Kasus rasisme kembali terjadi di sepak bola. Kali ini terjadi di panggung sebesar Liga Champions, tepatnya dalam laga antara AS Roma melawan Chelsea. Di laga seru yang berakhir dengan skor imbang 3-3 ini, terdengar nyanyian bernada rasisme yang ditujukan oleh pendukung Roma terhadap Antonio Rüdiger.
Bek asal Jerman tersebut memang diduga akan mendapatkan siulan dari suporter Il Giallorossi mengingat baru awal musim ini ia pindah dari Roma. Namun, ejekan berbau rasisme adalah hal yang melewati batas dan wajar rasanya apabila Roma dihukum akibat hal ini.
Rüdiger sendiri baru masuk ke lapangan di menit 77 dalam laga tersebut. Namun, tak beberapa lama, terdengar suara-suara yang terdengar seperti bunyi yang dikeluarkan oleh kera dari tribun tempat suporter Roma duduk. Ejekan tersebut diyakini ditujukan kepada Rüdiger, karena suara tersebut baru terdengar setelah bek berusia 24 tahun tersebut masuk ke lapangan.
Belum diketahui, seperti apa hukuman yang akan menimpa Roma, dan berapa denda yang harus dibayarkan, mengingat sidang untuk kasus ini baru akan berlangsung di tanggal 16 November nanti. UEFA sendiri sebenarnya tidak menerima laporan langsung dari Rüdiger maupun Chelsea, namun komentar di media sosial mengindikasikan adanya kejadian semacam ini. Pihak Chelsea sendiri siap membantu melalui rekaman video dan semacamnya apabila dibutuhkan.
Sebelum hengkang dari Roma, Rüdiger telah menyebutkan bahwa masalah rasime di Italia sudah sangat serius dan terjadi terlalu sering tanpa adanya hukuman berarti terhadap pelaku. Ia juga kecewa terhadap FA Italia yang terlalu lembek dalam menangani isu sensitif ini.
“FA Italia tidak berbuat sesuatu terhadap hal ini, oleh karena itu, FIFA harus turun langsung untuk menangani isu ini. Mudah rasanya untuk berkoar “Katakan tidak pada rasisme”, namun jika tidak ada tindakan berarti, slogan tersebut sia-sia rasanya,” ujar Rüdiger dikutip dari Guardian ketika masih memperkuat Roma.
Tak hanya itu, mantan bek VFB Stuttgart ini juga meminta FIFA untuk menghukum pelaku rasisme dengan larangan datang hadir ke stadion seumur hidup dan denda yang banyak.
Meskipun begitu, tidak hanya Italia saja yang terkenal dengan kasus rasisme. Inggris, tempat Rüdiger kini berkarier, juga terkenal dengan banyaknya kasus rasiseme yang terjadi di arena sepak bola. Baru-baru ini, manajer timnas putri Inggris, Mark Sampson, dipecat karena mengeluarkan kata-kata bernada rasisme terhadap salah satu pemainnya yang berkulit hitam.
Menyedihkan rasanya melihat kasus-kasus semacam ini masih terus saja terjadi. Kampanye anti-rasisme sudah begitu sering digaungkan, namun pribadi masing-masing suporter yang menjadi penyebab utama kasus rasisme ini. Mari berharap ke depannya rasisme benar-benar hilang dari sepak bola.
Author: Ganesha Arif Lesmana (@ganesharif)
Penggemar sepak bola dan basket