Eropa Spanyol

Marcelino, Sosok Kunci di Balik Kebangkitan Valencia

Setelah dalam beberapa musim terakhir terlempar dari peringkat empat besar La Liga, di musim 2017/2018 ini sepertinya Valencia sepertinya mulai bangkit kembali. Los Che tampil impresif di tujuh pertandingan awal kompetisi. Sejauh ini mereka belum terkalahkan dan slah satu laga terbaik adalah ketika mereka berhasil menahan imbang Real Madrid di pekan kedua.

Banyak pihak menganggap kebangkitan Valencia ini tidak lepas dari penampilan gemilang penyerang asal Italia, Simone Zaza. Ia berhasil menyarangkan enam gol dari tujuh pertandingan terakhir. Peran Zaza memang tidak bisa dikesampingkan, tetapi otak utama dari penampilan ciamik yang ditunjukan Valencia sejauh ini adalah sang pelatih, Marcellino Garcia Toral.

Pelatih rewel pencipta keajaiban

Sekitar tahun 2013 lalu, ada dua pelatih muda Spanyol yang diprediksikan akan memiliki karier yang cemerlang dan mungkin akan menangani tim besar suatu saat nanti. Satu nama adalah Luis Milla Aspas, dan satu nama lain adalah Marcelino Garcia Toral. Keduanya dianggap memiliki potensi besar dan kemampuan yang berbeda-beda.

Sementara Milla sangat bagus dalam pengembangan bakat pemain muda, Marcelino sendiri dikenal sebagai pelatih yang bisa memaksimalkan skuat yang dimilikinya. Well, tentu tidak ada yang menyangka bahwa takdir kemudian membawa Milla menangani timnas Indonesia.

Penunjukan Marcelino sebenarnya mengundang banyak tanda tanya. Terutama bagi para penggemar Valencia yang kebiasaan menuntut mereka yang sangat terkenal. Peter Lim, selaku pimpinan klub, dianggap tidak belajar dari pengalaman menggunakan pelatih-pelatih yang belum terbukti di sepak bola Spanyol. Sebelumnya, Valencia sudah sempat ditangani oleh Nuno Esprito Santo, Cesare Prandelli, dan tentunya Gary Neville, yang tidak terlalu sukses di klub yang bermarkas di Stadion Mestalla tersebut.

Tetapi sebenarnya pemilihan Marcelino adalah keputusan yang sangat tepat setidaknya sampai sejauh ini. Marcelino bahkan memiliki pengalaman di sepak bola Spanyol jauh lebih banyak dari gabungan pengalaman Gary Neville, Nuno Santo, dan Cesare Prandelli ketika masih berkarier di sana. Marcelino sudah paham betul apa yang mesti ia lakukan, apalagi, ia tersohor sebagai pencipta keajaiban.

Marcelino datang ke Villarreal pada Januari tahun 2013 di saat kondisi tim benar-benar babak belur. Tim berjuluk The Yellow Submarine tersebut berada di peringkat ke-17 Divisi Segunda, dan terancam degradasi ke divisi yang lebih rendah lagi. Tanpa terduga, di bawah arahan Marcellino, Villarreal kemudian melesat jauh ke peringkat atas, dan berhasil meraih tiket promosi mereka ke Divisi Primera.

Hebatnya lagi, Marcelino dan Villarreal mendapatkannya secara otomatis, bukan melalui babak play-off. Di akhir musim, Marcelino berhasil membawa Villarreal menjadi runner-up Divisi Segunda dan mengunci tiket promosi otomatis ke Divisi Primera.

Sebenarnya filosofi bermain Marcelino bisa dibilang tidak ada yang benar-benar istimewa. Skema permainan arahan Marcelino adalah menguasai bola, bermain menekan, dan agresif, khas sepak bola Spanyol. Lalu apa yang membuat Marcelino menjadi spesial? Apa yang membuat ia bisa membuat keajaiban di Villarreal dan kini melakukannya lagi di Valencia?

Soal menghargai proses yang membuat Marcelino menjadi begitu spesial. Ia selalu mengingkan pemainnya terus berkembang dalam setiap latihan. Ada instruksi yang begitu detail bagi para pemainnya. Ia begitu menuntut para pemainnya hingga dalam beberapa kondisi rasanya Marcelino merupakan pelatih yang sangat “rewel”.

Soal menit bermain pun Marcelino memiliki cara yang bisa dibilang tidak biasa. Ia tidak akan langsung memainkan pemain baru sampai ia benar-benar dirasa siap. Gabriel Paulista, yang sempat membela Arsenal, dan kini mengikuti Marcelino ke Valencia, adalah salah satu contoh besar. Butuh satu musim sampai akhirnya ia dimainkan secara reguler. Padahal kala itu, Gabriel datang ke Villarreal sebagai salah satu bek potensial di Brasil.

Marcelino juga memberikan aturan soal asupan gizi dari para pemainnya. Ia memiliki disiplin tersendiri soal apapun yang masuk ke dalam perut para pemainnya. Marcelino percaya bahwa kebugaran para pemain akan sangat berpengaruh terhadap penampilan mereka di lapangan.

Meskipun sangat menghargai proses, Marcelino punya hasrat untuk memenangkan pertandingan yang sangat besar. Hal ini tentu membuatnya menjadi berbeda dengan profesor keuangan yang kini menangani Arsenal. Setidaknya hal tersebut pernah ia ungkapkan dalam sebuah wawancara kepada laman resmi La Liga.

“Tanpa kerendahan hati, komitmen, solidaritas, dan ambisi, rasanya sangat mustahil untuk mendapatkan sebuah hasil yang bagus. Keinginan besar untuk menang mestinya harus menyatukan tim, dan bersama-sama kami (tim) akan lebih kuat lagi.”

Apakah Marcelino akan terus membuat keajaiban lain di Valencia di sisa musim ini?

Author: Aun Rahman (@aunrrahman)
Penikmat sepak bola dalam negeri yang (masih) percaya Indonesia mampu tampil di Piala Dunia