Lima hari setelah ‘Gol Pisang Ijo’ PSM Makassar ke gawang Semen Padang pada pekan ke-27 Go-Jek Traveloka Liga 1, para penggemar PSM masih belum berhenti membicarakan gol indah tersebut. Lebih jauh lagi, gol yang terpilih sebagai gol terbaik pekan ke-27 Liga 1 tersebut ternyata memiliki makna tersendiri bagi berbagai pihak.
Bagi yang belum tahu, gol pertama tim Juku Eja ke gawang Kabau Sirah tercipta langsung dari tendangan sudut. Gol yang terbilang cukup sulit ini dicetak oleh penyerang asing asal Uzbekistan, Pavel Purishkin. Gol Pavel Purishkin tersebut sekaligus membuka pesta gol PSM atas Semen Padang dengan skor 4-0 di Stadion Mattoanging, Andi Mattalatta, Makassar.
Gol Pavel pada menit ke-30 pertandingan tersebut memang cukup indah. Pemain yang direkrut PSM pada awal putaran kedua Liga 1 tersebut melepaskan tendangan yang melayang tinggi kemudian jatuh melengkung ke gawang lawan. Kiper Semen Padang, Jandia Eka Putra, sudah telanjur menjauh dari garis gawang dan tak mampu menjangkau bola yang jatuh ke dalam gawangnya.
Gol pemain bernomor punggung 99 itu langsung diberi nama yang unik oleh para komentator, yaitu “tendangan pisang ijo”. Julukan tersebut merupakan gabungan atas istilah ‘tendangan pisang’ yang populer di akhir dekade 1990-an dan nama minuman khas kota Makassar, es pisang ijo.
Gol itu juga menjatuhkan mental skuat Semen Padang, meskipun mereka sempat menahan gempuran serangan tuan rumah PSM selama sepertiga pertandingan. Namun, setelah terjadinya gol tersebut, secara perlahan kepercayaan diri mereka runtuh dan akhirnya menyerah dengan skor 0-4. Kekalahan ini juga menyebabkan pelatih Nil Maizar mengundurkan diri.
Selain memakan korban dipecatnya pelatih lawan, gol tersebut membangkitkan kembali kepercayaan para pendukung PSM terhadap sang pencetak gol. Penampilan Pavel memang tidak buruk, tapi kehadirannya selama putaran kedua ini terlihat belum memegang peranan krusial di skuat Juku Eja. Maklum, pemain yang pernah bermain di Liga Malaysia ini dibebani target awal yang berat, yaitu menggantikan peran Reinaldo Elias da Costa yang hijrah ke Persija Jakarta.
Reinaldo, target man PSM di putaran pertama, sukses mencetak sembilan gol sebelum berganti seragam klub lain. Target berat tersebut kemudian seolah menjadi patokan para pendukung Juku Eja untuk menilai penampilan Pavel. Padahal, posisi pemain Uzbekistan tersebut cukup berbeda dari Reinaldo. Pemain berusia 29 tahun tersebut lebih banyak beroperasi di sektor penyerang sayap.
Pavel memang sukses membuka keran golnya di pekan ke-22 ketika PSM menghadapi tuan rumah Arema. Sepekan kemudian, ia mencetak gol keduanya yang membuka pesta gol PSM ke gawang PS TNI. Namun, selama beberapa pertandingan setelahnya, performa pemain yang pernah berkompetisi di kasta kedua Liga Malaysia ini dianggap terlalu egois. Ia terlalu sering memaksakan diri menggiring bola dan menembak ke gawang lawan meskipun terdapat rekan setimnya yang berada di posisi lebih menguntungkan.
Tanda-tanda belum menyatunya pemain Uzbekistan tersebut kemudian terlihat ketika dirinya menjadi lebih sering menjadi pilihan kedua dibanding para penyerang lokal, Zulham Zamrun dan Muhammad Rahmat. Alarm tanda bahaya bagi Pavel lalu berbunyi ketika pelatih PSM, Robert Rene Alberts, mengakui bahwa penampilan rekrutannya itu belum memuaskan.
“Pavel memang belum menunjukkan performa terbaiknya. Namun, kami tetap sabar menanti gol-gol darinya,” kata Robert seperti dilansir Goal.
Meski akhirnya belum berhasil mencetak gol dari permainan terbuka, tapi gol ‘tendangan pisang ijo’ ke gawang Semen Padang setidaknya menjadi jawaban Pavel atas berbagai kekhawatiran dan kritik terhadapnya. Gol tersebut adalah sumbangsih ketiganya bagi PSM dalam delapan pertandingan. Setidaknya, ia membuktikan bahwa dirinya bukanlah penyerang mandul.
Bagi para pendukung PSM sendiri, ‘tendangan pisang ijo’ akan dikenang dalam waktu lama. Gol ini mengingatkan mereka terhadap dua gol dari tendangan sudut yang juga pernah dicetak Ahmad Amiruddin dan Ortizan Solossa. Apalagi, tak seperti dua gol sebelumnya, keindahan gol Pavel telah diabadikan dalam bentuk video di YouTube sehingga bisa ditonton setiap saat.
Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.