
13 tahun berlalu sejak malam itu. Pencinta sepak bola pasti mengingatnya. Malam di mana dua tim underdog bertanding memperebutkan piala bergengsi yang diperebutkan klub-klub top Eropa. Arena AufSchalke, Gelsenkirchen, Jerman, yang merupakan markas dari Schalke 04, menjadi saksi bisu pertandingan antara Monaco dan Porto.
Kedua tim menjalani proses yang berbeda untuk menuju final. AS Monaco menjadi juara Grup C, yang berisi tim-tim seperti Deportivo La Coruna, PSV Eindhoven dan AEK Athens. Setelahnya, laju Monaco tak berjalan mulus.
Menghadapi Lokomotiv Moskow di kandang lawan, mereka sempat mengalami kekalahan di laga pertama dengan skor 2-1, namun akhirnya mereka lolos ke babak selanjutnya berkat gol away karena menang 1-0 di kandang sendiri. Pun begitu saat menghadapi tim raksasa Spanyol, Real Madrid.
Kalah saat bertandang dengan skor 4-2, mereka secara mengejutkan membalas ketertinggalan dengan menang atas Madrid 3-1. Di semifinal, tim yang dilatih oleh Didier Deschamps kala itu berhasil menang melawan Chelsea.
Tak seperti Monaco, FC Porto sebagai runner-up menemani Real Madrid lolos Grup F. Menghadapi Manchester United di fase knockout, mereka hampir gagal lolos ke babak selanjutnya apabila pemain mereka saat itu, Costinha, tidak mencetak gol di menit-menit terakhir pada leg kedua di Old Trafford. Selanjutnya, mereka mengalahkan Lyon dan Deportivo, sebelum akhirnya mencapai final.
Final 2004 menjadi catatan manis bagi beberapa orang, termasuk pelatih Porto kala itu, Jose Mourinho. Mengandalkan pemain-pemain seperti Deco, Ricardo Carvalho, dan Paulo Ferreira, Mourinho berhasil mengalahkan skuat Deschamps, yang saat itu berisi pemain-pemain seperti Ludovic Giuly, Patrice Evra, dan Fernando Morientes. Mourinho pun merengkuh trofi Liga Champions pertamanya, sebelum akhirnya pindah dan sukses di Chelsea.
13 tahun kemudian, pertandingan antara Monaco dan Porto kembali terjadi. Kali ini dalam laga yang lebih sederhana, babak penyisihan grup. Radamel Falcao yang sekarang memimpin pasukan Monaco. Performa El Tigre yang sedang naik diharapkan mampu menjebol gawang Porto, yang dikawal kiper veteran Spanyol, Iker Casillas. Sayang ketajaman dalam membuat gol kalah saing dengan Vincent Aboubakar di pertandingan kali ini. Dua gol yang dibuat Aboubakar dan satu gol yang dibuat Miguel Layun, memperpanjang luka lama yang diderita Monaco.
Ada uang dari pengusaha Rusia dan magis El Tigre F, melawan Porto, anak asuh Leonardo Jardim tetap saja kalah 3-0, sama seperti 13 tahun lalu.
Author: Budy Darmawan (@budydiew)
Penyuka sepak bola