Nasional Bola

Makna Kelolosan PSIM Yogyakarta dari Lubang Jarum

Dua kemenangan dari dua laga. Total lima gol dan satu kebobolan, PSIM Yogyakarta menjadi tim pertama yang memastikan diri bertahan di Liga 2. Masih sisa empat tempat yang bisa diperebutkan oleh semua tim yang tengah menjalani play-off degradasi. Lantas, makna apa yang terkandung dari keberhasilan PSIM bertahan di Liga 2?

PSIM beserta semua suporternya tak boleh larut dalam perayaan. Keberhasilan bertahan di Liga 2 menjadi pertanda bahwa Laskar Mataram masih punya banyak pekerjaan rumah. Maksudnya, dengan harus menjalani play-off degradasi, PSIM masih belum konsisten sepanjang musim ini. Sangat penting untuk menjadikan fakta ini sebagai bekal musim depan.

Musim ini, PSIM hampir selalu kesulitan ketika bermain tandang. Bahkan, ketika sempat menguasai pertandingan, Laskar Parang Biru tetap pulang dengan tangan hampa. Misalnya ketika kalah dari tuan rumah Persebaya Surabaya. PSIM tak bermain seburuk itu, bahkan di babak pertama, jika bisa memaksimalkan peluang, hasil positif bisa dibawa pulang dari Kota Pahlawan.

Oleh sebab itu, berkaca dari satu hal ini saja sudah terlihat bahwa musuh PSIM adalah diri sendiri. Satu hal yang patut disyukuri Brajamusti dan semua elemen suporter, PSIM bermain dengan cara yang benar. Perlu diakui bahwa, PSIM merupakan salah satu dari sedikit tim di Indonesia yang bisa bermain rapi.

Kelebihan di atas lapangan ini, ditambah konsistensi mental, adalah senjata yang mutlak dibutuhkan PSIM. Ingat, musim depan, tim-tim yang terdegradasi dari Liga 1 jelas bukan tim sembarangan. Jika tak mampu mempertahankan konsistensi di semua pertandingan, horor play-off degradasi bisa saja terulang, dengan hasil akhir yang bisa sama sekali berbeda.

Melanjutkan kerja apik manajemen juga perlu menjadi catatan. Di tangah coach Erwan Hendarwanto, PSIM berjalan ke arah yang benar. Baik soal cara bermain di atas lapangan seperti yang disingguh di atas, hingga pendekatan yang bijak terhadap sikap pemain yang “membangkang” dan ingin hengkang.

Persiapan play-off degradasi PSIM diganggu kabar berita dua pemain penting yang ingin hengkang. Sudah kebiasaan PSIM untuk tidak menahan siapa saja yang ingin hengkang. Terutama mereka yang masih muda, punya bakat luar biasa, dan diminati tim besar. Namun, sikap PSIM yang “menahan” pun bisa dimaklumi karena mereka membutuhkan dua pemain penting ini demi bertahan di Liga 2.

Manajemen pemain yang ditunjukkan coach Erwan membuat skuat PSIM tetap stabil, meski digempur pemberitaan hengkangnya dua pemain tersebut. Pun ketika dua pemain tersebut memang hengkang, performa PSIM di play-off degradasi tetap memuaskan. Dalam diri coach Erwan, dan manajemen yang waras, PSIM beserta semua suporternya bisa bermimpi setinggi mungkin.

Maka, konsisten di semua laga dan mempertahankan kerja apik manajemen, beserta sang pelatih, adalah sedikit makna dari keberhasilan PSIM bertahan di Liga 2.

Author: Yamadipati Seno (@arsenalskitchen)
Koki Arsenal’s Kitchen