Eropa Jerman

Senjakala Robbery di Bayern München

Dalam kurun satu dasawarsa terakhir, peran inverted winger begitu populer di jagad sepak bola. Sederhananya, peran ini membuat para winger berkaki kidal beroperasi di sayap kanan dan winger yang kaki kanannya lebih hidup bermain di sayap kiri.

Melalui peran ini juga, para winger tersebut akan lebih banyak melakukan tusukan ke kotak penalti atau cut-inside pada saat merangsek ke lini pertahanan lawan, ketimbang menyisir area sayap dan mengirim umpan crossing ke layaknya winger-winger klasik.

Dari sekian nama winger yang sangat fasih memainkan peran inverted winger, nama Franck Ribery dan Arjen Robben adalah contoh terbaik. Baik di level klub maupun tim nasional, keduanya selalu memerankan tugas tersebut dengan sangat ciamik. Melalui kaki mereka, ada banyak asis dan gol yang berhasil diciptakan.

Beruntung, kesebelasan raksasa asal Jerman, Bayern München, menjadi pihak yang bisa menikmati servis keduanya dalam kurun satu dekade terakhir. Ribery didatangkan Bayern dari Olympique Marseille pada musim panas 2007 dengan mahar senilai 25 juta euro. Sementara Robben, direkrut dari Real Madrid di jendela transfer musim panas 2009 juga dengan biaya yang sama.

Menariknya, kedua pemain ini selalu menjadi tulang punggung Die Bayern walau pergantian pelatih juga kerap terjadi di dalam tubuh tim. Mulai dari Louis van Gaal, Juup Heynckes, Pep Guardiola, dan Carlo Ancelotti, selalu memercayakan area sayap Bayern kepada Ribery dan Robben.

Maka tak perlu heran apabila keduanya pun bergelimang prestasi, mulai dari titel Bundesliga, Piala Jerman, Piala Super Jerman, Liga Champions, Piala Super Eropa dan Piala Dunia Antarklub, sudah pernah dicicipi semasa mengabdi di Stadion Allianz Arena.

Kengerian performa yang diperlihatkan Ribery dan Robben di wilayah sayap Die Bayern juga yang akhirnya memunculkan julukan Robbery (berakar pada gabungan nama Robben-Ribery) yang disematkan oleh para suporter setia dari klub yang berdiri pada 27 Februari 1900 tersebut.

Walau tergolong sangat hebat dan punya kelas tersendiri, Robbery memiliki satu masalah yang bikin keduanya sering gagal main bersama yaitu cedera. Sudah menjadi rahasia umum apabila kedua pemain bak memiliki kartu langganan buat menemui dokter di setiap musim. Tak jarang pula keduanya mesti absen untuk waktu yang lama karena dihantam cedera yang cukup parah.

Salah satu alasan yang kerap dikemukakan terkait seringnya Robbery menepi akibat cedera adalah cara bermain keduanya yang sangat eksplosif. Seperti yang kita ketahui, baik Ribery maupun Robben selalu mengandalkan kecepatan mereka dalam bermain. Hal tersebut lantas dikombinasikan dengan gerakan-gerakan dribel ciamik yang sejatinya sangat membebani otot kaki.

Baik paha, hamstring, lutut, betis sampai pergelangan kaki dari duet maut ini sama-sama pernah dihantam cedera, yang memaksa keduanya menjalani operasi dan butuh waktu lama untuk memulihkan diri.

Akan tetapi, kepercayaan dari para pelatih dan juga manajemen terhadap Robbery sama sekali tidak berkurang bahkan di bulan Juli kemarin, baik Ribery maupun Robben sama-sama mendapat perpanjangan kontrak selama satu musim dari Bayern. Ini berarti, pengabdian mereka baru akan selesai pada Juni 2018 mendatang.

Meski begitu, Robbery juga tidak bisa menyembunyikan fakta bahwa semakin uzurnya mereka (Ribery berumur 34 tahun sementara Robben 33 tahun), kemampuan yang dimiliki keduanya pun ikut mengalami dekadensi. Kecepatan mereka tak lagi secepat dahulu. Gocekan-gocekan khas yang seringkali mereka pertontonkan pun semakin berkurang intensitasnya.

Sekarang, kita jarang sekali bisa menyaksikan kedua pemain ini bermain penuh selama 90 menit untuk beberapa laga secara beruntun. Entah salah satu atau keduanya sekaligus, acapkali ditarik keluar oleh para pembesut Bayern bahkan di saat laga baru menyentuh menit ke-60. Hal ini semakin memperkuat kenyataan bahwa Robbery tengah mengalami senjakala karier bersama Bayern.

Akhir pekan kemarin, tatkala Bayern bertandang ke Stadion Olympia Berlin guna bersua Hertha Berlin, Ribery terkena cedera di bagian lututnya pada menit ke-60. Hal ini terjadi setelah Ribery salah mengontrol bola umpan dari Corentin Tolisso. Usai melakoni pemeriksaan, lelaki asal Prancis yang satu ini dinyatakan terkena cedera LCL (Lateral Collateral Ligament) serta bakal absen selama beberapa pekan.

Dan seperti yang saya paparkan di paragraf sebelumnya, Robben yang pada laga tersebut juga ikut merumput hanya bermain sampai menit ke-59 sebelum akhirnya digantikan oleh Thiago Alcantara. Robben dianggap tidak bermain maksimal oleh Willy Sagnol, caretaker Bayern usai Ancelotti dipecat beberapa waktu yang lalu.

Keberadaan Kingsley Coman, James Rodriguez, dan Thiago yang cukup mumpuni buat mengisi area sayap Bayern, plus dua peristiwa di atas, semakin menegaskan bahwa kisah hebat dua winger kelas dunia berjuluk Robbery di Bayern München telah mendekati garis akhir. Mulai musim panas tahun depan, suporter Bayern maupun pencinta sepak bola, mungkin takkan lagi melihat kebersamaan mereka dengan kostum merah khas Bayern.

Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional