Nasional Bola

Benarkah Rysbek Shekerbekov adalah Kazuki Ito-nya Liga 1?

Laga antara PSM Makassar menghadapi Mitra Kukar. Kredit: PSM Makassar

Tergantung gaya bermain kedua tim

Dari kelima pertandingan tersebut, jumlah kartu terbanyak tersaji di pertandingan PSM-Mitra Kukar, Borneo FC-Bali United, Semen Padang-Bhayangkara FC, dan PS TNI-Madura United. Hanya Persija-Persiba yang minim kartu karena hanya satu kartu kuning yang keluar dari kantongnya saat itu.

Mengapa bisa seperti itu? Salah satu penyebabnya adalah gaya bermain tim itu sendiri.

Persija merupakan salah satu tim dengan jumlah pelanggaran terbanyak, tapi ketika melawan Persiba Balikpapan, mereka tidak banyak melakukan pelanggaran karena lawannya tidak memberi ancaman berarti ke pertahanan mereka. Tribes bisa melihat kembali tabel di atas, hanya Sandi Darma Sute yang menerima kartu, itupun karena sudah menjadi resikonya sebagai gelandang jangkar.

Kemudian untuk laga PSM-Mitra Kukar dan Borneo FC-Bali United, jumlah kartu yang melayang dari kantong Rysbek masih terbilang standar. Lalu bagaimana dengan pertandingan Semen Padang-Bhayangkara FC dan PS TNI-Madura United?

Menurut saya ada, dua poin yang bisa menjelaskan peristiwa hujan kartu di pertandingan tersebut, yaitu perbedaan kualitas selain gaya bermain kedua tim.

Semen Padang dan PS TNI adalah penghuni papan bawah, sedangkan Bhayangkara FC dan Madura United merupakan calon juara. Adalah hal yang lumrah jika sebuah kesebelasan banyak melakukan pelanggaran apabila kualitas lawan yang dihadapi jauh di atas mereka. Tujuannya tentu saja untuk menghentikan laju serangan dan merusak tempo permainan sang lawan.

Itulah mengapa Semen Padang yang merupakan salah satu kesebelasan dengan jumlah pelanggaran terminim, sampai mendapat hadiah empat kartu kuning dan satu kartu merah. Pemain-pemain yang mendapat kartu pun memang bermain di posisi yang rawan terkena hukuman, yaitu Elfis Harewan dan Rudi (gelandang tengah), lalu Agung Prasetyo (bek tengah). Perkecualian terjadi untuk Boas Atururi (gelandang kiri), karena kartu kuning keduanya terjadi lantaran ia terpancing emosinya saat beradu argumen dengan Paulo Sérgio.

Kemudian untuk delapan kartu kuning plus satu kartu merah yang menghiasi laga PS TNI kontra Madura United, hal itu sudah diprediksi banyak pihak sebelumnya, karena kedua tim merupakan kesebelasan yang mengusung gaya permainan keras. The Army sebelum pertandingan sudah mengumpulkan 75 kartu kuning, sedangkan Madura United merupakan salah satu klub dengan jumlah pelanggaran terbanyak.

Ketika keduanya diadu, hampir bisa dipastikan bahwa laga keras nan panas akan terjadi di atas lapangan, yang berujung pada keputusan Rysbek untuk mengeluarkan total sembilan kartu plus mengusir manajer Madura United dan satu pemain Madura dari pinggir lapangan malam itu.