Cedera memang menjadi momok yang amat menakutkan bagi seorang atlet, walaupun sebenarnya mengalami cedera adalah hal yang lumrah. Hampir semua atlet pernah mengalami cedera, mau apapun jenis olahraganya, tak terkecuali atlet sepak bola. Sebenarnya, sudah banyak atlet sepak bola yang meredup, bahkan mati kariernya akibat cedera yang beragam.
Sebut saja nama-nama seperti Alexandre Pato, Jack Wilshere, dan Iker Muniain, yang sejauh ini gagal memenuhi harapan akibat cedera, atau bahkan nama-nama seperti Ledley King, Owen Hargreves, dan legenda Belanda, Marco van Basten, yang harus pensiun dini akibat didera cedera yang sulit untuk disembuhkan.
Daftar pemain ini bisa jadi akan bertambah dengan kehadiran nama Marco Reus. Sebuah hal yang tentu sangat tidak diinginkan oleh seluruh pencinta sepak bola di seluruh dunia, mengingat Reus adalah pesepak bola yang sangat berbakat. Meskipun begitu, beberapa tahun belakangan, kariernya digerogoti oleh cedera, dan timbul pertanyaan, apakah Reus masih bisa bertahan dan meneruskan perjalanannya sebagai atlet sepak bola?
Sejatinya, Reus adalah pemain yang dapat dengan mudah bersanding dengan nama-nama besar di dunia sepak bola saat ini. Namanya mulai mendunia semenjak ments bersama Borussia Dortmund di Januari 2012, setelah naik daun bersama rival Die Borussen di Bundesliga, Borussia Mönchengladbach.
Ia tampil memukau, baik bersama Dortmund, maupun dengan timnas Jerman di Piala Eropa 2012, turnamen besar pertamanya di level internasional, sekaligus menjadi yang terakhir ia lakoni hingga saat ini. Akibatnya, di akhir tahun 2012, ia diganjar penghargaan Pemain Terbaik Jerman, dan di akhir musim, ia mendapatkan gelar pemain terbaik Bundesliga.
Di musim keduanya (2012/2013), sekaligus musim penuhnya bersama Der BVB, pemain dengan nomor punggung 11 di klub ini berhasil membawa klubnya menjadi runner-up Liga Champions, setelah dikalahkan rival senegaranya, Bayern München, di final. Ia kembali mempertahankan gelar sebagai pemain terbaik Bundesliga di akhir musim.
Karier Reus masih menanjak hingga akhir musim 2013/2014. Sialnya, menjelang musim berakhir, ia tertimpa cedera yang membuatnya harus melewatkan Piala Dunia 2014 di Brasil. Dari sinilah, riwayat cederanya mengambil alih sorotan yang diterima Reus ketimbang performanya di lapangan.
Semenjak itu, ia tak pernah tampil lebih dari 26 kali di Bundesliga bersama Dortmund tiap musimnya. Yang teramat disayangkan adalah, tiap kali wakil kapten Dortmund ini berkesempatan untuk tampil, ia selalu memberikan yang terbaik, dan mengangkat performa timnya menjadi lebih tinggi lagi. Namun, polanya selalu sama, tampil bagus dalam beberapa pertandingan, lalu kemudian cedera lagi. Sungguh malang nasib Marco Reus. Beriringan dengan meredupnya Reus, performa Dortmund juga ikut anjlok, dengan hanya memenangkan trofi DFB-Pokal di musim 206/2017.
Yang menambah kesialannya, cedera terbaru yang Reus alami adalah cedera yang sangat menakutkan bagi semua atlet, putusnya Anterior Cruciate Ligament (ACL) di lutut. Cedera ini terkenal sebagai cedera yang amat memengaruhi performa atlet, tidak hanya pesepak bola, dan juga bersifat mudah kambuh. Cedera yang diderita Reus kala menang atas Eintrach Frankfurt di final DFB-Pokal bulan Mei lalu ini menyebabkan dirinya masih belum pulih hingga saat ini, dan diperkirakan baru dapat bermain di tahun 2018 nanti.
Meskipun begitu, berbeda dengan musim-musim sebelumnya saat ditinggal Reus, Dortmund tampak jauh lebih stabil. Sepertinya, Pierre-Emerick Aubameyang dan kolega sudah bisa melupakan peran metronomis sang wakil kapten. Hingga kini, skuat asuhan Peter Bosz masih duduk nyaman di peringkat pertama Bundesliga dengan mengantongi 19 poun dari tujuh laga.
Peran Reus mulai tergantikan oleh beberapa nama seperti talenta muda asal Amerika Serikat, Christian Pulisic, serta rekrutan baru asal Ukraina, Andriy Yarmolenko. Dari sinilah, dapat ditarik kesimpulan bahwa cedera benar-benar mengganggu keberlangsungan karier Reus sebagai pesepak bola, setidaknya di Dortmund.
Mengingat usianya yang sudah mencapai 28 tahun, Reus berkata bahwa mungkin sudah saatnya baginya untuk pindah dari klub besar Jerman tersebut. Dilansir dari SkySports, ia mengatakan bahwa ada empat hingga lima klub mancanegara yang menaruh minat pada dirinya, dan mulai mempertimbangkan untuk pindah mengingat kontraknya di Dortmund akan habis di tahun 2019, ketika usianya sudah mencapai 30 tahun. Ia juga menyatakan bahwa ia frustrasi akibat cedera yang dideritanya, dan akan menukar semua uang yang ia punya hanya demi kebugaran tubuhnya.
Pemain seperti Reus tentu masih memiliki harga jual yang tinggi, mengingat tanpa cederanya, ia adalah pemain yang komplet. Seorang gelandang sayap yang memiliki kedua kaki sama bagusnya, mampu mengeksekusi bola mati dengan baik, memiliki kecepatan dan kemampuan dribel yang mumpuni, serta visi yang presisi, ia akan menjadi aset berharga bagi semua klub besar di Eropa. Namun, berisiko tentunya menampung pemain dengan profil tinggi namun memiliki riwayat cedera sebanyak dirinya, apalagi cedera yang kambuhan.
Pindah dari Dortmund mungkin menjadi opsi terbaik yang dapat diambil pemain yang mampu berposisi di kedua sayap ini. Namun yang paling utama, ia harus memastikan terlebih dahulu bahwa ia mampu bugar selama semusim penuh, dan meyakinkan klub-klub lain yang menaruh ketertarikan padanya bahwa ia sudah fit.
Penanganan cedera dan rehabilitasi yang baik juga tentu ia butuhkan. Reus tentunya memiliki waktu sebelum usianya mencapai 30 tahun untuk menyelamatkan kariernya. Apabila hingga kontraknya habis, dan ia masih berkutat dengan cedera, maka dengan amat menyesal, Reus bisa jadi mengikuti jejak van Basten sebagai pemain penuh bakat namun harus mati karier akibat cedera.
Author: Ganesha Arif Lesmana (@ganesharif)
Penggemar sepak bola dan basket