Marcus Rashford menjadi salah satu penampil terbaik ketika Inggris mesti bersusah payah ketika menundukkan Slovenia dengan skor 1-0 dalam lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2018. Dan bagi Martin Keown, pemain muda Manchester United tersebut punya potensi untuk menjadi Cristiano Ronaldo yang baru.
Keown, mantan pemain Arsenal tersebut, berpendapat bahwa semua pemain terbaik di dunia saat ini mengawali kariernya sebagai pemain sayap. Keown merujuk kepada Gareth Bale, Cristiano Ronaldo, dan Lionel Messi, yang ketiganya mulai dikenal dunia ketika bermain di sisi lapangan. Dan Rashford sendiri punya ciri karier yang sama.
Rashford sendiri punya kelebihan menggiring bola dan kemampuannya di atas rata-rata. Meski masih muda, Rashford punya keberanian untuk melewati lawan. Dan dua kelebihan di atas sangat terlihat ketika Rashford bermain di sisi lapangan. Menurut Keown, dengan kemampuan seperti itu, Rashford hanya perlu lebih berani untuk bermain lebih ke tengah.
“Menurut saya, Rashford akan menjadi pemain kelas dunia. Dan para pemain kelas dunia tidak bermain sebagai pemain sayap saja untuk waktu yang lama,” tegas Keown kepada Daily Mail.
Musim perdana Rashford di bawah asuhan Jose Mourinho berjalan dengan baik. Dan musim ini, nasib Rashford seperti mendapatkan garansi untuk bermain bersama tim utama, mengalahkan Anthony Martial, untuk memegang posisi penyerang sebelah kiri. Sesering mungkin tampil bersama tim utama memberi kesempatan seluas-luasnya bagi Rashford untuk berkembang.
Musim ini, dari sisi kiri, Rashford sudah membuat enam umpan kunci dari tujuh laga. Dari penciptaan peluang, tiga umpan berbuah menjadi asis, dengan catatan dua gol bagi dirinya sendiri. Tentu ini menjadi awal yang baik, apalagi ketika kepercayaan yang besar dari seorang pelatih, seorang Jose Mourinho, begitu terlihat.
Bagi pemain muda, dari faktor di luar dirinya, yang dibutuhkan untuk memoles bakatnya adalah kesempatan yang luas dan kepercayaan penuh dari pelatih. Maka, ketika dua hal itu sudah tersedia, jalan menuju pemain kelas elite hanya satu, yaitu jalan kerja keras dengan disiplin tinggi sebagai landasannya.
Menjadi “Cristiano Ronaldo baru” adalah soal mengalahkan batasan diri sendiri. Jujur saja, mengikuti jejak pemain asal Portugal tersebut sangat sulit. Pemain muda dapat dengan mudah menyerah dengan keadaan. Jika sudah begitu, ketebalan mental yang berbicara. Gagal mengalahkan dirinya sendiri, Rashford hanya akan menjadi “Theo Walcott yang lain”.
Disebut bisa menjadi salah satu dari dua pemain terbaik di dunia saat ini tentu sangat menyenangkan. Namun, pujian ini bisa menjadi beban yang berat. Suatu saat nanti, ketika Rashford berada dalam performa terburuk, ia akan dicaci lebih keras, dirisak lebih jahat. Penentuan karier kelas dunianya dipertaruhkan di tengah situasi negatif tersebut.
Apakah Rashford mampu?
Author: Yamadipati Seno (@arsenalskitchen)
Koki Arsenal’s Kitchen