Gelandang bertahan: Ansar Razak dan Syamsul Chaeruddin
Satu nama yang tak bisa dilupakan segenap pendukung PSM adalah Ansar Razak. Seperti halnya Antonio Puerta di Sevilla, Ansar meninggal dunia justru ketika dirinya berada di puncak karier. Pada tahun 1998, gelandang asli Sulawesi Selatan ini berpulang ke hadapan Tuhan pada saat sedang menjabat sebagai kapten dan gelandang bertahan Juku Eja. Ansar juga pada pengujung usianya sempat menjadi bagian skuat Indonesia untuk Piala Asia 1996.
Satu putra daerah lain yang tak boleh terlupakan adalah Syamsul Chaeruddin. Gelandang ikonik ini sudah menjadi idola pendukung PSM dalam 17 tahun terakhir. Meski belum pernah mengantarkan Juku Eja menjadi juara, Syamsul sangat disegani karena lama menjadi kapten PSM. Selain itu, ia juga memperkuat timnas Indonesia di Piala Asia 2004 dan 2007.
Gelandang serang: Carlos de Mello, Luciano Leandro, dan Wiljan Pluim
Kira-kira bisakah satu tim memainkan tiga playmaker sekaligus? Karena di sini kita hanya berandai-andai, mungkin tidak ada salahnya memasukkan tiga nama playmaker asing terbaik yang pernah berseragam Juku Eja. Alangkah serunya jika Carlos de Mello bekerja sama dalam satu tim dengan Luciano Leandro dan Wiljan Pluim.
Carlos de Mello lebih dikenang orang dengan tubuhnya yang tambun, tapi pada masanya, ia merupakan pemain genius yang terkenal dengan umpan-umpan matangnya. Pria Brasil ini juga merupakan pemain kunci PSM yang memenangi final Liga Indonesia 2000 di Stadion Utama Gelora Bung Karno.
Gelandang Brasil lain, Luciano, hanya sebatas nyaris mengantarkan PSM ke tangga juara, yaitu ketika mencapai final Liga Indonesia 1996. Namun, pria yang memiliki hotel di Brasil bernama ‘Hotel Makassar’ ini menjadi idola karena setia membela PSM selama empat tahun. Ironisnya, Luciano justru meraih gelar juara Liga Indonesia dengan mengalahkan PSM di final tahun 2001. Ia juga gagal total ketika kembali ke Makassar sebagai pelatih PSM untuk kompetisi Torabika Soccer Championship (TSC) 2016.
Terakhir, masuknya nama Wiljan Pluim di daftar ini adalah pengakuan atas kontribusi sang pemain selama satu setengah musim terakhir. Sejak putaran kedua TSC 2016, gelandang asal Belanda ini sudah memukau penonton Indonesia dengan kemampuan mengolah bolanya yang di atas rata-rata dan tendangan jarak jauhnya yang sering berbuah gol.