Eropa Inggris

Ketika Chelsea Tunduk oleh Sang Juru Kunci

Nasib sial nampaknya sedang menaungi jawara bertahan Liga Primer Inggris, Chelsea. Berawal dari kekalahan dari Manchester City akhir September lalu, The Blues juga harus kehilangan dua penggawa andalan mereka, N’Golo Kante dan Alvaro Morata, yang sedang diterpa cedera hamstring. Tak berhenti sampai di situ, di pekan ke-8 Liga Inggris, penderitaan Chelsea kembali diperparah akibat kekalahan memalukan yang mereka derita dari tim juru kunci, Crystal Palace.

Bertandang ke Selhurst Park, markas Palace, Chelsea bertekad meraup poin penuh di laga derbi kali ini demi tetap bertahan di papan atas klasemen Liga Primer. Namun, ketidakhadiran dua pemain inti membuat The Blues tampil di bawah performa terbaik.

Posisi penyerang utama yang dipercayakan kepada Michy Batshuayi terbukti tak berjalan sesuai rencana. Pemain asal Belgia tersebut bahkan tak mampu melepaskan satu pun tendangan yang memaksa Conte menggantinya dengan Pedro di menit ke-57. Parahnya lagi, dari 15 tendangan yang berhasil dilesakkan Chelsea, hanya 5 yang mengarah tepat ke sasaran.

Tak hanya bermasalah di lini depan, pertahanan The Roman Emperor juga tampil tak kalah buruk. Tercatat tim ruan rumah berhasil menggempur pertahanan David Luiz dan kawan-kawan dengan 14 tendangan yang 9 di antaranya dilakukan di dalam kotak penalti Chelsea. Gol pertama yang dicetak Palace pun merupakan akibat dari kurangnya koordinasi lini belakang The Blues yang membuat Azpilicueta tak sengaja mencetak gol ke gawang sendiri.

Penampilan yang sedikit lebih baik ditunjukkan oleh dua pilar lini tengah mereka, Cesc Fabregas dan Tiemoue Bakayoko. Terbukti, kerja sama keduanya sempat membuat Chelsea menyamakan kedudukan pada menit ke-18. Umpan terukur Fabregas berhasil diselesaikan oleh Bakayoko dengan sundulan kepalanya.

Sayangnya, kembali lengahnya pertahanan anak-anak asuh Antonio Conte di akhir babak pertama kembali berhasil dimanfaatkan Wilfried Zaha yang mampu membawa Palace kembali unggul 2-1 di menit 45.

Tak ingin semakin terpuruk, Chelsea mencoba bangkit selepas jeda turun minum. Akan tetapi, dominasi penguasaan bola hingga 60 persen ternyata tak cukup mampu membuat Si Biru menembus pertahanan tim tuan rumah. Hingga peluit panjang dibunyikan, Palace berhasil mempertahankan kemenangan 2-1 atas sang tetangga sesama London.

Bagi Chelsea, kekalahan ini tak hanya menyakitkan tetapi juga memalukan. Pasalnya, Chelsea menjadi klub pertama yang gawangnya berhasil dibobol oleh anak-anak asuh Roy Hodgson di liga musim ini. Selain itu, Chelsea juga menjadi tim yang ‘memberikan’ poin pertama (bahkan kemenangan pertama) bagi Crystal Palace musim ini setelah di 7 laga sebelumnya mereka sama sekali tak mampu meraih satu pun angka.

Kekalahan kedua beruntun di Liga Primer ini juga memaksa Chelsea melorot ke urutan kelima klasemen sementara dengan baru mengumpulkan 13 poin dari 8 pertandingan. Mereka kini terpaut 9 angka dari Manchester City yang masih nyaman menduduki pucuk klasemen dengan 22 poin setelah meraup kemenangan besar 7-2 atas Stoke City. Jika tak segera berbenah diri, bukan tak mungkin Chelsea akan semakin terpuruk dan harus berjuang lebih keras untuk mempertahankan gelar Liga Inggris di musim 2017/2018 ini.

Author: Alfiza Satrio (@Alfizasatrio)
Penggemar si biru dari London Barat