Nasional Bola

Persekabpas-Persmin 2006: Duel Kuda Hitam Terbaik

Hendra Pandeynuwu beterbangan dan 94 menit yang tak terlupakan

Di Stadion Tri Dharma, Gresik, pemain Persmin sudah berselebrasi merayakan gol di menit keempat. Eugene Gray yang menanduk umpan dari tendangan bebas memang tidak langsung menyarangkan gol karena bola membentur mistar gawang, tetapi bola sapuan dari pemain Persekabpas justru kembali mengarah ke Gray dan Persmin unggul 1-0.

Unggul satu gol, Persmin bermain semakin rapat. Djet Donald berkali-kali mematahkan serangan Persekabpas. Kalaupun ia lolos, masih ada Hendra Pandeynuwu yang sangat sigap untuk terbang mengahalau tembakan maupun umpan silang pemain Persekabpas.

Persekabpas pun mengurung pertahanan Persmin, tapi mereka minim kreativitas karena Zah Rahan selalu ditempel minimal dua pemain Persmin. Asyik menyerang, Persekabpas lupa pertahanan. Sekitar seperempat jam berselang, gawang Persekabpas jebol untuk yang kedua kalinya lewat serangan balik cepat.

Daniel Campos melakukan aksi individu dan diakhiri dengan sontekan keras dari sudut sempit. Sebuah gol yang sangat berkelas. Dua gol Persmin unggul, dan jalan Persekabpas untuk mengejar ketertinggalan semakin terjal, karena lini belakang Manguni Makasiouw tak kunjung berhasil ditembus. Namun, mereka tidak patah arang.

Berbekal lini serang dahsyat dan didukung ribuan Sakeramania dari atas tribun, anak asuh Subangkit tak kenal lelah membombardir pertahanan Persmin. Pertandingan saat itu bisa dibilang hanya berlangsung setengah lapangan, karena Persmin menerapkan garis pertahanan yang sangat rendah, sedangkan tiga bek Persekabpas maju hingga garis tengah lapangan.

Siswanto dan Kasan Soleh sangat aktif menggempur dari sisi sayap, coba menarik pemain lawan untuk mengendurkan pengawalan pada Zah Rahan, sedangkan Alfredo Figueroa tak dapat berbuat banyak karena ia terkunci di lini depan.

Di babak kedua, Djoko Malis melakukan penyegaran di lini belakang dengan memasukkan Jalaludin, sedangkan Subangkit menambah penyerang dengan menurunkan Ahmad Junaedi. Dengan masuknya Junaedi, Persekabpas kini bermain dengan dua penyerang dalam formasi 4-4-2.

Akhirnya di masa injury time, momen dramatis itu pun tiba. Menit ke-93, Zah Rahan melakukan tendangan saat kemelut terjadi di kotak penalti Persmin. Bola membentur pemain Persmin dan masuk ke gawang Hendra yang sudah mati langkah. 2-1 skor sementara dan Persekabpas kian bernafsu menyamakan skor.

Satu menit kemudian, hasilnya sungguh di luar dugaan dan sangat dramatis. Supriyadi yang berposisi sebagai bek naik membantu serangan, dan mengirimkan umpan silang tepat di jantung pertahanan Persmin. Sebuah umpan yang sangat sederhana, dan seharusnya bisa dihalau dengan mudah, Namun, para penggawa Persmin yang dilanda keletihan sudah hilang konsentrasi.

Ahmad Junaedi berdiri bebas dan menanduk bola dengan akurat. Gawang Hendra Pandeynuwu bobol untuk kedua kalinya. Para pemain Persekabpas merayakannya dengan penuh suka cita, ribuan Sakeramania bersorak sorai, tak terkecuali sosok lelaki tambun yang bertelanjang dada dan mengecat seluruh tubuhnya dengan warna putih.

Sebuah pertandingan yang sangat seru, sangat berkualitas. Menurut saya, hingga bertahun-tahun kemudian belum ada yang menyaingi keharuan di laga Persekabpas kontra Persmin ini. Bahkan, final antara Persik melawan PSIS yang golnya juga terjadi di menit-menit akhir menurut saya belum bisa menyamai bobot drama yang tersaji di Gresik.

Skor 2-2 tersebut memang merupakan antiklimaks bagi Persmin. Mereka baru mengumpulkan dua poin dari dua pertandingan, tapi pada akhirnya tetap bisa melaju ke semifinal setelah menahan imbang Persija 0-0 di pertandingan terakhir. Dengan kata lain, Persmin lolos dari babak 8 besar dengan tiga hasil imbang, tanpa satupun kemenangan dan kekalahan.

Sebaliknya di kubu Persekabpas, dua gol dramatis saat melawan Persmin semakin membangkitkan kepercayaan diri mereka. Di laga terakhir kontra PSM Makassar, Juku Eja mereka gebuk dengan skor 5-1. Siswanto mencetak hattrick, kemudian Kasan Soleh dan Zah Rahan masing-masing menyumbang satu gol.

Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.