Bila barisan pertahanan lawan melihat trio MNC, yang terdiri dari Kylian Mbappe Lottin, Neymar, dan Edinson Cavani, berada di barisan penyerang, mungkin mereka akan merasa ngeri. Bagaimana tidak? Mbappe yang sebelumnya adalah pemain AS Monaco, sudah menunjukkan tajinya musim lalu. Kegemilangan pemain muda berbakat dari Prancis ini memikat banyak klub besar di Eropa, sebelum akhirnya hijrah ke klub rival, Paris Saint-Germain (PSG).
Siapa juga yang tidak mengenal Neymar? Bagaimana menakutkannya dia ketika masih berseragam Barcelona dan gol-gol yang dihasilkannya bersama Lionel Messi dan Luis Suarez. Cavani sendiri bisa dibilang pemain paling tajam PSG dan sudah dikenal sebagai predator tangguh. Total dia mencetak 48 gol di semua kompetisi musim lalu.
Umur trio ini masih seumur jagung. Baru ‘terbentuk’ pada tangal 9 September lalu, tepatnya ketika PSG bertamu ke kendang Metz, mereka langsung menyebar teror. PSG berhasil melibas Metz dengan skor telak 5-1, dengan dua gol dari Cavani, satu gol dan satu asis dari Neymar, serta sebuah gol dari Mbappe.
Pertemuan dengan Celtic FC (13/9) di ajang Liga Champions juga tak jauh berbeda. Lagi-lagi menang dengan skor telak dan lagi-lagi trio MNC berkontribusi terhadap kemenangan itu. Mereka benar-benar fantastis, namun, jika kalian melihat daftar pencetak gol di pertandingan PSG dengan Olympique Lyonnais dini hari tadi, mungkin Anda akan dibuat kecewa.
Bermain di kandang sendiri di Stadion Parc des Princes, PSG justru kesulitan membuat gol. Di menit-menit awal justru Lyon yang memberikan tekanan lewat tendangan Memphis Depay yang masih bisa ditangkap. Barulah di menit ke-13 mesin serang PSG mulai panas.
Tendangan Thiago Silva di dalam kotak penalti masih melambung jauh di atas gawang setelah mendapat umpan ciamik dari Neymar. Gempuran-gempuran dari PSG mulai berdatangan setelahnya, namun kedisiplinan barisan pertahanan Lyon membuat barisan penyerang PSG, terutama MNC, dibuat sakit hati. Duet Marcelo Antonio dan Jeremy Morel di tengah serta Kenny Tete dan Ferland Mendy di kanan-kiri pertahanan berhasil meredam serangan-serangan Les Parisiens. Babak pertama berakhir dengan skor kacamata.
Di babak kedua, PSG tidak mengendurkan serangan. Penampilan kiper Lyon, Anthony Lopes, patut diacungi jempol. Setelah sebelumnya menepis tendangan Neymar di babak pertama, dia juga melakukan penyelamatan gemilang di babak kedua dengan menggagalkan eksekusi tendangan bebas Neymar.
Lyon mendapatkan dua kesempatan emas beruntun. Tendangan penjuru Depay disambut sundulan dari Lucas Tousart yang masih bisa diblok oleh Silva. Bola yang masih hidup jatuh ke kaki Tanguy NDombele, yang melakukan tendangan spekulasi namun hanya menggetarkan tiang gawang.
Gol yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga, tapi tidak dari salah satu trio MNC. Pemain pengganti, Lo Celso, berhasil melewati Tete dan langsung memberikan umpan ke Cavani yang lansung disambarnya. Sentuhan terakhir ada di bek Lyon, Marcelo, yang membelokan bola menuju gawangnya sendiri. Skor berubah menjadi 1-0 di menit ke-76.
Cavani mendapatkan kesempatan mencetak gol melalui titik penalti setelah Mbappe dijatuhkan Mendy di kotak terlarang. Mungkin terselip doa dari Neymar yang terlihat ingin mengambil penalty namun ditolak penyerang asal Uruguay tersebut dan eksekusi Cavani berhasil digagalkan Lopes.
PSG berhasil menambah gol namun lagi-lagi bukan dari trio MNC. Pada menit ke-87, Neymar melancarkan umpan terebosan ke Mbappe. Tendangan Mbappe berhasil ditepis Lopes, namun sayang bola memantul ke arah Morel dan langsung melewati garis gawang. PSG berhasil memenangkan pertandingan lewat dua gol bunuh diri pemain Lyon.
Kita memang tidak bisa menilai hanya dari pertandingan ini saja. Gagalnya trio MNC mencetak gol bisa jadi menimbulkan tanda tanya, apakah uang yang digelontorkan berbanding lurus dengan apa yang dihasilkan? Walaupun ada faktor MNC di balik dua gol bunuh diri, para penggemar mungkin kecewa karena tidak bisa melihat MNC mencetak gol. PSG tetap menang, meski tak ada “uang” di daftar pencetak gol.
Author: Budy Darmawan (@budydiew)
Penyuka sepak bola