Nasional Bola

Fanshop FC: “Ini Cara dan Proses Kami untuk Melihat Indonesia di Piala Dunia”

Pengalaman bertanding di Piala Menpora, akademi, dan rencana ke depan

Fanshop FC kemudian bertanding di Piala Menpora 2017. Mereka berhasil keluar sebagai juara di wilayah regional Jawa Barat setelah berhasil menang atas Kabomania Bogor dengan skor telak 3-0 di Stadion Persikas, Subang. Fanshop FC kemudian  berhak mewakili Provinsi Jawa Barat di level nasional. Cerita selanjutnya seperti yang sudah diketahui, anak-anak muda ini kemudian berhasil menjadi juara.

Banyak kisah dalam keberjalanan Fanshop FC berlaga di Piala Menpora. Mulai dari ketika akan berangkat tidak mendapatkan banyak dukungan dari publik, dalam hal ini adalah pejabat daerah. Juga soal kondisi ketika mereka bertanding di Magelang, para pemain mesti berdesak-desakan di kamar hotel.

“Sejauh ini belum ada perhatian yang benar-benar serius dari pemerintah daerah. Yang paling kentara tentunya ketika kami akan berangkat. Sementara daerah-daerah lain dilepas oleh pimpinan daerah masing-masing, ketika kami akan berangkat, justru tidak ada pelepasan dari pemerintah daerah sama sekali.”

“Ketika bertanding di Magelang pun kondisi sebenarnya agak sulit. Pemain kami mesti berhimpitan karena akomodasi dari panitia memang hanya memberikan kamar untuk 20 pemain saja. Sementara kami membawa lebih. Tetapi perjuangan anak-anak terbayar sudah. Mereka berhasil menjadi juara, dan dijanjikan pergi ke Spanyol,” tambah Firman.

Kesuksesan meraih Piala Menpora 2017 ini membuat Firman dan Fahyol mempersiapkan Fanshop FC menuju arah selanjutnya. Soal pembentukan akademi menjadi target utama. Tujuannya agar lebih ajeg dan bisa berkompetisi di berbagai kelompok usia.

“Sekarang masih didiskusikan. Tetapi ke depannya kami ingin membentuk akademi. Lagi-lagi soal keresahan. Kami tidak bilang yang ada sekarang itu buruk. Tetapi apakah di Indonesia ini ada akademi yang benar-benar ideal? Baik secara sistem pengajaran dan juga kualitas didikannya. Karena seringnya di Indonesia soal akademi masih tercampur baik sistem dan pemahamannya dengan Sekolah Sepak Bola (SSB).”

“Kami berharap ke depannya bisa membentuk akademi yang benar-benar ideal. Mungkin dimulai dari usia 16 tahun dulu karena kompetisinya di Indonesia juga benar-benar ada dan jadi langkah sebelum masuk tim muda sebuah klub. Yang ke depannya juga diharapkan bisa berkontribusi untuk Persib, dan lebih jauh lagi bisa berkontribusi untuk Indonesia. Karena kami adalah suporter yang juga memendam mimpi seperti kebanyakan orang Indonesia. Melihat negeri ini bisa tampil di Piala Dunia. Dan ini cara dan proses dari kami untuk menuju hal tersebut,” pungkas Fahyol.

Author: Aun Rahman (@aunrrahman)
Penikmat sepak bola dalam negeri yang (masih) percaya Indonesia mampu tampil di Piala Dunia