Banyak ujaran bernada pesimistis ketika Rusia diumumkan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2018. Mulai dari masalah cuaca yang dingin, jarak antar-kota yang jauh, stadion yang kurang mumpuni, hingga tingkat rasisme, dan kekerasan antar-suporter yang tinggi.
Peluang daftar masalah ini masih bisa bertambah mengingat terbukanya potensi beberapa negara besar untuk absen di ajang kompetisi sepak bola terakbar di planet ini. Yang dimaksud negara besar tentunya dilihat dari sudut pandang sepak bola. Beberapa negara yang dimaksud adalah Amerika Serikat (AS), Cile, dan dua semifinalis Piala Dunia 2014, Argentina dan Belanda.
Keempat negara ini tergolong sebagai negara yang memiliki prestasi sepak bola yang cukup baik, setidaknya di wilayahnya sendiri. Selain itu, kualitas pesepak bola yang mereka punya juga dapat dikatakan berkualitas. Apabila negara-negara ini absen, tentu akan menjadi pukulan besar bagi semua pihak di Piala Dunia 2018, mulai dari panitia penyelenggara, dan tentunya, penonton.
Amerika Serikat
Barangkali sulit memang memanggil Amerika Serikat sebagai negara besar di sepak bola, terlebih karena orang-orang di Negeri Paman Sam ini masih menyebut sepak bola dengan kata “soccer”.
Namun, sepak bola belakangan ini mulai menjadi olahraga yang populer di negara adidaya tersebut. Major League Soccer (MLS) menjadi magnet bagi beberapa mantan pemain terbaik dunia untuk menghabiskan kariernya, namun tidak hanya itu. Timnas AS juga cukup berprestasi di ajang CONCACAF, dengan menjadi juara sebanyak enam kali.
Selain itu, The Yanks telah reguler berpartisipasi di Piala Dunia sejak tahun 1990, dan bahkan sempat menjadi tuan rumah di tahun 1994. Animo sepak bola yang mulai meninggi di antara publik AS ini bisa menjadi pukulan bagi FIFA dan khususnya penyedia layanan broadcast Piala Dunia 2018 nanti.
Konsumer sepak bola di AS, dilansir dari Forbes, semakin meningkat dengan catatan kenaikan sebesar 19 persen dari Piala Dunia 2006 ke Piala Dunia 2010. Tentu, tidak hanya dari sisi ekonomi saja.
AS juga diisi oleh pemain-pemain yang cukup berkualitas, seperti Michael Bradley, Clint Dempsey, dan salah satu wonderkid, Christian Pulisic. Lagipula, sungguh sayang bukan, apabila Donald Trump tidak memberikan komentarnya tentang kiprah AS di Rusia nanti?
Cile
Timnas Cile baru saja mencetak sejarah tahun lalu, setelah berhasil menjuarai Copa America, kompetisi sepak bola antar-negara CONMEBOL secara berturut-turut. Selang setahun, Arturo Vidal dan kawan-kawan terseok-seok di babak kualifikasi Piala Dunia 2018 dan terancam untuk absen di putaran final.
Entah apa yang terjadi, karena materi tim juara Cile hingga skuat untuk kualifikasi sekarang tidak berbeda jauh. Namun, skuat asuhan Juan Antonio Pizzi kerap kali kesulitan melawan negara-negara yang lebih lemah, seperti Bolivia, Paraguay, dan Ekuador. Kekalahan dari tim-tim ini membuat Cile menjadi terancam tidak lolos.
Sungguh sangat disayangkan, karena La Roja bermain dengan cara yang menghibur, melalui aksi Alexis Sanchez di lini depan dibantu oleh Vidal yang mendominasi lapangan tengah, dan dikomandoi oleh Claudio Bravo dari belakang. Cile, yang saat ini menempati peringkat sembilan di peringkat FIFA, tentu akan menciptakan ‘kejutan’ sendiri apabila gagal lolos. Kejutan bagaimana sebuah negara yang berhasil mendominasi satu wilayah dalam dua tahun terakhir, berubah menjadi pesakitan hanya dalam selang waktu satu tahun.
Belanda
Kemunduran timnas Belanda sudah mulai terlihat ketika mereka gagal lolos ke Piala Eropa 2016, namun tentu tidak ada yang menyangka bahwa regenerasi The Oranje benar-benar mandek di satu tempat. Kini, mereka terancam gagal lolos ke putaran final Piala Dunia 2018 karena hanya menempati peringkat tiga klasemen Grup A Kualifikasi Piala Dunia zona Eropa di belakang Prancis dan Swedia.
Bagi sebagian orang, kebobrokan Belanda ini mungkin terasa sangat mengherankan. Tujuh tahun lalu, mereka berhasil masuk ke final Piala Dunia di Afrika Selatan, meski harus takluk di tangan Spanyol. Di Piala Dunia 2014 bersama Louis van Gaal, Arjen Robben dan kolega berhasil masuk ke semifinal. Sekarang, masuk ke putaran final pun belum tentu.
Aneh rasanya, jika melihat kualitas pesepak bola dari Belanda yang sangat berkualitas, dan bahkan sebagian menjadi tumpuan beberapa klub besar di dunia. Negeri Kincir Angin ini tentu tidak bisa absen lagi di turnamen besar setelah bencana di 2016, dan Dick Advocaat harus memastikan anak asuhnya memenangi dua laga sisa melawan Belarus dan Swedia.
Belanda, meski sempat menjajah Indonesia begitu lama, masih menjadi favorit banyak orang di negara kita, dan tentu absennya mereka membuat daya tarik Piala Dunia nanti akan berkurang banyak.
Argentina
Masih terekam dengan jelas, bagaimana Gonzalo Higuain membuang peluang emas di final Piala Dunia 2014 melawan Jerman. Masih terekam pula bagaimana wajah pemain terbaik di dunia sepanjang masa, Lionel Messi, tertunduk lesu, dan hanya bisa memandangi trofi Jules Rimet tanpa diperbolehkan untuk memegangnya.
Sehabis kegagalan menyakitkan itu, La Albiceleste berambisi untuk menang di tahun 2018 nanti. Apa jadinya bermimpi ingin juara, namun berkompetisi di putaran final saja tidak? Argentina tidak mempermudah diri mereka dengan bergonta-ganti pelatih, mencoba pemain-pemain semenjana yang tidak layak masuk tim di babak kualifikasi, hingga kini mereka terseok di posisi enam klasemen zona CONMEBOL, di luar zona aman.
Meskipun begitu, tetap saja kita akan merugi apabila Argentina benar-benar absen di Piala Dunia 2018 nanti. Hanya satu alasannya: Messi. Sosok alien ini sudah memasuki usia kepala tiga, dan Piala Dunia 2018 tahun depan bisa menjadi Piala Dunia terakhir bagi Si Kutu. Sedih rasanya mengingat pemain sekaliber dirinya, harus absen di Piala Dunia yang mungkin akan menjadi yang terakhir baginya, karena negaranya melakukan banyak hal konyol sehingga tidak dapat lolos.
Tentu, Messi memang menjadi alasan utama, namun tidak hanya itu sebenarnya. Argentina di atas kertas, memiliki lini depan yang terbaik di dunia. Higuain, Mauro Icardi, Paulo Dybala, Sergio Aguero, Angel Di Maria, dan masih banyak lagi pemain-pemain berbakat di tubuh Argentina. Sungguh sangat disayangkan, apabila Jorge Sampaoli sampai benar-benar gagal membawa negaranya beraksi di putaran final.
Author: Ganesha Arif Lesmana (@ganesharif)
Penggemar sepak bola dan basket