Eropa Lainnya

Deco: Cinta Ada Karena Terbiasa

Tepat ketika menginjak usia 15 tahun, ia menerima kontrak profesional bersama Corinthians. Pemain kelahiran 27 Agustus 1977 ini lahir di Sao Bernardo do Campo, Sao Paulo, menjadi anak ketiga dari enam bersaudara, dan menjadi remaja dengan berkah sepak bola di kakinya. Lahir dengan nama Anderson Luis de Souza, dunia mengenalnya dengan nama sangat sederhana: Deco.

Sejak remaja, sejak sebelum mendapatkan kontrak profesional, Deco memang menonjol di antara teman-temannya. Sejak belia, Deco sudah menunjukkan kontrol bola yang mengagumkan. Anggun, adalah salah satu kata yang digunakan kala itu untuk menggambarkan kemampuannya mengendalikan si kulit bulat.

Saat itu sekitar tahun 1997, Deco masuk dalam skuat Corinthians untuk kompetisi lokal di Sao Paulo. Kompetisi lokal tersebut menjadi magnet bagi para pencari bakat, baik dari dalam Brasil maupun luar negeri. Salah satu pencari bakat yang hadir bernama Toni, salah satu legenda Portugal. Ia menyaksikan seorang anak muda yang mengagumkan.

Mengagumkan adalah kata yang ia pilih. Deco seperti mengajari anak-anak lain cara mengontrol bola yang baik. Lembut sekali ia menjinakkan bola. Keseimbangannya sangat terjaga dan Deco muda sudah menjadi pusat permainan timnya. Hanya butuh satu pertandingan bagi Toni untuk yakin bahwa Deco harus terbang ke Portugal.

Pemain dengan mata sayu ini tiba di Portugal, tanah kelahiran kakeknya, di usia 19 tahun. Tepatnya bergabung dengan Benfica dan memang sungguh disayangkan, Deco tak berkembang. Bukan karena bakatnya menguap, namun karena pelatih Benfica saat itu, enggan membuka mata untuk kualitas Deco.

Saat itu, Benfica dilatih Graeme Souness, dan pelatih asal Skotlandia ini lebih memilih memainkan Mark Pembridge dan Steve Harkness. Deco sendiri langsung dipinjamkan ke Alverca selama satu musim penuh. Masa peminjaman yang menjadi mimpi buruk, anjloknya performa, dan kehilangan kepercayaan dari klub yang membawanya ke Portugal.

Maka ketika Deco dilego ke Salguieros, suporter Benfica tak ambil pusing. Ia hanyalah satu dari banyak anak muda yang gagal, yang tak perlu disesali kepergiannya.

Previous
Page 1 / 3