Berbeda dengan kebanyakan tim Eropa lain yang masih disibukkan oleh aktivitas transfer, Bayern München sudah memulai pramusim mereka sejak tanggal 6 Juli 2017 lalu. Padahal sebenarnya, Bundesliga sendiri baru akan bergulir pada 18 Agustus 2017, sepekan lebih lama ketimbang Liga Primer Inggris yang memulai liga pada 11 Agustus 2017. Well, persiapan tim bermental dan penuh tradisi juara memang berbeda.
Manuel Neuer dan kawan-kawan akan memainkan total 12 pertandingan pramusim yang sudah direncanakan sebelumnya. Laga-laga tersebut termasuk empat pertandingan International Champions Cup melawan tim-tim besar Eropa lain di Cina dan Singapura. Dua pertandingan sudah mereka mainkan, yakni melawan dua tim lokal, BCF Wolfrathausen dan FSV Erlangen-Bruck.
Selain skor kemenangan FC Bayern, di mana mereka menang 4-1 atas Wolfrathausen dan 9-1 atas Erlangen-Bruck, juga dimainkannya pemain-pemain muda Bayern yang bahkan Anda akan sulit mengeja namanya, ada satu hal menarik lain dari dua pertandingan ini. Perihal keputusan Carlo Ancelotti yang terus memainkan Kingsley Coman.
Coman bermain apik ketika FC Bayern menaklukan Wolfrathausen. Ia menjadi pemain yang berbahaya di area sayap. Memberikan asis dan membuat beberapa peluang. Sementara ketika die Roten menang besar atas Erlangen-Bruck, Coman tampil fantastis dan mencetak dua dari sembilan gol yang bersarang di gawang lawan. Dimainkannya terus Coman apakah berarti Carlo Ancelotti akan memberikan satu tempat di tim inti untuknya pada musim mendatang?
Ada banyak alasan mengapa Coman mungkin akan bermain di tim inti FC Bayern di musim mendatang. Alasan utama tentunya adalah sudah menuanya Arjen Robben dan Franck Ribery. Mereka berdua mungkin masih bisa banyak beraksi di liga domestik yang level kompetitifnya masih belum seberapa, tapi bagaimana dengan di Eropa? Rasanya duet Robbery (Robben dan Ribery) ini bakal banyak kesulitan berhadapan dengan tim di Eropa yang memiliki lini pertahanan lebih muda dan lebih segar.
Coman punya segalanya sebagai suksesor keduanya. Ia masih muda dan potensinya akan terus berkembang. Ia punya banyak pengalaman bermain di level tertinggi karena meskipun masih berusia 21 tahun, ia sudah memperkuat tim-tim besar Eropa seperti Paris Saint-Germain, Juventus dan tentunya kini, FC Bayern.
Coman punya catatan statistik yang lumayan mengingat selama ini ia lebih banyak bermain dari bangku cadangan. Karena andai tidak bagus-bagus amat, tentu FC Bayern tidak akan sampai berusaha mendapatkannya dengan meminjamnya terlebih dahulu selama dua musim dan kini mempermanenkannya.
Soal tandem di pos gelandang sayap, FC Bayern juga sudah mendapatkan Serge Gnabry dari Werder Bremen. Ditambah bocah ajaib asal Asia, Wooyeong Jeong yang juga baru saja mendarat, di masa mendatang mungkin kita akan melihat ketiganya bermain di sisi sayap FC Bayern sebagai suksesor duet Robben dan Ribery.
Author: Aun Rahman (@aunrrahman)
Penikmat sepak bola dalam negeri yang (masih) percaya Indonesia mampu tampil di Piala Dunia