Nasional Bola

Calon Tim Juara Liga 1: Madura United

Madura United memang tengah mengalami penurunan performa di paruh kedua musim ini. Setelah mengakhiri putaran pertama dengan memimpin klasemen, kini Laskar Sapeh Kerrab terlempar dari posisi tiga besar dengan jarak lima poin dari Bhayangkara FC di posisi puncak, hingga pekan ke-26.

Meski selisih poinnya cukup jauh ditambah sisa pertandingan yang termasuk berat, Madura United tetap memiliki peluang untuk mengakhiri Go-Jek Traveloka Liga 1 musim perdana dengan mahkota gelar juara. Apa saja keunggulan mereka dan kendala apa yang akan dialami?

Berikut ini adalah ulasannya, yang kami racik berdasarkan performa Madura United musim ini, ditambah beberapa penggalan wawancara penulis dengan Mamad Taufik, admin akun Twitter @KConk1Dhere:

Kredit: Madura United

Kelebihan

33 gol yang dicetak Madura United di kandang merupakan torehan terbanyak kedua di bawah Bali United hingga pekan ke-26. Meratanya kekuatan di lini belakang hingga lini serang klub kebanggaan K-Conk Mania ini merupakan senjata utama Gomes de Olivera dalam memperebutkan gelar juara Go-Jek Traveloka Liga 1.

Baca juga: Teror Lini Depan Madura United

Di lini belakang, berdiri kokoh dua palang pintu tinggi besar bernama Fachruddin Aryanto dan Fabiano Beltrame. Kemudian di lini tengah, trio Asep Berlian, Slamet Nurcahyo, dan Dane Milovanović sudah terkenal ketangguhannya sejak putaran pertama, sedangkan sektor sayap merupakan posisi dengan jumlah pemain yang melimpah.

“Sayap kita itu melimpah. Ada Bayu Gatra, Engelberd Sani, Greg Nwokolo, dan Saldy (pemain muda asal Makassar yang bagus sebenarnya, dan sempat rutin main di awal kompetisi)”, ujar Mamad menambahi.=

Ditambah dengan daya ledak Thiago Furtuoso yang sudah mencetak gol debutnya atau Peter Odemwingie jika sudah kembali merumput, Madura United adalah tim dengan materi pemain yang luar biasa.

Lalu bagaimana dengan posisi kiper? Meski jarang mendapat sorotan karena pamornya kalah dengan nama-nama besar di lini depan, tapi sektor penjaga gawang di Madura United juga bisa menjadi penentu gelar.

Ketika dimintai pendapat terkait hal ini, Mamad mengatakan bahwa kiper-kiper Madura United memiliki kemampuan yang setara. “Selain Herry Prasetyo dan Cecep (yang dimainkan lawan Arema), masih ada Panggih Prio Sembodo. Panggih ini pemain muda, kalau tidak salah umur 20 tahun. Anggota Polri juga, bertubuh jangkung. Dia sempat dimainkan beberapa kali di putaran pertama.”

Selain itu, komposisi tim yang sudah terbentuk sejak pagelaran Torabika Soccer Championship (TSC) 2016 lalu juga menjadi keuntungan tersendiri, yang membuat para pemain Madura United memiliki kedekatan di atas lapangan.

Komposisi pemain utama Madura United musim ini sebagian besar memang sudah menjadi pilar tim di TSC musim lalu. Berbekal waktu bermain yang telah banyak mereka lakoni bersama, kerja sama tim dapat berjalan lebih lancar dan meminimalisir salah pengertian di atas lapangan.

Kredit: Madura United

Kekurangan

Chemistry antarpemain yang sudah terjalin dengan baik memang bisa menjadi kartu penting bagi Madura United untuk merengkuh titel juara, tapi jarangnya Gomes de Olivera melakukan perubahan pada skema permainan timnya bisa berbuah petaka.

Pola 4-3-3 sudah menjadi pakem Madura United sejak tampil di TSC 2016. Trio Asep Berlian – Slamet Nurcahyo – Dane Milovanović pun sudah saling bekerja sama sejak musim lalu, maka dari itu musim ini mereka bisa langsung tancap gas sejak awal musim. Namun permasalahannya adalah, bagaimana jika ada yang absen?

Kekhawatiran ini sempat terjadi setelah Dane menderita cedera kepala ketika melawan Semen Padang di putaran pertama. Di pertandingan yang berakhir dengan skor 6-0 untuk kemenangan Madura United itu, Dane mendapat benturan keras di kepalanya dan kabarnya sempat mengalami gangguan mental.

Akibatnya, setelah Dane absen, ritme permainan Madura United terganggu dan mereka sempat mengalami periode negatif. Gagal menang di empat pertandingan (kontra Bali United, Mitra Kukar, Persija, Perseru), dan posisi mereka merosot ke peringkat lima.

Solusi untuk mengatasi absennya Dane juga sudah dilakukan Madura United, tapi tak ada yang membuahkan hasil maksimal. Mulai dari merekrut Cameron Watson, hingga memainkan Fandi Eko Utomo, tak ada satu pun yang bisa menggantikan peran Dane di lini tengah Madura United.

Kendala tersebut juga terjadi di lini depan. Sejak absennya Odemwingie, Madura United sempat kelimpungan mencari skema terbaik. Di putaran kedua ini mereka kemudian mendatangkan Thiago Furtuoso dari Bhayangkara FC, tapi pemain yang bersangkutan masih kesulitan menemukan performa terbaiknya di Madura United, kendati sudah mencetak gol pertamanya kemarin (26/9).

