekan ini, Barito Putera dapat menjadi penentu berakhirnya saga perebutan trofi juara Go-Jek Traveloka Liga 1. Jika PSM gagal menang, posisi mereka sangat rawan digusur oleh Bhayangkara FC atau Bali United, tapi jika tiga poin berhasil didapat, Juku Eja akan semakin dekat ke gelar kedua mereka setelah era Perserikatan.
Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.
