Tidakkah Anda bosan melihat lawan uji coba tim nasional Indonesia yang itu-itu saja? Kalau bukan Kamboja atau Timor Leste, tim Merah-Putih pasti akan menantag tim nasional Malaysia atau Laos. Beberapa alternatif yang dicoba baru-baru ini seperti Puerto Riko dan Fiji pun bukan lawan berkualitas
Padahal, beberapa tahun ke belakang, Indonesia tak pernah kekurangan tim nasional dan klub-klub kelas dunia untuk menjadi lawan uji coba. Berikut ini beberapa di antaranya:
Borussia Dortmund (2007)
Banyak yang tak mengetahui kalau sepuluh tahun lalu, Borussia Dortmund pernah beruji coba dengan tim nasional Indonesia di Stadion Utama Gelora Bung Karno. Pada saat itu, die Schwarzgelben belum menjadi klub yang ditakuti seperti sekarang.
Dortmund yang diperkuat penjaga gawang Roman Weidenfeller dan kapten Polandia, Jakub Blaszczykowski, hanya menang tipis 1-0 atas Elie Aiboy dan kawan-kawan. Jalannya pertandingan yang tak menarik akibat diguyur hujan juga membuat uji coba ini cepat terlupakan.
Bayern München (2008)
Sekitar 75 ribu penonton memadati laga bergengsi antara tim nasional Indonesia melawan raksasa Bundesliga ini. Bayern München pada saat itu diperkuat penjaga gawang ikonik mereka, Oliver Kahn, Mark van Bommel dan Toni Kroos yang masih muda.
Keperkasaan Bayern memang bukan tandingan tim Merah Putih. Namun, penonton Indonesia bisa bersorak gembira dengan satu gol yang berhasil disarangkan Bambang Pamungkas. Skor akhir 1-5 untuk kemenangan klub Jerman tersebut.
Uruguay (2010)
Ini adalah salah satu uji coba berkualitas yang pernah dilaksanakan Indonesia. Uruguay pada saat itu datang dengan status peringkat 4 Piala Dunia 2010, ditantang tim nasional Indonesia yang dipersiapkan menghadapi Piala AFF 2010.
Indonesia malah unggul duluan melalui gol Boaz Solossa di babak pertama. Namun, Uruguay mengamuk dan membombardir gawang Markus Haris Maulana. Duet penyerang kelas dunia, Luis Suarez dan Edinson Cavani, sama-sama mencetak hattrick untuk membantai Indonesia 7-1.
Valencia (2012)
Bahkan ketika masih dilanda konflik antara dua federasi dan dualisme liga, Indonesia masih menarik minat klub La Liga, Valencia, untuk datang beruji coba. Saat itu, Valencia berhadapan dengan timnas Indonesia asuhan Nil Maizar yang disiapkan untuk Piala AFF 2012, plus beberapa pemain senior seperti Firman Utina dan Ponaryo Astaman.
Bambang Pamungkas dan kawan-kawan tak sanggup menandingi permainan atraktif Paco Alcacer, Jeremy Mathieu dan kawan-kawan lalu takluk dengan skor 0-5.
Los Angeles Galaxy (2011)
David Beckham adalah jualan utama kedatangan klub Major League Soccer (MLS) ini ke Indonesia. Meski demikian, LA Galaxy juga diperkuat legenda tim nasional Irlandia, Robbie Keane, dan motor tim Amerika Serikat, Landon Donovan. Mereka menantang ‘Indonesia Selection’ yang berisikan pemain-pemain tim nasional Indonesia.
Di luar dugaan, gawang Indonesia yang dikawal Andritani Ardhiyasa hanya kebobolan satu gol. Indonesia terbilang mampu meladeni permainan LA Galaxy dengan penampilan Andik Vermansyah yang memperoleh pujian dari Beckham.
Tim nasional Belanda (2013)
Tiga tahun setelah Uruguay, Indonesia kedatangan tim nasional Belanda pada tahun 2013. Laga ini ditunggu-tunggu para pencinta sepak bola tanah air karena The Oranje membawa lengkap hampir semua pemain andalan mereka. Dari Wesley Sneijder, Robin van Persie, hingga Dirk Kuyt diturunkan pelatih Louis Van Gaal.
Indonesia yang juga diperkuat pemain-pemain terbaik dari Zulkifly Syukur, Kurnia Meiga, dan Ian Louis Kabes cukup mengimbangi permainan atraktif Belanda. Skor 0-3 bisa dianggap bukan hasil memalukan.
Arsenal, Liverpool dan Chelsea (2013)
Tahun 2013 adalah pesta para penggemar Liga Primer Inggris. Hanya dalam kurun waktu dua minggu, tiga klub terkemuka Inggris berlaga di Gelora Bung Karno. Mereka adalah Arsenal, Liverpool, dan Chelsea.
Meski diberi nama ‘Indonesia Dream Team’, pemain-pemain yang menantang para jagoan Liga Primer merupakan putra-putra terbaik Indonesia. Nama-nama lokal terkemuka seperti Kurnia Meiga, Ahmad Jufriyanto, hingga Boaz Solossa, beradu dengan Theo Walcott, Philippe Coutinho, dan Eden Hazard. Hasilnya? Indonesia harus menjadi bulan-bulanan ketiganya, masing-masing dengan skor 0-7, 0-2, dan 1-8.
Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.