Babak Kualifikasi Piala Dunia 2018 sudah dalam fase ujung. Beberapa tim sudah memastikan diri berpartisipasi dalam turnamen paling akbar sepak bola dunia yang akan diselenggarakan di Rusia tersebut tahun depan. Nama-nama seperti Brasil, Meksiko, dan Belgia termasuk ke dalamnya.
Meskipun begitu, ada satu negara yang digadang-gadang memiliki skuat terbaik di dunia, namun posisinya masih belum aman. Negara itu adalah Prancis, yang dikatakan memiliki kedalaman skuat terbaik di antara negara-negara besar lainnya. Hal tersebut tentu tak dapat dipungkiri, karena saking mewahnya, nama-nama seperti Anthony Martial dan Tiemoue Bakayoko yang sedang berada dalam form-nya, tidak dipanggil ke dalam skuat untuk kualifikasi menghadapi Bulgaria dan Belarusia.
Namun, apakah timnas Prancis benar-benar luar biasa seperti yang digembor-gemborkan orang?
Kegagalan Les Bleus di Piala Eropa 2016 saat kalah dari Portugal di final mungkin masih teramat membekas. Berlaga di rumah sendiri, gol tunggal Ederzito di babak tambahan harus membuat Antoine Griezmann dan kawan-kawan tertunduk lesu. Ada satu nama yang bertanggung jawab lebih atas kegagalan Prancis, yaitu sang pelatih, Didier Deschamps.
Kegagalan Deschamps dalam melihat situasi dan pengambilan keputusan memang sangat merugikan dalam laga itu, seperti keputusan penggantian Dimitri Payet yang tampil bagus serta memasukkan Andre Pierre-Gignac yang ‘berhasil’ membuang peluang emas bagi Prancis.
Bukan tidak mungkin, mantan pemain Juventus ini akan melakukan kesalahan yang sama, yang akan sangat merugikan bagi Prancis ke depannya. Deschamps memang sudah melakukan kemajuan bersama Prancis dengan mencatatkan persentase kemenangan sebesar 62,5 persen, ketimbang pendahulunya, Laurent Blanc, yang hanya mencatatkan 59,3 persen kemenangan. Meskipun begitu, dengan talenta yang ia miliki di skuat, Deschamps harus memastikan mereka lolos otomatis ke fase grup Piala Dunia 2018 nanti, dan meraih prestasi sepadan dengan kemewahan yang ia punya.
Skuat Prancis memang tergolong sangat baik dari segi kualitas dan kuantitas. Meskipun begitu, bukan berarti mereka tidak memiliki masalah. Satu yang paling terlihat ada di posisi bek sayap, baik kiri atau pun kanan. Di sisi kiri, Layvin Kurzawa bersaing dengan Lucas Digne dan Benjamin Mendy menjadi penerus Patrice Evra.
Masalahnya, Kurzawa kerap kali melakukan kesalahan ganjil. Dalam pertandingan terakhir di Kualifikasi Piala Dunia, Prancis secara mengejutkan ditahan oleh Luksemburg. Di laga itu, Kurzawa menjadi pesakitan karena membuang-buang bola terlalu sering (41 kali), serta crossingnya sebanyak 17 kali, tidak ada yang menemui sasaran. Di lain pihak, Digne tidak bermain cukup sering bagi Barcelona, serta Mendy terkena cedera panjang.
Sementara itu, di sisi kanan, situasi juga tidak begitu bagus. Djibril Sidibe, yang menjadi pilihan utama, kerap kali melakukan kesalahan yang tidak perlu, meski dilakukan bersama klubnya, AS Monaco. Sidibe yang memang memiliki sisi ofensif yang bagus, kerap kali melupakan tugas utamanya untuk menjaga sisi kanan pertahanan Monaco.
Ambil contoh ketika juara Ligue 1 ini takluk dari tangan OGC Nice dengan skor 3-0. Pemain yang mampu mengisi pos bek kiri ini alpa melihat pergerakan Mario Balotelli dalam gol ketiga Nice. Cadangan Sidibe, Christophe Jallet, sudah habis masa emasnya, dan pada kenyataannya tidak pernah benar-benar bagus.
Meskipun begitu, sulit untuk melihat kelemahan skuat Ayam Jantan lebih dari ini. Ujar-ujar bahwa timnas Prancis benar-benar luar biasa sepertinya benar adanya. Mulai dari kiper, Hugo Lloris memang sepertinya termasuk dalam kandidat kiper terbaik di dunia hingga posisinya sulit digeser, namun Prancis masih memiliki nama-nama seperti Alphonse Areola yang tampil bagus bersama Paris Saint-Germain, lalu masih ada Stephane Ruffier, Steve Mandanda, dan Benoit Costil.
Posisi bek tengah Prancis menjadi sesuatu yang membuat iri timnas negara lain dengan paduan pemain tua dan muda yang menawan. Ada nama Laurent Koscielny dan Adil Rami, dua bek senior berpengalaman, dan Raphael Varane serta Samuel Umtiti, dua pemain muda dengan pengalaman bermain di level tertinggi bersama dua klub terbaik di dunia. Di belakang mereka, masih ada nama-nama seperti Presnel Kimpembe, Aymeric Laporte, serta Kurt Zouma.
Lini tengah Prancis bisa dikatakan sebagai yang terbaik di dunia. Siapa yang bisa menandingi duo Paul Pogba dan N’Golo Kante? Apabila salah satu dari mereka tidak dapat bermain, masih ada nama lainnya yang tidak kalah bagus seperti Blaise Matuidi, Adrien Rabiot, Corentin Tolisso, serta Steve N’Zonzi.
Barisan penyerangan Prancis juga mampu membuat lini pertahanan lawan merasa jeri. Antoine Griezmann, Alexandre Lacazette, dan tentunya, Kylian Mbappe bersaing untuk menjadi juru gedor utama. Jangan lupakan Olivier Giroud, yang secara luar biasa, selalu menjadi pilihan utama di timnas.
Untuk menjawab pertanyaan di awal, apakah timnas Prancis benar-benar luar biasa, maka jawabannya adalah ya. Namun, sama seperti mobil balap, sekencang apapun, apabila pengemudinya tidak begitu bagus, maka kemampuan mobil tersebut menjadi sia-sia. Begitu juga dengan skuat Prancis, apabila Deschamps tidak memanfaatkan dengan penuh kualitas pemain luar biasa yang ia miliki, maka kemewahan tersebut akan menjadi sia-sia.
Author: Ganesha Arif Lesmana (@ganesharif)
Penggemar sepak bola dan basket