Padahal, keberadaan Furtuoso bisa membuat skema yang diterapkan Madura United menjadi lebih bervariasi. “Sebenarnya, kehadiran Furtuoso bisa menambah kedalaman skuat. Sekaligus memberi alternatif bagi Gomes agar mau bermain dengan skema berbeda selain 4-3-3 yg pakem ia pakai sejak TSC lalu”, ujar Mamad menanggapi situasi Furtuoso.

Selain persoalan taktikal, kendala lain yang akan dihadapi Madura United di sisa musim ini adalah jadwal pertandingan. Dari delapan laga tersisa, hanya tiga yang dimainkan di kandang, bahkan mereka harus bertandang di tiga laga beruntun. Setelah melawat ke kandang Persegres tadi malam, Madura United akan melanjutkan perjalanan ke markas Persipura dan Semen Padang.

Selanjutnya, jadwal berat juga akan kembali menyambut mereka mulai pekan ke-30. Madura United akan melawat ke kandang Persib, Persiba, dan PSM. Untuk partai kandang, tugas berat juga menanti mereka karena Bhayangkara FC akan datang di pekan ke-31.

Pemain kunci

Dane Milovanovic

Dane Milovanović

Bukan Peter Odemwingi, bukan Greg Nwokolo, bukan pula Slamet Nurcahyo, tapi Dane Milovanović-lah yang akan menjadi aktor kunci dalam perjalanan Madura United di sisa musim ini. Berperan sebagai gelandang box-to-box, Dane merupakan tandem yang pas bagi Asep Berlian.

“Asep bagus sebagai gelandang perusak, bagus saat intersep ataupun merebut bola dari lawan. Sementara itu, Dane sangat dibutuhkan untuk mengalirkan bola dari belakang ke Slamet, lini depan, maupun sektor sayap. Dane dan Asep ini penopang paling tepat di belakang Slamet, dan sudah terbukti cocok sejak TSC 2016 lalu”, ujar Mamad menambahi.

Seleksi umpan Dane memang salah satu yang terbaik musim ini. Tidak hanya di Madura United, tapi juga dari beberapa gelandang papan atas di Go-Jek Traveloka Liga 1. Selain itu, tendangan jarak jauh Dane yang akurat juga bisa menjadi solusi di kala tim mengalami kebuntuan. “Setahu saya, dia juga eks Timnas U-19 Australia”, lanjut Mamad.

Walaupun perannya akan sangat krusial, tapi seperti yang telah disinggung sebelumnya, kondisi fisik Dane yang baru sembuh dari cedera panjang juga harus mendapat perhatian lebih. Pendapat ini juga disetujui Mamad yang mengatakan bahwa secara fisik Dane masih butuh tempaan agar dapat segera kembali ke performa terbaiknya.

Kredit: Madura United

Prediksi di pertandingan sisa

Seperti yang telah dituliskan di halaman kedua, Madura United memiliki jadwal sisa yang sangat sangat berat. Sengaja saya tuliskan kata “sangat” dua kali, karena memang jadwalnya begitu berat. Akan tetapi, masih ada harapan untuk mereguk poin penuh, minimal di dua pertandingan

Pekan Lawan

Kandang (K) / Tandang (T)

Hasil

Putaran Pertama

27 Persipura (T) 2-0
28 Semen Padang (T) 6-0
29 Borneo FC (K) 0-3
30 Persib (T) 3-1
31 Bhayangkara FC (K) 1-2
32 Persiba (T) 1-0
33 Barito Putera (K) 2-2
34 PSM (T) 1-0

 

Dengan asumsi perebutan gelar juara Go-Jek Traveloka Liga 1 akan berlangsung hingga akhir musim, maka peluang terbesar Madura United untuk meraih tiga poin ada di laga kontra Semen Padang dan Barito Putera.

Mengapa hanya dua? Karena Semen Padang sedang dalam tren buruk, tak peduli bermain di kandang maupun tandang, sedangkan Barito Putera tidak terlalu bagus dalam laga away, walaupun beberapa kali sempat mencuri angka seperti melawan Bhayangkara FC, Perseru, dan Semen Padang.

Untuk pertandingan kontra Borneo FC, Persib, dan Persiba, ketiganya akan menjadi laga yang 50:50 bagi Madura United.

Borneo FC meskipun musim ini rekor tandangnya sangat buruk, tapi di bawah arahan Iwan Setiawan, penampilan mereka mulai membaik, dengan organisasi pertahanan yang rapi. Kemudian di pekan berikutnya, Persib tetaplah lawan yang alot ditundukkan di kandangnya, terbukti dengan banyaknya hasil imbang yang terjadi di sana.

Lalu bagaimana dengan lawatan ke Stadion Batakan? Ini juga akan menjadi laga yang rawan membuat Madura United terpeleset. Meskipun Persiba berkutat di papan bawah, hingga tulisan ini dirilis mereka telah meraih dua kemenangan di Batakan, atau jika dirunut lebih ke belakang, Persiba selalu meraih poin penuh dalam empat pertandingan terakhir mereka di kandang.

Sisanya, yaitu Persipura, Bhayangkara FC, dan PSM, jelas bukan lawan enteng karena merekalah pesaing utama Madura United dalam perebutan trofi. Mencuri poin di Stadion Mandala dan Stadion Mattoanging tentu akan sangat sulit, sedangkan Bhayangkara FC merupakan tim yang tidak sungkan untuk membawa pulang tiga poin dari kandang lawan.

Meski cukup berat, tetapi segala kemungkinan bisa terjadi di sepak bola. Untuk menjadi juara liga, sebuah tim tak harus berlama-lama berada di pucuk klasemen, Lazio musim 1999/2000 contohnya.

Salam settong dhere, Mad Ruji (Madura Rukun dan Terpuji).

Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.