“Kami dalam performa yang baik untuk melawan Manchester City setelah pekan lalu mengalahkan Arsenal 4-0.”
Setelah komentar ini, Alex Oxlade-Chamberlain dan klub barunya, Liverpool, sudah gagal meraih kemenangan dalam empat laga. Tepat beberapa hari setelah mengucap kalimat sakti tersebut di konferensi pers pertamanya, Chambo, sapaan akrab eks pemain Arsenal ini, langsung melakukan laga debut kontra City dan dipermak habis dengan skor telak 5-0.
Setelahnya, berturut-turut The Reds gagal menang di tiga laga berikut. Usai imbang 2-2 di laga perdana Liga Champions di Anfield melawan Sevilla, anak asuh Jürgen Klopp kembali gagal meraih tiga angka di kandang usai ditahan imbang tamunya, Burnley, dengan skor sama kuat, 1-1. Nasib buruk itu berlanjut tadi dini hari, ketika Chambo turun pertama kali sebagai pemain inti. Di laga Carabao Cup putaran ketiga, Chambo dan kawan-kawan main barunya tunduk 2-0 dari tuan rumah Leicester City berkat gol Shinji Okazaki dan Islam Slimani.
Sebenarnya tidak ada yang salah dari Liverpool tadi malam. Philippe Coutinho turun dari menit awal, begitu pun Chamberlain dan sang kapten, Jordan Henderson. Untuk membuatnya semakin miris, Andrew Robertson dan Georginio Wijnaldum juga main dari menit pertama dan The Reds masih saja menelan kekalahan.
Kartu merah Sadio Mane, kekalahan telak atas City, rapuhnya lini belakang, hingga kekalahan di Carabao Cup, semakin membuat puja-puji yang mengaliri Liverpool seusai membantai Arsenal beberapa minggu lalu, menguap entah ke mana. Setelah Arsenal berhasil perlahan bangkit dari periode buruk di awal musim, Liverpool malah mengalami tren penurunan yang masif.
Lini serang ditinggal Mane selama tiga laga di Liga Primer. Di kompetisi Eropa, lini belakang The Reds yang dikawal Dejan Lovren, Joel Matip, dan Ragnar Klavan, terlihat minim pengalaman dan terasa medioker meladeni ketatnya turnamen Eropa. Dua gol yang dicetak Sevilla menunjukkan bahwa lini serang tangguh yang dimiliki Klopp tak sebanding dengan keroposnya lini belakang The Anfield Gank.
Hal ini diperparah dengan belum kembalinya performa Philippe Coutinho selepas sembuh dari cedera dan mengembalikan lagi isi kepalanya untuk bermain total bersama Liverpool. Ketika Coutinho sudah mampu tampil brilian bersama Brasil, nyatanya, ia justru belum fit sepenuhnya untuk bermain total bagi The Reds. Entah kegagalan pindah ke Barcelona yang masih membayangi atau alasan lain, yang pasti, situasi di ruang ganti sedang berada di titik yang tidak baik.
Kegagalan meraih kemenangan dalam empat laga plus kepastian tersingkir dari Carabao Cup, membuat Liverpool dan rekrutan barunya di deadline day kemarin, Alex Oxlade-Chamberlain, dikaitkan lekat dengan ketidakberuntungan yang menohok. Sejak merekrut eks didikan Southampton tersebut, The Reds belum jua meraih kemenangan. Dan sampai Liverpool meraih kemenangan nantinya, jinx terkait transfer Chamberlain masih menjadi lelucon yang lucunya tak akan berkurang walau diulang-ulang berkali-kali tiap pekannya.
Semoga lekas menang….
Oleh: redaksi